26. Suka atau tidak?

6.4K 806 50
                                        

Ga nyadar kalau vote udah penuh. Males ngecek ya gini.
Aku pengen adegan kecup² manja tapi ga tau kapan.

Mau nambah Harem ga? Atau cukup 2 aja?

165 vote gass, kalau udah penuh bilangin yaa

"Arghhh bajingan tengik!!"

Prang..
Prang..

Suara pecahan benda, barang yang terjatuh serta umpatan-umpatan kasar itu bersaut-sautan dari salah satu ruangan.

Kertas dokumen yang campur aduk di lantai, alat tulis yang berserakan, serpihan gelas kaca serta benda-benda lainnya membuat kamar itu seperti baru diterjang angin puting beliung.

Ucapan-ucapan serapah terus keluar dari bibir sang pemilik ruangan. Wajahnya memerah karena marah, otot-otot terlihat menonjol di bagian leher serta tangannya, nafasnya tak beraturan. Semua itu bukti bahwa orang itu benar-benar marah.

Orang itu adalah Xevano.

"Darimana si bajingan itu mengetahui rahasia perusahaanku? Atau jangan-jangan ada para rendahan yang membocorkannya?!"

Xevano menggebrak meja kerjanya dengan keras saat dia berspekulasi bahwa pegawainya yang disebut  'para rendahan' ada yang menghianatinya.

Vellyn yang melihat kelakuan Xevano dari kamera pengintai serta mendengarkan ucapannya dari alat penyadap suara yang diletakkannya pada tempat tersembunyi saat mencari petunjuk CCTV beberapa hari lalu, tak bisa menahan dengusannya.

Terkadang seseorang bisa mencela orang lain tanpa instrospeksi diri terlebih dahulu. Contohnya Xevano.

Mengatai orang lain bajingan padahal dia sendiri lebih bajingan sifatnya.
Menyebut pegawainya 'rendahan' padahal tanpa mereka perusahaan tak bisa berkembang.

'Hoamm..'

Vellyn memandang malas video CCTV itu, matanya sedikit berembun karena sehabis menguap. Tatapannya beralih ke ponselnya yang sedari tadi dianggurkannya.

Ia nyalakan tombol power dan matanya sedikit berbinar setelah melihat sebuah notifikasi.

Uang sekitar lima puluh juta yang ditransfer ke rekening Bank-nya.

Vellyn bersyukur mempunyai sistem yang dapat membantunya seperti membuat rekening Bank, memberikan laptop, kamera pengintai yang berbentuk sangat kecil, alat penyadap suara serta beberapa bantuan lainnya. Namun tentu saja semua itu tidak didapatkan secara percuma, terkadang mengambil dari poin ataupun menyelesaikan misi-misi kecil yang tidak terlalu sulit.

Bibir tipisnya sedikit melengkung ke atas. Menyenangkan baginya saat melakukan misi kali ini.

Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.

Selain bisa mendapatkan uang dari menjual informasi perusahaan, Vellyn juga bisa melihat Xevano stress yang semakin memperburuk keadaan tubuhnya.

Dalam benaknya Vellyn sering bertanya, 'Si gila harta itu tidak menyadari bahwa dia terkena penyakit kah? Padahal sudah banyak gejala yang muncul.'

Tak melanjutkan pikirannya tentang Xevano, otak Vellyn memikirkan hal lain. Cara balas dendam yang sempurna tanpa memerlukan banyak tenaga untuk target selanjutnya di rumah ini.

"Selanjutnya Ivander." gumam Vellyn dengan bibir yang menyeringai.

***

"Hai Clev," sapa Vellyn saat dirinya dan Clevian berpapasan di koridor sekolah.

Sedangkan yang disapa melengos pura-pura tak melihat keberadaan dan mendengar suara Vellyn. Padahal dalam hatinya ingin merengek dan meminta diperlakukan seperti lelaki yang kemarin dia lihat.

Vellyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang