9. 4 Pemeran utama

9.9K 1.1K 16
                                    

Aku update lagi, setelah kehabisan ide eheq-eheq.
Vote sampai 15 / 20 dalam 1 hari bisa ga? Nanti aku kasih double up. Kalo ga bisa kapan² aja deh update nya.

Happy reading

"Kakak baik~"

Vellyn mengangkat salah satu alisnya heran mengapa pemuda didepannya terlihat sangat bahagia seolah-olah menemukan harta karun.

Dengan senyuman manisnya yang bisa membuat orang diabetes.

"Hehehehe,"

Vellyn sedikit merinding melihat Clevian yang tiba-tiba terkekeh. Takutnya anak orang didepannya ternyata kesurupan.

Memundurkan tubuhnya supaya tidak berdempetan lagi, Vellyn lantas bertanya, "ada apa Clev?"

"Urmm, kakak kelas berapa?"

"Kelas XI IPS 3." jawabnya dengan heran.

"Sebentar lagi bel masuk masuk mau bunyi, aku ke kelas dulu ya," pamit Vellyn setelah melihat jam besar yang ada di dinding. Ia ingin menghindar dari pemuda berambut pink itu, kalau ternyata dia benar-benar kemasukan setan perpustakaan, Vellyn tidak bisa mengatasi.

Mengambil buku dan menatanya di rak, Vellyn melangkahkan kakinya menjauh dari Clevian setelah menepuk pundaknya dua kali.

Sedangkan yang ditepuk pundaknya tengah tersenyum tidak jelas dengan kedua pipi yang memerah.

Tangannya mengusap benjolan di dahinya, ia terkekeh tidak jelas.

Ya, sepertinya Clevian benar-benar kemasukan setan perpustakaan.

***

Mendudukkan bokongnya di kursi paling belakang, Vellyn diam, mengamati suasana kelasnya yang sangat berisik.

Ada yang sedang make up, berjoget ria kemudian di upload di TikTok, ada yang ketawa bersama temannya, dan banyak yang lain lagi.

Dari 5 siswi dan 30 siswa disini, namun hanya Vellyn yang sendiri disini seolah raganya transparan hingga tak ada siapapun yang mengetahui atensinya.

'Perkataan Erland selalu dipatuhi mereka meskipun mereka sesama berandal' batinnya.

Siswa di kelas ini menurut Vellyn terlalu mengutamakan circle. Menurut mereka, yang sudah dekat dengannya itu adalah temannya. Mereka tidak merasa ada yang menusuk dari belakang. Di balik kesenangan mereka, ada mulut-mulut yang menyindir dengan halus.

Ia memfokuskan pandangannya tatkala guru Matematika sudah datang dan mulai menerangkan materi-materi yang membuat otak Vellyn panas.

Saat pembelajaran matematika, sempat terhenti beberapa menit karena seorang pemuda yang tiba-tiba masuk ke kelas dengan santainya, itu Erland.

Dan ternyata guru itu sama sekali tidak menegurnya. Para siswa di kelas itu pun hanya biasa saja, tidak mempermasalahkan Erland yang datang terlambat namun tidak ditegur.

Erland duduk di samping Razan, antek-anteknya lalu tidur tanpa mendengarkan penjelasan dari guru.

***

Pembelajaran telah berakhir, Vellyn tengah bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya.

Melangkahkan kakinya keluar kelas namun sempat terhenti saat seseorang mencekal tangannya.

Menolehkan kepalanya ke samping, ia mendapati pemuda berambut pink itu tengah tersenyum manis.

"Kyaaaa, Clevian lucu banget ga sih?"

"Aduh dek, senyum Lo manis banget!"

"Ngapain tuh cute boy kita deket-deket si kuman?"

Berbagai macam pekikan atau nyiyiran itu memenuhi telinga Vellyn. Entah kenapa mereka sangat julid, padahal dari ingatan Vellyn  dirinya tidak pernah berinteraksi dengan mereka.

Belum pernah ya mereka balik dijulidi gitu biar tau rasa? Pikir Vellyn.

"Apa?" Vellyn segera berucap, sebelum mulut-mulut nyiyir itu semakin menjadi.

"Ayo pulang bareng kak!!" ucap Clevian dengan semangat.

Belum sempat menyetujui, tangan Vellyn sudah ditarik duluan hingga terpaksa mengikuti langkah Clevian.

Kini mereka berdua sudah sampai di parkiran yang ramai. Clevian tadi berkata akan mengambil motornya terlebih dahulu dan menyuruh Vellyn untuk menunggu.

Tin.. Tin..

"Ayo kak!!"

Vellyn melangkahkan kaki hendak menuju Clevian namun tangan kirinya dicengkeram erat oleh seseorang kemudian ditarik kasar.

Belum sampai situ saja, beberapa detik setelahnya tangan kanannya juga dicekal oleh pemuda yang tadi kepergok olehnya.

Clevian mengerutkan keningnya, sedikit kesal saat acara berboncengan dengan Vellyn akan tertunda.

Berlari kecil menuju Vellyn, kini dia berhadapan dengan kakak kelasnya.

2 pemuda itu bertatapan dengan sengit ditambah dengan kehadiran Daren yang memandangi Vellyn dengan intens, serta Clevian yang memandang tak suka pada 2 pemuda yang memegang tangan Vellyn. Kejadian yang membuat suasana menjadi hening.

Erland Genandra, King of Bullying yang ternyata anak dari pemilik sekolah.

Axello Greyson Kalendra, ketua OSIS dan anak dari donatur terbesar di Brilliant High School.

Daren Leonie, pemuda dengan julukan sunshine BHS.

Clevian Anggara, si Cute boy BHS.

4 pemuda yang terkenal sampai ke penjuru sekolah itu berada di satu tempat dan berpandangan sengit. Suatu kejadian yang sangat langka.

Parkiran yang sebelumnya ramai itu mendadak berubah menjadi sunyi. Siswa maupun siswi diam, masih syok atas kejadian ini.

Published: 05-03-2023

Vellyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang