"Are they gay?"
Vellyn Viantara. Cewe dominan yang tiba-tiba masuk ke dalam novel bergenre boyslove romance setelah di dunia nyatanya ia mati karena terjebak dalam lift yang runtuh.
Ditemani sistem berbentuk kucing, Vellyn harus menyelesaikan misi-m...
Aku update setelah hampir 1 Minggu ilang. Part ini juga lumayan panjang lah. Jangan lupa voment. Tanpa komen next kalau bisa hehe. Follow akun aku juga yaaa
Suara yang berasal dari keyboard laptop itu memenuhi ruangan. Perempuan yang berada di hadapan laptop terlihat bingung. Jari-jarinya menekan keyboard laptop dengan lincah.
'Ck, salah lagi'
Menghembuskan nafasnya perlahan, ia memijit pelipisnya pusing.
Sudah 2 jam Vellyn duduk dan memandangi layar laptop yang membuat matanya menjadi sakit. Pantat serta punggungnya terasa pegal, jari-jarinya juga terasa kaku.
Namun demi membalas perbuatan mereka, dia harus bergerak cepat. Vellyn rasanya tidak rela, ia harus berbagi oksigen dengan para orang brengsek itu.
Vellyn mengambil beberapa camilan manis yang tersisa dari pemberian Xevano. Membuka bungkusnya kemudian memasukkan isinya ke dalam mulut satu persatu.
Gigi dan lidahnya bekerja sama menghancurkan wafer kemudian setelah sedikit halus ia telan.
Mulutnya sibuk mengunyah sedangkan otaknya sibuk berpikir.
'250300. Hm, sekedar angka tanpa clue.'
Vellyn menyingkirkan laptop dari pahanya, camilannya ia letakkan kembali ke nakas. Kakinya menyentuh permukaan lantai yang dingin sebelum mengenakan sandal abu-abunya.
Kakinya melangkah dengan sedikit cepat. Dia menuju ke kamar Xevano. Dibukanya pintu itu pelan, mata birunya menelisik keadaan kamar sebelum masuk. Setelah yakin bahwa tidak ada orang di kamar itu Vellyn bergegas masuk dan mengunci pintunya.
Bau-bau cairan percintaan itu langsung masuk ke indera penciumannya membuatnya harus menutup hidungnya sesekali.
Vellyn segera mencari barang-barang yang sekiranya membantu untuk misinya kali ini.
Pertama-tama ia membuka membuka laci yang berada di sebelah kasur. Namun hanya ada buku-buku tentang pekerjaan dan beberapa majalah yang tidak berguna.
Vellyn beralih ke lemari, tetapi dia tidak berhasil menemukan barang yang dicarinya.
Bermenit-menit kemudian dia juga belum menemukannya, Vellyn hampir frustasi. Dia juga berburu waktu karena sebentar lagi Xevano akan pulang, mungkin 25 menit lagi.
Kamar itu seperti terkena angin puting beliung, barang-barang berserakan dimana-mana.
Bau sisa percintaan tak lagi ia pedulikan. Matanya memindai seluruh ruangan ini, barangkali ada yang terlewat.
Ia berjongkok, mengistirahatkan dahulu badannya, tidak. Otaknya yang lelah. Memilih duduk di lantai daripada di kasur yang masih belum dibersihkan itu. Sangat menjijikkan.
"Eh?"
Vellyn tidak menyangka di balik kasur ini terdapat beberapa laci. Warnanya yang senada apalagi tertutup dengan selimut yang berantakan membuatnya tidak terlihat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.