Dorr. Kejutan🥳
Author yang plin-plan ini mempersembahkan bab baru kepada readers setelah 7 bulan ga update. Maafin ya.
Ini juga baru ingat alurnya setelah baca sekalian merevisi juga. Aku jadi semangat update setelah denger lagu solonya Ryujinn, meskipun singkat.
Mungkin pembaca lama udah kabur gara-gara aku lama update.Note: masih terhubung dengan bab 30. Silahkan baca kalau lupa, karena ada yang dirubah.
Vellyn melihat CCTV di laptopnya. Suasana di rumah sangat sepi. Adinu kemungkinan belum pulang dari kegiatan belajarnya, dan Xevano mungkin sedang bermain dengan pelacur di bar.
Dan malam ini hanya ada Vellyn dan Ivander di rumah berlantai dua tersebut.
Gadis itu tersenyum aneh, tangan kanannya membawa sebuah suntikan yang berisi cairan. Kakinya turun dari kasur kemudian berjalan secara mengendap-endap. Dia bersembunyi di balik tembok ketika mendengar suara lelaki.
"Ahh sial, kalau dari dulu gue tau nyobain anak perawan seenak ini udah gue coba dari dulu!"
Gadis yang bersembunyi di balik tembok itu menggertakkan giginya ketika mendengar perkataan pemuda itu.
"Gue harap dia ngebales perlakuan yang dulu Lo lakuin, Ivander."
Pemuda itu berbalik setelah meneguk segelas air. Namun belum sempat melangkah, ia merasakan lengannya seperti disuntik. Tubuhnya meluruh, matanya menutup sebelum sempat melihat siapa yang menyuntikkan obat bius kepadanya.
Dengan cepat Vellyn menyeret tubuh pemuda itu ke bagasi. Tidak sudi dia menggendongnya walau dia bisa, tidak peduli juga kalau tubuh Ivander nanti akan sakit-sakit.
Begitu sampai, dia membuka pintu mobil dan meletakkan Ivander di kursi belakang. Dia menutup mulut pemuda itu dengan lakban hitam tak lupa mengikat kedua kaki dan tangannya dengan tali. Jaga-jaga kalau Ivander bangun di tengah jalan dia tidak akan kabur maupun berteriak.
Vellyn berpindah ke kursi depan dan segera melajukan mobil berwarna merah milik Ivander.
Tin. Tin.
"Pak, tolong bukain gerbang ya."
Satpam itu segera keluar dari pos, ia berniat melarang anak majikannya itu agar tidak keluar apalagi dengan membawa mobil Ivander. Namun urung tatkala 3 lembar uang berwarna merah itu disodorkan ke arahnya.
Siapa sih yang tidak suka uang? Apalagi dia sekarang sangat memerlukan uang untuk anaknya yang sedang sakit di kampung. Setelah mengucapkan terima kasih dia segera membuka gerbang dan membiarkan mobil merah itu pergi.
Nanti dia hanya perlu memberikan alasan bohong kemana perginya gadis itu kepada majikannya.
***
Mobil merah itu berhenti di sebuah tempat yang terlihat mengerikan. Dua pohon besar yang seperti menyambut kedatangannya, sawah-sawah di sampingnya, cat dindingnya yang berwarna putih banyak mengelupas membuatnya seperti bangunan sudah lama ditinggalkan.
Melihat jalan tanah yang banyak bebatuan membuat Vellyn terpaksa menggendong Ivander di punggungnya. Kalau dia menyeret tubuh Ivander lagi, itu akan menghambat perjalanannya.
Pintu usang tersebut dibuka, terlihatlah 2 wanita yang bekerja sebagai resepsionis. Dia menghampiri keduanya dan memesan kamar. Setelah pembayaran berhasil kunci kamar diberikan kepadanya. Namun, sebelumnya dia sempat berpesan kalau ada wanita bergaun merah dengan kalung tengkorak di lehernya yang mencarinya beritahu saja kamarnya.
Vellyn sesekali menggerutu kesal, kenapa laki-laki di punggungnya itu sangat berat!
Begitu sampai di kamar dia segera melemparkan pemuda itu ke kasur.
"Sial, berat banget. Kebanyakan dosa ya?"
Diistirahatkan tubuhnya itu ke sofa, Vellyn menelisik ruangan ini. Tempat seperti hotel namun digunakan untuk kegiatan khusus. Saat menuju ke kamar ini, ia tau kegiatan apa yang dilakukan mereka di balik ruangan tersebut.
Cklek.
Pintu terbuka menampilkan wanita dengan gaun merah selututnya. Vellyn menoleh, senyuman miring tersungging di bibir tipisnya. Ia segera mendekat ke wanita itu.
"Belva?"
Mata wanita itu sedikit melebar, bagaimana remaja di depannya tau namanya? Bukankah mereka tidak pernah bertemu.
"Aah, saya Vellyn. Kita bertemu di bar 3 hari lalu," melihat raut terkejutnya Vellyn segera menjelaskan.
'Jadi dia.'
Di pertemuan sebelumnya mereka bahkan belum berkenalan. Remaja di depannya hanya menjelaskan kapan dan dimana kegiatan menyenangkan itu dilakukan. Bahkan sebelum ke sini dia sempat menduga akan kebingungan mencari kamar. Namun, resepsionis langsung memberitahu nomor kamarnya.
Vellyn menyodorkan dua gepok uang. "Ini bayaran sisanya."
Belva segera mengambil uang itu dan memasukkannya ke dalam tas, bibir yang dipoles lipstik merah itu melengkung ke atas. "Senang berbisnis denganmu."
Vellyn hanya mengangguk, "aku harap kau tidak melupakan ucapanku. Kau boleh melakukan apapun padanya. Tapi, jangan sampai dia mati atau terluka parah. Terlepas siapa orang itu."
Belva mengernyit, memangnya siapa orang yang ada di atas kasur itu?
Vellyn segera pergi setelah mengucapkan peringatan kepada wanita bergaun merah tersebut.
Warn🔞
Belva mendekat ke kasur, ia membalikkan tubuh pemuda itu agar telentang lalu melepas lakban di mulutnya. Raut wajahnya yang sebelumnya tenang sekarang terlihat marah. Giginya bergemeletuk karena amarah, tangannya mengepal kuat.
Dia meninju rahang pemuda itu hingga membuatnya terbangun.
Ivander membuka matanya, dia bingung dimana dirinya berada sekarang. Ruangan yang menakutkan dengan cahayanya yang remang-remang. Dan dia baru sadar ada seorang wanita di depannya.
"Siapa Lo?" teriaknya marah.
Belva tak lantas menjawab, dia mencekik lelaki di bawahnya ini dengan kuat. Menyaksikan bagaimana lelaki ini kesulitan bernapas karena ulahnya, dia tersenyum senang.
Begitu teringat dengan peringatan remaja tadi ia segera mengendurkan cekikannya. Kalau dia tidak ingat mungkin Ivander akan mati karena kehabisan napas.
"Menjawab pertanyaanmu, aku adalah orang yang akan membuatmu teringat dengan orang yang sudah kamu lecehkan di luar sana."
Tangannya mengambil sebuah strap on dildo dari tasnya kemudian memasangkannya di pinggang. Setelah terpasang dengan benar ia tarik celana pendek selutut dan celana dalam pemuda itu.
Ivander tidak sempat bereaksi ketika celananya ditarik. Matanya langsung melebar saat merasakan benda tumpul masuk secara paksa di lubang analnya.
"Arghh.. sialan keluarkan benda itu!"
Belva mengacuhkan teriakan kesakitan lelaki di bawahnya. Ia tetap bergerak, memaksa dildo itu masuk tanpa menggunakan cairan apapun.
"Dengan penis jelekmu ini kau melecehkan banyak orang di luar sana? Cih," cemoohnya sembari menjentikkan jarinya ke penis milik Ivander.
Kasur itu berdecit, kamar itu menjadi saksi seberapa brutalnya wanita itu menyiksa pemuda di bawahnya. Namun, sekeras apapun Ivander berteriak suaranya tidak akan sampai keluar. Karena semua ruangan di tempat itu kedap suara.
Di sisi lain, Vellyn duduk di depan supermarket. Sesekali ia menyesap minuman bersoda yang dikemas dengan kaleng tersebut. Senyum miringnya terbit, "Ivander, apa kamu menyukai kejutanku?"
Tebak, siapa si Belva ini?
Next? Yes or No
Published:28-12-2023
![](https://img.wattpad.com/cover/333725745-288-k904943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vellyn
Random"Are they gay?" Vellyn Viantara. Cewe dominan yang tiba-tiba masuk ke dalam novel bergenre boyslove romance setelah di dunia nyatanya ia mati karena terjebak dalam lift yang runtuh. Ditemani sistem berbentuk kucing, Vellyn harus menyelesaikan misi-m...