8. Perpustakaan

10K 1K 14
                                    

Aku update cerita ini yang pasti hari Sabtu sama Minggu. Dan untuk hari lainnya itu ga pasti.
Terima kasih buat yang udah vote. Yang belum sekali-kali ngevote yuk biar aku tau kamu pernah baca ceritaku.

Happy reading

"Udah selesai nge-sex di sekolahnya?"

2 pemuda yang tengah merapikan seragamnya itu terkejut. Menoleh dengan cepat ke seorang siswi yang tengah memergoki kegiatan bejat mereka di sekolah.

Si dominan mendekati Vellyn. Merendahkan wajahnya agar sejajar dengan perempuan di hadapannya.

"Jangan ngomongin tentang ini ke siapapun atau nyawa Lo bakal gue habisin!" bisiknya dengan nada mengancam.

Vellyn memutar bola matanya malas. Ia melaporkan atau tidak, dirinya tak mendapatkan keuntungan apapun.

"Ya ya, btw kalo mau nge-sex jangan di sekolah. Mending Lo pesen hotel biar enak," Vellyn membalas ancaman itu dengan santai.

Sang dominan sedikit terkejut mendengar jawaban dari perempuan dihadapannya. Membuka mulutnya hendak membalas ucapan itu namun terkatup kembali kala perempuan didepannya bersuara.

"Kalau mau nge-homo jangan di sekolah. Bener-bener menjijikkan. Ngeyel? bakal gue laporin ke guru. Enggak-enggak, mending langsung ke keluarga kalian aja gimana?" ucapnya dengan sedikit memiringkan kepalanya.

"Sarannya jangan cuma didengerin aja okey..

Axello Greyson Kalendra, Daren Leonie Kalendra?"

Vellyn menyunggingkan senyum sinis saat melihat wajah terkejut mereka. Merubah mimik wajahnya dalam sepersekian detik, Vellyn  melangkahkan kaki meninggalkan taman itu dengan santai.

Kring..
Kring..

Siswa maupun siswi bergegas menuju kantin. Mengisi perut mereka yang keroncongan.

Namun tidak semua ke kantin, salah satunya adalah Vellyn.

Kini dia tengah berada di perpustakaan. Bukan untuk membaca, namun untuk mendinginkan badan sekaligus menjemput mimpi.

Perpustakaan sekolah yang luas dengan desain klasik yang terlihat elegan. Rak nya dipenuhi berbagai macam buku dengan fungsi yang berbeda. Terdapat buku pelajaran, novel, kamus, kalana dan lainnya. Surga dunia bagi orang yang gemar membaca.

Tidak mencari buku dan membacanya, Vellyn malah berada di pojok perpustakaan yang tertutupi rak-rak tinggi yang menutupi pandangan. Suasana sepi cocok untuk mengistirahatkan diri dari kehidupan yang melelahkan.

Mengambil beberapa buku asal untuk dijadikan sebagai bantalan juga untuk menutupi wajahnya saat tertidur. Hingga beberapa menit kemudian, Vellyn benar-benar tertidur pulas.

 Hingga beberapa menit kemudian, Vellyn benar-benar tertidur pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi perpustakaan. By Pinterest)

***

Clevian menyusuri rak buku di perpustakaan. Mencari buku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dari guru bahasa Indonesia-nya.

Usai menemukan buku yang dicari, ia bergegas ke tempat biasanya. Pojok perpustakaan yang sepi. Melangkahkan kakinya menuju tempat tersebut, namun berhenti sejenak kala seorang siswi menempati tempat yang biasa ia gunakan.

Melanjutkan langkahnya ia kini memandangi siswi itu dengan heran, merasa familiar dengan postur tubuhnya.

Menggelengkan kepalanya pelan, menyadarkan niat pertamanya ia disini. Mendudukkan bokongnya di seberang tempat tersebut, Clevian mulai mengerjakan tugas dengan tenang.

***

Vellyn membuka matanya saat merasakan kakinya menginjak sebuah benda.

Mengangkat kepalanya dari meja lalu merendahkan badannya untuk mengambil benda yang terjatuh itu.

Dug..

Suara itu timbul sedikit keras tatkala 2 benda saling berbenturan.

Vellyn mengangkat kepalanya, melihat siapa yang mengambil pulpen itu terlebih dahulu.

'Clevian?' gumamnya saat melihat pemuda dengan rambut pink tersebut.

Badan pemuda dihadapannya itu terlihat bergetar. Matanya berkaca-kaca, sekali kedip mungkin air matanya langsung jatuh.

"S-sakit," pemuda itu terisak kecil.

Vellyn hanya diam menatap pemuda dihadapannya yang sepertinya hendak menangis.

"Huaaa-mmp,"

Vellyn sedikit panik saat suara tangisan itu mengeras. Segeralah ia memeluk Clevian, menyembunyikan mukanya di ceruk leher Vellyn untuk meredam suaranya. Takut disangka yang tidak tidak karena membuat anak orang dihadapannya itu menangis.

"Sstt, tenang. Jangan nangis Clev," ucap Vellyn sambil menepuk-nepuk punggung Clevian guna meredakan tangisnya.

Suara tangis itu reda, Vellyn mengangkat kepala Clevian yang berada di ceruk lehernya.

Memegangi kedua pipinya, lalu berganti ke dahinya yang sedikit benjol. Memandanginya sebentar kemudian mengelusnya dengan lembut.

"Sakit banget ya? Mau aku bawa ke UKS?"

Seolah tak mendengar, Clevian justru memandangi wajah Vellyn yang tak terlihat membosankan. Sebuah senyum terbit di bibirnya.

"Kakak baik~"

Published: 02-03-2023

Vellyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang