219 26 3
                                    

Dengan diam Lan Wangji membiarkan dirinya menjadi samsak sandaran untuk Wei Ying.

Tanpa protes, tanpa suara, ia duduk manis di sebelahnya.

Seharusnya ini sudah waktunya Nona Lou kembali, namun sepertinya sekretarisnya itu sedang terhambat kondisi yang membuatnya memakan waktu lebih lama.

Ya, tidak masalah, sih.

Lan Wangji kan, menikmati waktunya.

Kapan lagi ia bisa berduaan seperti ini dengan Wei Ying?

Pertemuan mereka saja tidak dapat di tebak.

Bukan berarti Lan Wangji betah dengan kondisi diam-diaman seperti sekarang, tapi ia harus bersikap satu langkah demi langkah.

Tidak ingin ada kesalahan lagi.

Harus berhasil.

Karena itu, meskipun ia bisa dengan mudah mencari tau tentang keberadaan atau kabar atau bahkan ia bisa dengan mudah membuat anak itu terkurung dengannya, namun itu bukanlah hal yang ia mau.

Ia tidak ingin ada paksaan, dan itulah mengapa ia bisa bersikap sabar dalam tindakannya yang menyangkut Wei Wuxian di masa sekarang.

Untuk saat ini, berteman pun ia tidak keberatan.

.....

Setelah lebih dari satu jam ia menunggu, jendela di luar memantulkan cahaya jingga kemerahan yang menenangkan.

Ternyata hari sudah menjelang sore.

Dan seperti semula, mereka berdua masih asik bermimpi dengan posisinya.

Lan Wangji menghela nafasnya, ia ingin memindahkan posisi Wei Ying menjadi lebih nyaman, tapi tidak mau membangunkan anak itu dari tidurnya.

Anak kecil itu pun sepertinya sangat nyaman tertidur pada gendongan Wei Ying, untuk bergerak mengubah posisi pun tidak.

"Wei Ying," ia memanggilnya dengan lembut, tangannya melingkar pada pinggangnya, mengusapnya dengan pelan.

"Wei Ying, ayo bangun," usapan itu naik ke atas, mengusap lengannya, sedikit menepuk-nepuknya.

"Wei Ying一

"Lan.. zhan.. " Lan Wangji terdiam, ia menarik garis tipis pada wajahnya saat Wei Ying bergumam.

"Mn, aku disini," dan lagi, ia mengecup pucuk kepalanya dengan penuh kasih sayang.

"Err 一 "  Wei Wuxian bergumam dalam tidurnya.

"Lan er-gege .. "

Mendengar ucapan yang baru terucap itu, Lan Wangji membeku, matanya nampak bergetar.

"Lan er-gege .. "

Dia tidak salah mendengar!

Ia menatap Wei Wuxian dengan wajah terkejut, meskipun memang wajahnya tidak terlalu banyak berubah dengan ekspresinya.

"Mn, Wei Ying, aku disini," menarik pinggang itu semakin dekat dengannya, tangan Wei Wuxian yang ada di pangkuannya pun ia genggam dengan erat.

Kemudian terus berbisik pada surai-surai hitam Wei Wuxian yang ada di pucuknya, ia meramalkan kata yang sama, "Aku disini."

.....

Nona Lou akhirnya kembali, ia pun segera meminta maaf telah terlambat.

"Tuan, maafkan aku," ucapnya, ia dapat melihat bagaimana posisi mereka tidak nyaman.

Lan Wangji menggeleng, "Tidak perlu, hari sudah larut, kau harus segera pulang,"

"Baik tuan, terima kasih banyak!" Lou Qingyang pun segera mengangkat tubuh anaknya yang nyaman di gendongan Wei Wuxian.

Sirna (MDZS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang