33. Pasar malam

2.9K 255 31
                                        

Seneng ga aku update? Terakhir update 3 bulan lalu, sebentar kan☺️

Dilihat dari bab kemarin ternyata banyak siders nya yaa, jadi malas nulis kalau kayak gitu.

Kalau bab ini bisa sampai 200 vote, nanti aku update. Kalau ga ya sudah, tergantung mood akuu


Begitu membuka matanya Ivander langsung melihat atap kamar miliknya. Ia ingin ke kamar mandi namun begitu tubuhnya digerakkan bagian bawahnya terasa ngilu. Dia terdiam dan mengingat apa yang dilakukannya kemarin. Terakhir ia minum air kemudian lengannya seperti disuntik, setelah itu dia tidak merasakan apapun.

Lelaki itu memejamkan matanya untuk mengingat apa yang terjadi kemarin. Matanya melebar setelah ingat rentetan kejadian yang membuat seluruh badannya terasa sakit.

"Cewe bangsat, bakal gue cari sampe ketemu Lo!"

Ivander melihat ke arah kaca dan mendapati tubuhnya dipenuhi dengan lebam terutama lehernya. Ia mengepalkan tangannya. Tak akan ia biarkan orang itu lolos dari pembalasannya.

***

Melihat kakak kelasnya yang terus tersenyum kepadanya membuat Clevian juga ikut tersenyum. Hubungannya semakin dekat semenjak mereka melakukan joging bersama. Bahkan sekarang mereka pergi ke pasar malam bersama, dan yang mengajak itu Vellyn bukan dia. Bukankah ia dan Vellyn sudah seperti sepasang kekasih? Mendadak pipinya terasa panas saat memikirkannya.

Di sisi lain suasana hatinya sangat baik setelah memberikan pelajaran untuk kakak tercintanya itu. Maka dari itu ia mengajak orang yang akhir-akhir ini dekat dengannya pergi ke pasar malam. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain tidak apa-apa kan? Meskipun yang membuatnya bahagia bukan hal yang baik.

"Clev, ada wahana yang mau kamu coba?" tanya Vellyn.

Clevian melihat sekelilingnya kemudian menggelengkan kepalanya. Ia baru pertama kali pergi ke festival seperti ini jadi dia tidak tau apa wahana yang seru untuk dicoba.

Vellyn sebenarnya juga tidak tahu apa yang harus dicoba, ia melihat berbagai wahana yang tampak di matanya. Setelah melihat-lihat sebentar ia tertarik pada satu wahana yang tampak seru. Maka ia merangkul pundak adik kelasnya untuk menuju wahana yang diinginkannya.

Laki-laki berambut pink itu mencoba menahan senyumnya saat pundaknya dirangkul, namun ia langsung melongo saat melihat wahana di depannya.

Wahana kora-kora.

"Kamu ga takut kan? Kalau takut kita bisa cari yang lain."

Clevian belum pernah naik itu, bahkan ia baru pertama kali pergi ke pasar malam. Dia juga ingin mencoba, akhirnya ia mengangguk dua kali.

Setelah membayar Vellyn memilih duduk di paling ujung, sengaja agar lebih merasakan keseruannya.

Wahana berbentuk perahu itu segera berayun. Vellyn menutup matanya menikmati semilir angin yang menerbangkan rambut pirangnya. Sedangkan Clevian menatap wajah perempuan di sampingnya. Cantik, batinnya. Namun begitu ayunannya semakin tinggi ia ikut menutup matanya. Jantungnya berdetak kencang, entah karena ia takut atau karena tangannya yang kini digenggam gadis yang disukainya.

Vellyn kembali mengingat kejadian tadi pagi. Ia menjemput Ivander dan membawanya pulang ke rumah. Untung saja rumah sedang sepi, jadi tidak akan ada yang menanyainya kenapa menyeret Ivander.

Bukankah dia baik masih memberikan waktu bagi Ivander untuk memulihkan kondisi badannya. Ia menyuruh Belva melakukannya pada Jumat malam. Setidaknya laki-laki itu memiliki 2 hari untuk beristirahat sebelum kembali bersekolah.

Vellyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang