14. Perkelahian

8.2K 1.1K 32
                                    

Buat permintaan maaf, kemarin² ga update. Aku panjangin sedikit. 45-50 vote gass?

Happy reading

"Kak Lyn, ayo berangkat sekolah sama Vian!!" seru Clevian dengan semangat.

"Di, gue berangkat sama Clevian ya. Lo berangkat sendiri aja,"

Bukan tanpa alasan Vellyn menyetujui ajakan Clevian. Selain ingin menebus kesalahannya kemarin, ia juga terlalu malas untuk berurusan dengan ayahnya. Meskipun Xevano sedikit baik hari ini, tak menutup kemungkinan esoknya dia akan marah kemudian bermain tangan.

"Helmnya gue pinjem dulu. Pulang nanti gue kembaliin"

Vellyn segera mengenakan helm itu setelah mendapatkan anggukan dari Adinu. Ia mendudukkan bokongnya di jok belakang motor Clevian. Kemudian motor itu melaju melewati Adinu yang masih diam tak bergerak.

"Ck, Adinu tolol. Bukannya nyegah malah dibiarin aja" kesal Adinu pada dirinya sendiri sambil menendang-nendang motornya.

***

Selama diperjalanan, baik Vellyn ataupun Clevian tak ada yang membuka suara. Vellyn yang malas berbicara, dan Clevian yang sejak tadi senyum-senyum tak jelas.

'Aktingku bagus juga hohohoho,'

Demi mendapatkan perhatian Vellyn, Clevian saat berada di warung tadi berpura-pura merajuk.

Setelah acara menangis karena ditinggal Vellyn kemarin, Clevian berakting pura-pura masih marah. Ia sangat senang ketika Vellyn hanya memperhatikan dirinya tanpa mempedulikan kondisi maupun orang sekitar.

Kini mereka berdua telah sampai di parkiran, beberapa siswa yang berada di tempat itu menoleh pada Vellyn dan Clevian yang berangkat bersama.

Heran ketika ada seseorang yang mau dekat dengan murid bullyan. Apakah ia tidak takut menjadi target selanjutnya?

Vellyn berjalan terlebih dahulu, dia terlalu malas mendengar bisikan orang-orang yang berada di parkiran. Clevian yang merasa kakak kelasnya itu tidak ada disekitarnya, segera menengok ke belakang dan menyadari bahwa Vellyn telah meninggalkannya.

Mempercepat memarkir motor Beat-nya, Clevian segera berlari mengejar Vellyn yang jaraknya sudah jauh darinya.

'Padahal kak Lyn jalannya santai, tapi kok udah jauh aja ya jaraknya?'

Vellyn hanya melirik pemuda berambut pink yang kini sudah berada di sebelahnya. Ketika Clevian akan memasuki kelas ia menepuk pundaknya.

"Semangat belajarnya Clev!"

Sedikit menyunggingkan senyum, Vellyn kemudian melangkahkan kaki menuju kelasnya.

Sedangkan Clevian yang tadi ditepuk pundaknya, ia tengah mengibas-ngibaskan tangan ke wajahnya yang saat ini terasa panas. Entah sejak kapan, apapun yang berhubungan dengan Vellyn begitu menyenangkan .

***

"Siapa yang nyorat-nyoret bangku gue?"

Vellyn yang baru tiba di kelasnya terkejut, melihat bangku yang kemarin masih bersih sekarang sudah acak-acakan. Banyak tulisan-tulisan yang tidak pantas di mejanya. Dari kalimat hinaan hingga ancaman tertulis di bangkunya.

Memutar badannya kemudian memandang teman sekelasnya yang terlihat tidak peduli. Bahkan ada beberapa yang mengejeknya.

Vellyn beralih memandang Erland yang baru saja tiba di kelas. Pemuda yang mengenakan seragam acak-acakan itu menyunggingkan senyumnya senang.

"Gimana? Bagus kan kejutannya?"

Erland berdiri di hadapan Vellyn, memandang penuh kemenangan pada orang yang berada di depannya itu.

"Maksud Lo apa nyorat-nyoret bangku gue begini?" Vellyn sedikit mendongak, memandang datar pemuda di hadapannya.

Tidak menjawab pertanyaannya, Erland tanpa aba-aba memukul perut Vellyn. Vellyn yang belum siap tentu saja tidak bisa menghindarinya.

Vellyn yang sudah kepalang kesal dengan kelakuan Erland akhirnya membalas pukulan tersebut.

Gadis berambut blonde itu menendang bangku-bangku di sekitar supaya tidak menghalanginya. Sedangkan siswa ataupun siswi yang berada di kelas XI IPS 3 terlihat menjauh secara spontan.

Setelah desas-desus bahwa Vellyn yang kemarin terlihat dekat dengan 4 pemuda terkenal di BHS, kini mereka dikejutkan lagi dengan Vellyn yang berani membalas perlakuan Erland.

Buaghh..

Pertengkaran tidak berhenti justru semakin menggila. Saling memukul, menendang maupun menjegal kaki satu sama lain. Namun keduanya belum tumbang. Suara yang dihasilkan dari perkelahian itu berhasil mengundang siswa lain untuk menonton.

Sedikit takjub melihat perempuan bisa berkelahi dengan lihai. Karena biasanya saat ada permasalahan yang memicu pertengkaran mereka hanya akan menjambak rambut lawannya maupun hanya menampar pipinya.

Aura dominan di sekitar Erland maupun Vellyn terasa begitu kuat. Para siswa yang masih melihat kejadian tersebut merasa ngeri sendiri. Takut terkena sasaran pukulan yang nyasar saat mereka tidak berhasil memukul bagian tubuh yang ingin dituju.

Vellyn memegang pundak Erland kemudian memposisikan kakinya di belakang kaki Erland.

Brukk..

Mereka berdua terjatuh dengan Vellyn yang berada di atas tubuh Erland. Vellyn tak menyangka Erland akan memegang pinggangnya.

Napas keduanya berhembus tidak beraturan. Vellyn menarik tangannya yang sejak tadi berada di bawah kepala Erland bermaksud untuk melindungi kepalanya agar tidak berbenturan langsung dengan lantai. Vellyn bukannya baik namun ia tidak ingin membuat Erland mati sebelum dirinya membalaskan perbuatannya.

"Gue ga suka apapun yang gue pake ataupun milik gue diusik Er!"

Deg. Deg. Deg.

Published: 10-03-2023

Vellyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang