3. Siapa itu?

12.1K 1.1K 4
                                    

Eyyow guys. Aku kembali lagi.
Okay stop. Jangan lupa vote diawal atau diakhir cerita. 1 vote dari kalian berharga banget buat aku.

Happy reading 💐

"Hahh, terus ini gimana? Aku harus pulang ke rumah ayah angkat 'Vellyn'?" Tanya gadis bernetra biru itu setelah menghela nafas lelah.

Kucing berbulu putih itu menganggukkan kepalanya, "benar mis-"

Namun tiba-tiba Areza menghilang. Vellyn terbengong sesaat karena masih bingung kemana hilangnya si kucing putih itu.

Setelah berpikir beberapa saat, Vellyn akhirnya bangkit dari duduknya. Lagian untuk apa dia mencari, toh nanti Areza akan kembali lagi. Pikirnya. Menepuk-nepuk rok bagian belakang untuk menghilangkan debu yang menempel. Setelahnya berjalan menyusuri koridor sekolah sesekali memegangi kepalanya berdenyut-denyut nyeri.

POV VELLYN

Dilihat dari suasana yang sekarang. Sepertinya hari sudah menjelang malam. Angin yang berhembus sedikit kencang itu membuatku merinding. Bukan karena aku takut hantu, tidak sama sekali!! Sejujurnya manusia itu lebih mengerikan. Benarkan?

Ada beberapa bagian seragam pemilik tubuh ini sobek yang membuatku harus beberapa kali menggosok kedua tanganku untuk sekedar 'sedikit' menghangatkan tubuh ini.

Sungguh mereka sangat biadab! umpatku kepada semua orang yang telah membuat 'Vellyn' seperti ini. Apabila aku bertemu dengan mereka, akan kubuat mereka menyesal sejadi-jadinya.

Setelah aku menyusuri koridor ini, menurutku desain sekolah ini cukup membingungkan. Dengan banyak belokan, serta cat dinding nya yang semua sama. Membuatku beberapa kali aku harus berputar-putar tak tentu arah dan akhirnya tersesat.

Terus ini bagaimana aku harus pulang? Naik kendaraan bermotor? Tapi disini terlihat sangat sepi. Bahkan aku merasa hanya diriku ini saja yang masih berada di sekolah ini.

Daripada aku hanya diam tidak jelas, lebih baik aku berjalan menyusuri jalanan ini saja.

POV VELLYN END

Kaki jenjang Vellyn menyusuri jalanan yang terbilang cukup sepi itu. Sesekali matanya mengawasi keadaan sekitar.

Suara jangkrik mulai terdengar. Angin berhembus cukup kencang yang membuat orang-orang memilih menghangatkan tubuh mereka dengan selimut. Lampu -lampu jalan pun tampak menyala, menyinari jalanan setapak yang Vellyn lewati.

Entah Vellyn salah apa, namun sedari tadi saat dirinya akan bertanya pada orang yang ditemuinya, mereka malah menjauh dan menatapnya seperti kuman. Dan yang lainnya saat ia bertanya, mereka malah mencemoohnya "heii kau gelandangan! Untuk apa kau bertanya tentang keluarga Avstroa? Kau mau mengemis pada mereka ya?" begitu lah intinya.

Penampilan Vellyn memang sedikit compang-camping. Kulit kusam, luka di beberapa bagian tubuhnya, seragam yang beberapa bagiannya sobek, jalan yang sedikit pincang karena faktor berjalan terlalu lama. Tapi mereka tidak seharusnya memperlakukan Vellyn seperti itu.

'Mengapa orang-orang yang baik tidak terdapat satupun saat aku bertanya tadi ya?' batin Vellyn.

Disaat sedang asyik melamun, Vellyn sedikit terkejut tatkala sebuah suara masuk ke indera pendengarannya.

"Hiks.. ah hh.. to--longh.."


Published: 17-02-2023

Vellyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang