22

1.8K 102 15
                                    

"Jika sama-sama meninggikan ego dan gengsi, kapan masalahnya bisa terselesaikan?"

_Taksa Gavriel Rasendriya_




Happy Reading

🌧️🌧️🌧️





Hidup tidak selamanya menyenangkan, tidak selamanya pula kebahagiaan akan terus membentang jalan. Kandang kala kesedihan dan masalah yang akan menghampiri silih berganti.

Beberapa kali menyalahkan keadaan ataupun orang lain atas apa yang dialami, perubahan emosional yang naik turun seringkali meluapkannya dalam bentuk kemarahan adalah hal yang manusiawi.

Begitupun dalam hubungan yang tidak selamanya harmonis, karena ada masanya perselisihkan datang menghampiri dan menggoyahkan komitmen yang telah di bangun.

Seperti halnya pasang suruh air laut yang tidak ada habisnya, seperti itu pula hubungan yang tidak selamanya baik-baik saja.

Salah satunya yang sekarang sepasang muda mudi itu alami, mereka tak saling berbicara untuk beberapa waktu sebab satu pertengkaran yang berawal dari perbedaan cara pandang. Tidak ada yang salah dengan itu.

"Mau kemana?" Laki-laki jangkung itu mencekal pergelangan tangan kekasihnya.

"Pulang" sahut Aqila dengan singkat.

Menghela napas berat Aksa, saat ini keduanya berada di ruang dance untuk mengikuti ekstrakulikuler. Dua jam di habiskan untuk berlatih dance bersama rekan satu ekstrakurikuler yang lain, cukup menguras tenaga tetapi menyenangkan juga.

Jangan tanya bagaimana bisa Aksa bergabung dalam club tari modern itu. Intinya dia bergabung atas dasar bujuk rayu Aqila, terlalu bucin memang.

"Yaudah, ayo" ucap Aksa.

Namun gadis itu hanya diam tak bergeming.

"Aku pulang sendiri aja" sahut Aqila tanpa melihat lawan bicaranya.

"Enggak, aku yang antar kamu pulang" sergah Aksa.

"Aku lagi malas berantem sama kamu."

Cowok itu mengernyit sebelum menghela napas panjang. Tangannya bergerak mengambil ransel yang bertengger di bahu kiri Aqila.

"Ya, gak usah berantem kalau gitu. Apa susahnya?"

"Aksa!"

"Apa?"

"Aku masih marah loh ini."

Aksa paham akan maksud ucapan kekasihnya yang ingin di bujuk, tetapi dengan sengaja ia berlagak tak mengerti.

"Gak ada yang ngelarang dan gak peduli juga kamu marah atau enggak," cuek cowok itu menggandeng tangan Aqila keluar dari ruang latihan.

Aqila menggerutu sepanjang jalan, ia kesal karena Aksa bisa bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun.

Harusnya Aksa membujuknya, kan?

Ia ingin cowok itu melakukan hal yang romantis seperti yang sudah-sudah, karena Aksa mode romantis adalah hal yang paling dirinya sukai.

Perlakuan manisnya, bujuk rayunya, juga pelukan hangatnya selalu berhasil menciptakan gemuruh hebat dalam hati.

Munafik jika ia tidak mengakui bahwa setiap kali mereka bertengkar dirinya pun turut adil dalam memancing keributan, tapi ia enggan menjadi orang pertama yang meminta maaf.

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang