Kalian cape ga sih?
"Kak Lyn!!"
Vellyn menghentikan langkahnya begitu mendengar suara dari orang yang akhir-akhir ini sering bersamanya. Ia menolehkan kepalanya, memandang adik kelasnya yang kini tengah berlari kecil ke arahnya.
Setelah berada di dekat kakak kelasnya, pemuda berambut pink ini tersenyum manis. Tubuhnya digoyangkan ke kanan dan kiri hingga tasnya ikut bergerak lucu. Vellyn jadi bingung sendiri melihat tingkah pemuda ini.
Tangannya yang sedari tadi membawa handphone disodorkan ke depan Vellyn.
"Eum, b-boleh m-m-mintt-ta..."
Clevian memejamkan matanya, dirinya sungguh gugup sekarang dan sedikit malu karena berucap dengan terbata-bata. Padahal dia sudah latihan berulang kali di kelas tadi maupun saat di rumah, namun setelah berhadapan dengan kakak kelasnya ini ia menjadi grogi.
"Ya? Ada apa Clev?" tanya Vellyn.
Menghembuskan nafasnya berulang kali. Matanya sedari tadi menutup agar tidak melihat kejadian mata biru itu yang membuatnya semakin grogi. Kepalanya menghadap ke bawah. Sebelum berkata dengan cepat
"Mintanomorteleponkakakboleh?"
Vellyn mengerjapkan matanya, sedikit terkejut karena tiba-tiba Clevian berucap dengan cepat dan sedikit ngegass. Meskipun seperti itu, dia mengerti apa yang diucapkannya.
Mengambil ponsel dengan casing berwarna pink pastel dari tangan pemuda di hadapannya, Vellyn mulai mengetikkan nomornya.
Pemuda itu menundukkan kepalanya kembali setelah mendongak beberapa detik. Wajahnya mulai memerah.
Clevian melihat postur tubuh kakak kelasnya yang terlihat tegap seperti pria namun bedanya ada tonjolan yang terlihat di beberapa bagian. Dia menatap fokus ke benda persegi panjang miliknya sambil mengetikkan angka-angka di ponselnya dengan satu tangan, ia merasa jantungnya semakin berdebar dengan kencang.
"Nih,"
Clevian menerima ponselnya dengan tangan gemetar dan Vellyn menyadarinya.
Kenapa bocah ini?. Begitulah batinnya.
Menghiraukan tingkah lakunya, ia lantas berpamitan karena bus sebentar lagi akan datang.
"Aku pulang dulu ya. Kamu hati-hati bawa motornya, jangan ngebut dan patuhi rambu-rambu lalu lintas."
Menasihati seperti yang hari sebelum-sebelumnya tak lupa mengelus rambut pink-nya sebagai tanda sayang. Vellyn berjalan meninggalkan Clevian tanpa tau apa yang terjadi setelahnya.
Clevian merasa kakinya menjadi jelly hingga setelahnya ia jatuh terduduk, kepalanya ia sembunyikan di lutut. Tangannya yang membawa ponsel gemetar. Ia angkat kepalanya, matanya memandang sederet angka berjejer yang di atasnya terdapat nama pemilik nomor itu.
Vellyn
Clevian merasa wajahnya semakin memanas. Tangan yang tidak membawa ponsel diarahkan ke mulutnya, menahan agar tidak berteriak dengan girang.
'Uwahhh, dapet nomernya kak Vellynnnn! Antbgdvdby!!!!'
**"
Ting..
Vellyn menoleh saat mendengar suara dari ponselnya. Tangan lentiknya mengambil benda persegi panjang itu. Dilihatnya sederet notifikasi yang berisi pentransferan uang 50 jutaan ke rekening Bank-nya.
Matanya sedikit berbinar. Apapun yang berhubungan dengan uang, Vellyn menyukainya. Membuka aplikasi m-banking dan membaca saldonya.
'100, 200, 300. Emm, udah hampir 500 jutaan ya?. Lumayan lah.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Vellyn
Acak"Are they gay?" Vellyn Viantara. Cewe dominan yang tiba-tiba masuk ke dalam novel bergenre boyslove romance setelah di dunia nyatanya ia mati karena terjebak dalam lift yang runtuh. Ditemani sistem berbentuk kucing, Vellyn harus menyelesaikan misi-m...