7

2.3K 136 1
                                    

Tandai typo!

***

Srek!

Gadis di bawah selimut itu mendesis kesal ketika tirai kamarnya dibuka sehingga panasnya mentari menyengat wajahnya. Ketika matanya terbuka, pemandangan yang ia lihat adalah wajah garang mamanya, Raespati sedang berkacak pinggang berdiri di depan jendela membuat ia seperti bidadari karena cahaya di belakangnya.

"Bangun sayang! anak cewek gak boleh pemalas," seru Raespati menyibak selimut putri kesayangannya.

"Hishh, gak mau, Sandra masih mau bobo," gadis itu masih mau bersembunyi di bawah selimut mengabaikan singa betina yang siap menerkam dirinya.

"Euggh... ayolah ma," suara memelas Sandra keluarkan berharap ia diberi pengertian. "Hng! Ya, Sandra bakal bangun jam 9 ma."

Sekarang waktu masih menunjukan pukul tujuh membuat sang mama mendengus kasar lalu membiarkan putri kecilnya itu kembali tidur. Semalam gadis kecilnya dihukum satu rumah karena berbuat ulah, hukumannya adalah berdiri mengangkat sebelah kaki lalu menghadap tembok selama setengah jam.

"Yaudah, jangan lama-lama. Mama masin mentolerir, jangan terlambat makan," pasrah Raespati meninggalkan kamar bernuansa putih itu.

***

"KAMI ANAK INDONESIA!!!" Suara cempreng itu begitu mengganggu pengguna jalan.

Bagaimana tidak, tujuh gadis dengan tinggi berbeda dengan seragam sekolah elite sedang berjalan di trotoar sambil menyanyi bak pengemis.

"Dek! Itu suaranya dikecilin bisa gak?" Tegur salah satu bapak-bapak.

Zahra mendelik sinis, "Ya gak bisa lah pak! Hak kita dong, masa bapak mau jadi kriminal karena ambil hak kita, generasi bangsa ini."

Si bapak melongo mendengar jawaban gadis itu.

"Indonesia itu negara yang menjunjung hak asasi manusia pak," timpal Kayra membenarkan ucapan Zahra.

"Tapi kan itu para pejabat kok menjunjung hak asasi kekuasaan sih?" Kali ini Dove mengutarakan pemikirannya.

"WOAH!!! senggol bos!"

Si bapak mengusap wajahnya kasar dan membiarkan gadis-gadis itu melakukan sesuka hati mereka.

"Di jalan ini ada bapak-bapak pejabat kagak ya?" Suki melihat kana kiri.

"Itu tuh! Yang mobil mercy hitam!" Tunjuk Darcy heboh membuat semua pengguna jalan menatap objek yang ditunjuk.

Seorang laki-laki berparas tampan bak sugar daddy yang mengebdarai mercy hitam menatap para gadis yang menurutnya gila.

"Heh pak! Masa rakyat lagi susah cari makan, bapak enak banget duduk dj dalam mobil. Seharusnya bapak numpangin kita dong," pada awalnya para pengendara salut pada keberanian Darcy namun, itu hilang seketika di akhir kalimatnya.

"Kenapa saya harus numpang kalian?" Pria itu menatap datar gadis di samping mobilnya.

Saat ini, lampu lalu lintas masih merah jadi mereka menjadi pusat perhatian.

Tanpa aba-aba Darcy mengecup pipi pria tampan itu kemudian berlari dan bersorak seperti orang gila.

Pria tadi diam membeku, bahkan beberapa orang yang mengenalnya juga terkejut bukan main dengan tingkah gadis SMA itu.

"Dardar tungguin!" Teriak Kayra dan Suki.

Di belakang mereka, Zahra, Dove, Vashti, dan Meiling mendesah pasrah dengan tingkah mereka. Lalu dimana Kareen?

Gadis itu sedang memeriksa cafe yang ia jalankan menggunakan uangnya sendiri.

Sebenarnya tujuan mereka adalah pergi ke rumah Sandra, menjenguk teman baru mereka. Padahal mah suma ngerusuh di tengah jalan.

Cassandra! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang