2. Perpindahan jiwa

14.4K 1.2K 23
                                    

Don't forget to voment okayy. Happy reading guys!!

Perlahan mata itu terbuka, menampilkan netra birunya. Gadis itu mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melalui retinanya.

"Shhh, dimana ini?" gumamnya dengan suara serak.

Gadis itu, Vellyn mencoba duduk. Dia meringis sesekali saat merasakan kepalanya berdenyut sakit. Ia pun mencoba sedikit memijatnya guna mengurangi rasa sakitnya.

Mata birunya mencoba memindai seluruh tempat yang terasa asing baginya kemudian bergulir ke tangannya ketika merasakan sebuah cairan yang menempel.

'darah?'

Berbagai spekulasi mulai muncul di otaknya, apalagi setelah melihat bayangannya sendiri di cermin retak yang berjarak beberapa meter di depannya.

Apakah aku bertransmigrasi seperti di novel yang pernah kubaca beberapa tahun lalu?. Batin Vellyn.

Warna matanya menjadi biru. Rambut hitam legamnya berubah menjadi hitam bercampur blonde. Kulitnya yang dulu agak kecoklatan berubah menjadi putih namun sedikit kusam karena debu yang menempel.

Wajahnya yang dulu terlihat dewasa sekarang terlihat kekanak-kanakan.

Vellyn melihat kembali bayangan tubuhnya pada cermin yang retak itu. 'Transmigrasi jiwa? Aku benar-benar mengalaminya?' pikirnya. Namun ia berhenti berpikir tatkala matanya menangkap cahaya yang sangat terang hingga dirinya harus menutup kelopak matanya.

Puff..

Entah darimana asalnya begitu dia membuka mata kucing dengan jenis anggora itu telah berada di pangkuannya.

"Selamat datang di dunia novel, Miss."

Vellyn hanya diam karena sedang memproses kejadian yang barusan terjadi.

"Kamu bisa ngomong?" tanya Vellyn dengan heran.

"Tentu bisa, Miss. Saya sistem yang diciptakan untuk menemani anda. Saya juga bisa berubah bentuk menjadi hologram lagi."

Meskipun agak bingung, Vellyn tetap menganggukkan kepalanya.

"Bisa kamu perkenalkan diri terlebih dahulu?"

"Saya sistem 0.1.0 dengan wujud kucing yang diciptakan oleh para profesor di masa depan dengan tujuan mengubah alur cerita ini."

Gadis itu hanya menggumamkan kata 'ohh'. Tangannya bergerak mengelus bulu-bulu kucing jadi-jadian yang terasa halus di tangannya.

"Namamu siapa? Apa mereka memberimu nama?"

"Tidak, Miss."

"Em,, bagaimana kalau aku beri nama kamu itu...

Areza?"

Sistem berbentuk kucing itu terlihat senang. Dilihat dari matanya yang berbinar serta telinga dan ekor panjangnya yang terlihat bergerak-gerak.

"Bagaimana dengan keadaan tubuhku di dunia nyata?"

"Tubuh Miss hancur. Para karyawan terlihat sedih. Tapi mereka sudah memakamkan jasad Miss dengan layak,"

'Huftt, malangnya nasib tubuhku. Hmm, berarti aku tidak dapat kembali ke tubuh asliku ya' batinnya.

Menangis meraung-raung?

Itu sama sekali bukan tipe Vellyn. Menurutnya itu adalah suatu hal yang mengeluarkan banyak tenaga. Apabila ia ada hal yang membuatnya sedih, maka ia akan menjadi pribadi yang lebih pendiam dan akan kembali seperti sebelumnya setelah beberapa hari.

Meminta kembali ke dunia asalnya?

Entahlah, menurut Vellyn dapat melihat dunia kembali setelah insiden lift runtuh itu sebuah keajaiban. Vellyn belum siap ke akhirat karena dirinya merasa amal baiknya masih sedikit. Lagipula tubuh aslinya sudah hancur kan? Untuk apa ia meminta kembali ke dunia asalnya. Kan tidak lucu kalau arwahnya bergentayangan.

'Hufft.. uangku, kantorku.. Andrew, kuharap kau bisa meneruskan perusahaan peninggalan orang tuaku dengan sebaik mungkin.'

Mata Vellyn menyendu begitu mengingat perusahaan. Bukan tentang uang saja, namun bangunan itu begitu banyak kenangan. Itu juga merupakan salah satu peninggalan mendiang orang tuanya. Banyak usaha yang dilakukan mereka agar perusahaan itu dapat berjaya seperti sekarang. Dan Vellyn sangat berharap sekretarisnya dapat memimpin perusahaannya kelak.

Vellyn ingat beberapa hari menjelang insiden itu dia sempat menunjukkan tempat berkas perusahaan kepada Andrew, entah apa alasannya. Dan firasat anehnya tak pernah gagal, ternyata takdir menginginkannya berakhir di umur 25 tahun, sungguh miris.

Vellyn menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran yang akan membuatnya sedih.

"Rez, bisa kamu jelasin tentang tubuh ini serta dunia yang aku tempati?"

"Novel yang miss tempati berjudul My Baby Boy yang menceritakan seorang remaja polos bernama Clevian yang hampir dilecehkan oleh seorang preman namun diselamatkan oleh seorang pemuda bernama Axel. Kemudian mereka jatuh cinta pada pandangan pertama. 2 bulan setelahnya mereka menjalin hubungan."

"Namun cerita tidak seru kalau tanpa antagonis. Sepupu Clevian bernama Erland yang ternyata menyukai Clevian sejak lama tentu saja marah mendengar kabar hubungan pujaan hatinya. Dia bekerja sama dengan Daren untuk merusak hubungan mereka. Tapi semua itu berhasil dituntaskan Axel dengan membunuh mereka. Dan 2 protagonis utama itu hidup bahagia~"

Mungkin kalau di telinga orang lain kucing itu hanya mengeong tidak jelas. Namun di telinga Vellyn, ia benar-benar memahami apa yang diucapkan kucing berbulu putih di pangkuannya.

Vellyn mendatarkan wajahnya setelah mendengar penuturan sistem berbentuk kucing itu. Ia memutar bola matanya malas.

"Cih, alur yang sangat pasaran. Dan kenapa ini merupakan novel gay, astaga.." decihnya pelan kemudian berkata dengan sedikit frustasi.

"Dan tentang tubuh yang miss tempati ini juga bernama Vellyn. Namun nama setelahnya bukan Viantara tapi Dilkhalisa. Merupakan anak angkat dari pasangan Xevano dan Lisandra. Miss juga mempunyai 1 kakak juga adik. Kakak anda bernama Ivander, dan adik anda bernama Adinu."

Vellyn menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

'Terus ini aku kok bisa di gudang ya?'

Mendengar batinan tuannya, kucing itu segera menjelaskan kenapa tubuh si 'Vellyn Dilkhalisa' berada di tempat yang kotor ini.

Vellyn mendengarkan penjelasan kucing anggora itu dengan seksama. Simpulannya, tubuh yang ditempatinya dibully habis-habisan oleh geng berandalan sekolah yang diketuai Erland. Mereka membully 'Vellyn' di gudang sekolah dan menyiksanya tanpa alasan yang jelas.

Apakah keluarganya peduli? Tentu saja tidak. Sejak kematian Lisandra, 'Vellyn' diabaikan, terkadang diperlakukan buruk oleh keluarganya.

Memang, 'Vellyn' diangkat ke-keluarga ini karena mendiang ibunya. Tapi tak bisakah mereka memperlakukannya baik? Atau setidaknya tidak bermain fisik.

Dari penjelasan yang Areza berikan, Vellyn jadi paham mengapa jiwa pemilik tubuh ini tidak ada. Nyatanya dia menyerah, menyerah dengan kehidupannya. Masalah yang menumpuk-numpuk serta perlakuan buruk yang diterimanya membuat fisik dan hatinya lelah, apalagi tidak ada yang menyemangatinya.

Vellyn turut sedih mendengar kisah hidup pemilik tubuh ini.



Published : 07-02-2023

Vellyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang