6. King of Bullying

12.9K 1.4K 23
                                        

Thank you untuk 400 pembaca + 130 vote nya. Kaget tadi tiba-tiba banyak yang vote. Seneng banget [jungkir balik]. Tadi sempet mau up, tapi tiba² tulisan yang aku simpan di google keep ilang. Jadi harus ngetik ulang dulu :)
Oke, janlup vote. 1 vote dari kalian berharga banget buat aku.

Happy reading 🖤


"Anjing Lo! Ngapain Lo ngehancurin motor gue?!"

Ivander, kakak Vellyn itu menghampirinya. Menunjuk-nunjuk mukanya membuatnya risih. Menepis jari yang berada di depan wajahnya itu lantas berkata.

"Bukannya kamu yang mengatakan bahwa aku yang menghancurkan motormu? Daripada jadi fitnah, lebih baik aku kabulkan apa yang kamu ucapkan."

Vellyn memutar-mutar rambut sebahunya. Wajahnya terlihat malas, dan nada yang diucapkannya terdengar tanpa emosi. Terlihat tidak minat dengan apa yang mereka ucapkan.

3 pria berjenis kelamin laki-laki itu terlihat sedikit terkejut. Biasanya Vellyn tidak seberani ini. Ia hanya akan menunduk diam saat diperlakukan apapun.

"Makin kesini kamu makin kurang ajar, Kau ingin saya siksa di gudang?"

Ayah Vellyn, Xevano berucap dengan meledak-ledak. Entah, Vellyn sendiri bingung kenapa Ayah dan kakaknya suka sekali marah-marah. Apakah mereka tidak takut terkena darah tinggi?. Pikirnya.

"Terserah kau lah pak tua. Aku tidak akan pernah takut dengan apapun ancaman kalian," balas Vellyn acuh.

Vellyn keluar garasi, melewati Xevano dan Ivander yang masih terlihat ingin menceramahi nya.

Dan juga melewati adiknya, Adinugraha yang sedari tadi melihatnya tanpa berpaling pada siapapun. Seolah hanya dia yang berada disitu. Vellyn sekilas melihat, tatapan Adinu sedikit terdapat jejak rindu, mungkin?.

'Vellyn' setiap berangkat maupun pulang sekolah akan berjalan sejauh 2 kilometer. Dia tidak diizinkan mengenakan kendaraan maupun menyuruh supir yang disediakan ayahnya. Menaiki kendaraan umum pun tidak bisa karena uang yang diberikan ayahnya hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Namun Vellyn tentu tidak mau berjalan sejauh itu. Yang ada dirinya akan telat. Meminta Areza untuk menukar poinnya menjadi uang, dia akhirnya memilih menaiki angkot karena biaya ongkosnya yang cukup murah.

Sesampainya di sekolah, ia berjalan dengan santai. Melewati beberapa orang yang terlihat berbisik-bisik namun terdengar jelas. Ada juga yang terlihat melongo dan mimisan karena melihatnya.

"Bukankah itu Vellyn? Murid bullian Erland?"

"Sepertinya iya,"

"Dia terlihat cantik"

'Kenapa mereka? Apakah aku terlihat aneh?' batin Vellyn saat melihat berbagai tatapan murid yang mengarah kepadanya.

Mengabaikannya, ia sampai di kelas XI IPS 3. Tempat dimana para siswa berandal dan berotak pas-pasan berkumpul.

'Vellyn' duduk sendirian di bangku ini. Tidak ada yang mau menemaninya. Mereka takut pada Erland, King of Bullying. Mendekati murid yang dirundung sama dengan mencari mati, artinya mereka akan ikut dirundung habis-habisan.

Kebanyakan dari mereka yang dibully berakhir bunuh diri, pindah sekolah maupun masuk rumah sakit jiwa karena psikis nya terganggu.

Namun pemilik tubuh ini, raga dan jiwanya sekuat baja. Meskipun telah dirundung selama setahun ini dirinya tetap kuat. Tetapi pada akhirnya 'Vellyn' berakhir menyerah dengan hidup juga.

Yashh, Vellyn salut dengan kekuatan raga dan jiwa Vellyn.

Brakk.

Meja Vellyn digebrak oleh seorang pemuda berpenampilan urak-urakan.

"Wohohoho, kuat juga Lo. Udah gue bully masih tetep disini juga," ucap pemuda bername tag Erland Genandra sambil bertepuk tangan.

Vellyn diam ingin melihat sejauh mana pemuda ini bertingkah.

Erland menjambak rambut Vellyn tiba-tiba  lalu menyeretnya ke belakang sekolah. Sebuah taman, tempat Erland dan para antek-anteknya melakukan perundungan.

Taman ini terlihat indah, namun jarang siswa yang lewat di area ini karena terkenal dengan rumor angkernya.

Mendorong dengan kasar lalu meninju beberapa bagian tubuh Vellyn hingga membuatnya beberapa kali meringis.

Razan dan Vino, antek-antek Erland itu tertawa terbahak-bahak seolah melihat hal yang lucu.

Vellyn mengusap kasar bibirnya yang berdarah. Bangkit dari jatuh pura-puranya, karena nyatanya dia tidak selemah itu. Kemudian menghadap Erland yang sepertinya sudah puas menyiksa Vellyn hari ini.

Sudah cukup dirinya berubah menjadi y/n yang dikenal sangat lemah.

Ia menatap dalam tepat pada bola matanya. Vellyn tiba-tiba mengusap lembut pipi Erland membuat sang empu terkejut namun tetap diam tidak bergerak.

Bugh..
Bugh..

Vellyn meninju balik Erland di bagian tubuh persis seperti dia meninjunya tadi dengan tenaga penuh yang membuatnya terjatuh. Dia tidak membiarkan Erland membalas serangannya.

"Cih, segitu aja udah lemes."

Salah satu sudut bibir  tipisnya terangkat ke atas. Wajah dengan kesan kekanak-kanakan itu memandang sarkas King of Bullying yang terjatuh di bawah kakinya.

Kedua lelaki yang tadi tertawa dengan keras itu hanya terdiam dengan mulut menganga, tidak mencoba menghajar Vellyn yang menyakiti pemimpin mereka.

Vellyn berjalan menjauhi mereka dengan tenang seolah tidak terjadi apapun.

Erland, pemuda yang sehabis ditinju Vellyn itu bukannya marah malah tersenyum lebar bak menemukan sesuatu yang menyenangkan.

"Ughh, she so hot" ucapnya yang tidak terdengar siapapun.

Published: 25-02-2023

Vellyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang