288 24 0
                                    

Jiang Yanli nampak sibuk dengan pekerjaannya, ia bahkan sudah tidak memperhatikan penampilannya yang cukup kusut.

Kain-kain serta alat jahit sudah berserakan pada lantai dan sulit untuk di bedakan, kesibukkannya kali ini membuatnya kewalahan.

"Nona Jiang, apakah anda ingin beristirahat?" Salah satu pegawai menghampirinya. Jiang Yanli yang sedang di balik mesin jahit tampaknya tidak mendengar hal tersebut.

Tangannya dengan sigap bergerak di bawah mesin dengan hati-hati, segalanya ia curahkan pada pekerjaannya, membuatnya bahagia meski ia sudah lelah.

"Nona Jiang," panggilan itu lagi-lagi di hiraukannya.

"Nona Jiang, kekasih anda ada di luar!"

SRET!

Mesin itu membuatnya terluka, sebuah luka panjang di sepanjang jari telunjuknya itu tampak besar dan menyakitkan.

Ujung jarum yang tajam bahkan tertancam cukup dalam, membuat semua orang terkejut dan panik.

"Nona Jiang maafkan aku!" Pegawainya merasa bersalah, ia bahkan bergetar di tempatnya karena melihat banyak sekali darah yang keluar dari jari atasannya.

Jiang Yanli tersenyum tipis, "Tidak apa, aku hanya terkejut," ucapnya.

Dengan pelan ia mencabut jarum yang menusuk jarinya, dengan ringisan menahan sakit yang teramat sangat, akhirnya jarum itu berhasil terlepas dari jarinya.

"Berikan obat merah! Kapas! Apapun untuk membalut luka!" Ini suara pegawainya yang lain. Suasana butik seketika kacau dengan kondisi Jiang Yanli yang nampak tidak baik itu.

Jarum itu menembus jarinya, tertusuk sangat dalam dan panjang di sepanjang buku jarinya, meninggalkan luka sobekan lebar yang menyayat hati jika melihatnya.

Meski desainer memang selalu akan terluka, namun yang ini adalah yang paling parah dan paling menyakitkan.

Bahkan tulang jarinya pun samar-samar dapat terlihat.

......

Jin Zixuan yang menunggu di luar merasa resah, ini sudah cukup lama ia di sini.

Apa selama itu untuk memanggilnya?

Bahkan saat menelpon ponsel Jiang Yanli, itu hanya masuk ke nada dering saja, tidak di angkat oleh pemiliknya.

Matanya pun akhirnya mengintip lewat jendela, namun isi butik tersebut tidak ada penghuninya.

Kemana mereka?

Tadi seharusnya ada dua orang yang menjaga di luar, jaga-jaga jika ada pelanggan.

.....

"Panggilkan ambulan!" Suara teriakan itu menggema, Jiang Yanli menggeleng.

"Tidak perlu, ini hanya luka kecil,"

Luka kecil darimana? Kau bahkan bisa kehilangan jarimu!

"Tunggu disini, aku akan memanggilkan ambulan, tolong nona, jangan menolak," ucap pegawai yang tadi membuatnya terkejut. Sepertinya dia merasa bersalah dengan sikapnya yang membuat atasannya terluka.

Jiang Yanli hanya bisa pasrah dengan kondisinya.

Jujur saja, ini sangat sakit, teramat sakit malah!

Namun melihat pegawainya panik karena dirinya, ia jadi merasa tidak enak dengan mereka.

Seharusnya kejadian ini tidak ada, dan karena dirinya pekerjaan mereka pun terhambat.

Padahal tinggal sehari lagi, sesalnya.

Sirna (MDZS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang