29

2K 134 36
                                    

"You will be and always be my favorite  person."

_Aqila Oceana Valerie_








Happy Reading

🌧️🌧️🌧️






Aqila menggigit ujung kukunya menatap penuh harap pada layar ponsel pintarnya, sudah puluhan kali ia mengirim pesan tapi belum berakhir sesuai keinginannya. Syukur-syukur berakhir centang biru itupun tanpa mendapat balasan dari orang yang ia coba hubungi, panggilan telepon yang ia lakukan juga hanya mendapat penolakan. 

"Ayo balas dong Aksa" ucap gadis itu tanpa mengalihkan perhatiannya dari aplikasi berbalas pesan.

Pacarnya itu sama sekali tak memberi kabar bahkan terkesan menghindar. Ia tahu kesalahan yang dilakukan sudah keterlaluan dan ia pun merutuki kebodohannya sendiri, bukan bermaksud menyelingkuhi karena sejujurnya Aksa lebih dari cukup. Tapi, semua terjadi begitu saja. Membuat dirinya terjebak dan berakhir seperti ini.

Wajar Aksa marah dan merasa kecewa, hilang kontak seperti sekarang pun ia memakluminya. Karena apa yang sudah terjadi, pastinya tidak bisa pulih begitu saja.

Namun, yang namanya hati rasa cemas pastilah ada.

"Bagaimanapun kamu dan apapun yang kamu lakukan, tidak bisa merubah rasa sayangku ke kamu."

"Aku bahkan bisa memaafkan apapun kesalahan kamu, asalkan itu tidak mematahkan hatiku."

Aqila melempar asal handphonenya ke atas sofa, ia mengacak rambut frustasi kemudian terduduk lemas beralaskan sofa berwarna cream.

Andai ia tidak menerima Kenzie dan andai ia bisa menegaskan diri bahwa yang dilakukannya adalah kesalahan fatal.

Bagaimana sekarang? Hubungannya dengan Aksa berada di ujung tanduk, akan sulit membuat keadaan kembali seperti semula. Dia tak kuasa bila harus kehilangan laki-laki yang merajai hatinya.

Tak mau apa yang tiga tahun di perjuangkan kandas begitu saja.

Aksa tak boleh lepas darinya, laki-laki itu hanya miliknya.

Ia sadar keretakan ini berawal atas percikan api yang coba ia main-main kan dan pastinya ada risiko atas apa yang diperbuat. Melepas, mengakhiri, lalu menyesal adalah jalan paling menyakitkan dari akibat dari permainan api yang ia lakukan.

Tidak, itu tidak akan pernah terjadi.

Apapun caranya tidak akan ia biarkan perpisahan menjadi akhir, dia akan memperbaiki yang telah dirinya sendiri rusak. Egois memang tapi mau bagaimana lagi.

"Maafin aku Aksa, aku nyesel duain kamu. Aku janji untuk berubah dan kita akan baik-baik saja" ucapannya.

Perempuan itu mengangkat pandangannya begitu menyadari seseorang berjalan mendekat, dia menatap lekat kantung belanja yang ada di tangan cowok seusianya itu. Orang itu —Kenzie—tersenyum menyapa lantas ikut duduk di sampingnya.

Ia beringsut menjauh tat kala Kenzie bergerak ingin memeluknya, hal itu tentu membuat Kenzie keheranan.

"Kita putus" lugas gadis itu.

"Hah? Maksud kamu apa?" Kenzie membenahi posisi duduknya menghadap sahabat yang merangkap sebagai pacar.

"Putus, berakhir, dan gak pacaran."

"Kenapa tiba-tiba? Aku ada salah sama kamu? Kalau iya, aku minta maaf." Cowok dengan rambut di tata rapi dipadukan kacamata non minus itu berucap.

Aqila menjauhkan tangannya saat Kenzie ingin menggenggamnya.

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang