Ketika Jiang Cheng sedang sibuk dengan perkuliahannya, Wei Wuxian merasa sangat lenggang di rumah.
Atau alasan lain, ia gabut.
Ya bagaimana tidak? Ia memutuskan untuk menunda kuliah dan mencari pekerjaan.
Namun sampai saat ini, ia masih belum menemukan yang cocok
Awalnya ia berniat menjadi pelayan kafe, tapi yang buka itu hanya kafe tempat si iblis itu bekerja.
Ia malas bertikai mulut dengan perempuan yang mengejek Lanzhan di depan umum.
Lagian itu bukan salah Lanzhan jika ia suka kesana, bukan?
Sungguh! Karena itulah Wei Wuxian jadi penasaran, seenak apa kopi di kafe itu hingga Lanzhan bisa pergi berkali-kali ke tempat yang sama?
Tapi terlepas dari itu, nona pelayan itu sepertinya akan memendam dendam padanya, kan?
Tentu saja! Itu karena kau mempermalukannya di depan umum-_-
.....
Meng Yao sedang mempoles indah kuku-kuku kakinya, dengan senandung ringan, hatinya pun sedikit riang.
Entah mengapa ada rasa senang saat berhasil membuat Lan Xichen gagal untuk berduaan dengan Jiang Cheng.
Bahkan saat melihat ekspresi kecewa dari sang dokter, ia tidak peduli.
Jika ia tidak bisa mendapatkannya, maka siapapun juga tidak.
.....
Seperti biasa, hari-hari semuanya berjalan baik, tanpa kendala. Tanpa ada hambatan.
Wei Wuxian pun tengah menikmati hari-harinya menjadi beban keluarga, belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai, membuatnya masih sangat puas bermain kesana-sini.
Di tengah musim panas yang cukup menyengat, ia hanya akan menghabiskan waktunya bermain bola voli pantai dengan beberapa kenalan barunya.
Dengan celana pendek hitam serta kaos tanpa lengan yang sudah basah, tawanya yang menggema atas kemenangan berturut-turutnya.
"Wei Wuxian! Kau hebat sekali!" Seruan dari penonton dadakan saat melihat aksinya di atas lapangan pasir.
Sebuah cengiran lebar ia layangkan, merasa senang dengan pusat perhatian yang ia rasakan saat ini.
Beberapa bahkan sengaja ingin masuk ke dalam timnya.
Gerakan anak itu lincah, dengan postur yang tidak terlalu tinggi atau pendek, membuatnya bisa lompat dengan sangat leluasa.
Serta pukulan keras saat bola itu di tangannya pun menjadi sumber kemenangannya.
"Tidak, tidak. Aku hanya suka bermain voli, ini hobiku," anak itu menjawab dengan rendah hati.
Rambutnya yang panjang, terikat tinggi di atas, berkibar mengikuti gerakannya, meski sudah tampak lepek akibat keringat, namun justu membuatnya terlihat sangat menawan di bawah teriknya matahari.
Beberapa bahkan menatapnya dengan takjub, seakan Wei Wuxian memang di takdirkan untuk terlihat sangat indah di tengah sorakan, layaknya bintang yang berdiri di atas panggung yang gemerlap.
.....
Jiang Cheng kembali ke apartemen dengan keadaan sangat lelah.
Perkuliahannya sangat padat hari ini, dan juga masalah hatinya yang sedikit membuatnya tidak nyaman.
Namun apartemen itu kosong.
Kemana Wei Wuxian?
Ia mencoba mencari di sekitar sudut apartemen mereka, ke dapur, ruang tamu, bahkan kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirna (MDZS)
FantasyBagaimana jika Wei Wuxian kembali dan melupakan segalanya? Bagaimana jika Lan Wangji harus hidup abadi demi menebus kesalahannya? dan, bagaimana jika kisah mereka tidak berjalan mulus seperti yang di harapkan? ----- Modern AU MDZS Bl story ⚠️ Bebera...