21. Clevian

6.7K 858 18
                                    

Ide-ide buat cerita ini hampir ku lupain. Tentang teka-teki di part sebelumnya yang belum kebongkar. Part ini ga terlalu panjang. Jadi maaf kalo kurang.

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Masih kuat kan sampe sekarang? Sabar yo bentar lagi buka puasa.

Vomentnya ngab. 140 vote gass? Tandai typo.

Sekarang Vellyn tengah berada di depan rumah Clevian. Setelah perdebatan yang tidak jelas dengan ayahnya, Xevano.

Setelah bersikap baik kepada Vellyn beberapa hari yang lalu, dia kembali pada sifat aslinya. Suka bermain tangan.

Tadi sebelum berangkat tiba-tiba saja Xevano mencegat Vellyn kemudian menamparnya. Rutinitas biasa bagi seorang Vellyn.

Kalau Vellyn tidak membalas, maka Vellyn yang ini membalas dua kali lipat.

Kalau menampar saja tidak cukup, Lebih baik aku bogem wajahnya supaya setimpal. Begitulah kata Vellyn.

Siapa sih yang tidak kesal ketika seseorang tiba-tiba mencelakaimu tanpa alasan yang jelas? Kalau ada berarti dia orangnya penyabar. Dan itu bukan Vellyn orangnya.

Xevano yang tidak terima wajahnya menjadi lebam mengancam Vellyn akan dia usir dari rumahnya. Vellyn tidak menggubris perkataan itu. Bodo amat istilahnya.

Kalau ingin Vellyn bisa keluar langsung dari rumah neraka itu. Tetapi kalau keluar dia harus mencari lalu menyewa kost ataupun apartemen dan itu membutuhkan uang.

Uang Vellyn banyak di dunianya dahulu. Sekarang hanya sedikit, meskipun beberapa hari yang lalu ia diberi kartu ATM juga beberapa lembar uang itu tidak akan cukup untuk menyewa tempat tinggal beberapa bulan ke depan. Biaya hidup di sini cukup tinggi.

Menggunakan poin juga bisa saja sebenarnya. Tetapi poin akan cepat habis, dan sistem pun jarang memberikan misi.

Hemat pangkal kaya.

Kalau bisa numpang kenapa tidak? Vellyn akan langsung melihat kejadian aslinya. Bukan dari video CCTV ataupun yang lain. Yahh meskipun resikonya seperti ini, ada saja makhluk yang bermain tangan.

"Kak Vellyn~~"

Vellyn tersenyum tipis melihat Clevian yang kini berlari kecil ke arahnya.

Puk puk..

"Ayo cepat naik, aku bonceng lagi."

Clevian wajahnya sedikit memerah. Rambutnya ditepuk oleh Vellyn. Ia tersenyum manis kemudian segera naik ke motor Vario-nya.

Ia berpegangan pada ujung jaket yang dikenakan Vellyn. Ajaibnya Vellyn hanya diam seolah mengizinkan.

Clevian merasa Vellyn memperlakukannya berbeda. Vellyn seperti mengistimewakan-nya. Clevian merasa dia dan Vellyn sudah seperti pasangan yang serasi.

Beda di Clevian, beda juga di Vellyn.

Kosakata 'aku-kamu' itu termasuk cara Vellyn mengistimewakan Clevian. Namun bukan sebagai seorang laki-laki tapi sebagai adik yang harus diperlakukan dengan lembut.

Sifat dan sikap Clevian membuat Vellyn seperti mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan memperlakukannya dengan baik.

Polos, lucu, ceria, cengeng. Semua itu mirip seperti bocah umur 5 tahun. Maka sebisa mungkin Vellyn akan memperlakukan Clevian dengan baik.

"Kak Vellyn maaf jaketnya belum aku bawa karena masih basah.."

Clevian menundukkan kepalanya sambil memainkan tangannya. Ia bersalah tidak mengembalikan jaket itu dengan cepat.

"Gapapa, ga usah buru-buru. Lagian ga terlalu penting juga--"

"--Ayo aku anter ke kelas."

Clevian mendongak memandang Vellyn yang kini juga menatap ke arahnya. Dia tersenyum.

Cute boy BHS dan murid bullian Erland itu berjalan bersama lagi.

***
Di suatu kelas..

"Ck, mereka ngapain bareng sih."

Pemuda itu gusar, incarannya dekat dengan seseorang. Rasanya dia ingin mencelakai orang itu.

Namun hatinya seolah tidak merestui. Hatinya menyukai orang itu, dia ingin dekat dengannya tapi dengan cara yang berbeda.

Ketika pikiran dan hati tidak sejalan itu selalu membuat seseorang menjadi bingung.

***

Mata seorang pemuda terus memandangi sepasang manusia yang tengah berjalan di koridor sekolah.

Pandangannya tidak berpaling dari salah satunya. Seolah ada sebuah magnet yang terus membuatnya memandangi murid itu.

Menarik sudut bibirnya, dia merasa sudah menemukan seseorang yang telah lama dicarinya. Orang yang telah mengisi hatinya sejak dahulu.

'Cara berjalan, perhatiannya, cara memperlakukan orang lain sungguh mirip dengan dia'

***

"Terima kasih Clev udah minjemin motornya."

"Makasih juga kak udah ngasih jaket buat aku pinjem hehe.."

"Sama-sama. Kamu semangat belajarnya. Kalau ngerasa ga enak badan istirahat di UKS aja ya."

Vellyn berlalu meninggalkan Clevian yang kini terdiam.

Meskipun Clevian tidak mengatakan apa-apa, Vellyn seperti mengetahui apa yang dirasakan oleh pemuda itu.

Clevian menyentuh dahinya yang terasa hangat.

'Kak Vellyn perhatian bangettt'

Pipi Clevian memerah kembali namun bukan karena sakit. Tetapi karena hal lain


Published: 23-03-2023

Vellyn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang