15

2.2K 126 13
                                    

"Selami samudra sedalam yang di inginkan, Setelahnya posisi air itu adalah luka yang baru di ciptakan."

_Taksa Gavriel Rasendriya_









Happy Reading
🌧️🌧️



"Apa yang kamu pikirkan?" Wanita berjubah tidur itu menoleh sekilas ke arah suaminya, sebelum menghela napas panjang tuk kembali pada kerumitan isi kepala.

Ada banyak sekali hal yang ingin ia sampaikan. Namun, keraguan membuat ia urung untuk bertutur kata.

Sang suami yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan mengenakan piyama itu mengernyit heran, tak biasanya wanita yang ia persunting beberapa tahun lalu itu diam melamun dan mengabaikannya seperti ini.

Entahlah situasi itu membuat ia merasa seperti de javu.

Tak ingin berlama-lama dengan keheningan ini dia memilih duduk di samping istrinya, mengusap bahu wanita itu mencoba mencari tahu apa yang sekiranya mengusik pikirannya.

"Aku mukul Aksa" akunya setelah cukup lama terdiam.

Pria itu mengernyit, "Lalu?"

"Dia sepertinya marah dan Anak itu cuma bilang, gak pa-pa Aksa ngerti. Aku jadi ngerasa bersalah banget."

"Kamu melakukan itu karena dia salah kan? Anggap saja itu hal yang akan membuat dia sadar dengan kesalahannya" sahut Bayu seringan kapas.

"Hal sepele seperti ini, tidak usah lah di jadikan beban pikiran. Santai saja, ini cuma perkara biasa." sambung Bayu mengibaskan tangan ke udara.

Dulu dia pun begitu, saat pertama kali memukuli si sulung. Hingga anak berusia delapan tahun kala itu jatuh sakit hampir satu Minggu. Rasa bersalah, sedih, kecewa menggerogoti dirinya tapi setelah beberapa saat rasa itu tak lagi muncul dan membuatnya semakin ringan tangan.

Bayu meyakini dirinya bahwa itu demi kebaikan si sulung.

Jadi, menurutnya itu hal yang sepele yang tidak perlu di ambil pusing.

"Tapi, tetap saja aku udah nyakitin anak kita" Danisa berkata tak tenang.

Apakah Aksa marah?

Apa dia benar-benar tidak apa-apa?

Bayu memutar bahu istrinya agar menghadap ke arahnya, pria itu lantas meraih tangan Danisa untuk ia genggam.

"Hey, dengarkan aku. Kalau kita tidak keras itu akan merugikan kita. Aksa bisa saja memberontak dan bertingkah sesuka hati, kalau sudah begitu siapa yang akan menjamin dia tidak akan lari dari genggaman kita?"

"Memangnya kamu mau Aksa tiba-tiba pergi memilih orang itu, setelah apa yang selama ini kita perjuangkan?"

"Aku sayang banget sama Aksa, aku gak mau dia dibawa pergi orang itu" ucap Danisa.

Bagaimanapun dia yang merawat Aksa, membesarkan anak itu. Dia ibunya dan orang lain tak boleh membawa anaknya pergi begitu saja.

Mengingat pertemuan terakhir dengan 'orang itu'  lima tahun lalu yang tak berakhir baik, membuat ia jadi was-was kalau seandainya 'dia' datang lagi.

"Aku juga sayang sama Aksa, makanya aku melakukan ini agar dia bisa terus bersama kita" balas Bayu.

Semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikan semuanya, ia tak mau melepas apapun yang susah payah ia dapatkan.

"Akhir-akhir ini aku kepikiran sama orang itu, bagaimana kalau dia datang lagi?"

Kali ini Bayu tersenyum pongah, dia mengelus lembut pipi istrinya.

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang