36

2K 121 11
                                    

"Tidak semua hal harus ada jawabannya."

_Taksa Gavriel Rasendriya_







Happy Reading

🌧️🌧️🌧️






Seorang pria tak terlalu kurus itu duduk menyendiri di teras belakang rumah, dengan selimut tipis membungkus tubuhnya. Menikmati kesepian di tengah gemerlap malam, gemintang di atas sana nampak begitu indah jika dibandingkan dengan kisah hidupnya yang dilingkupi penyesalan.

Ia ketahui bahwa tidak ada kesempatan yang sama atas apa yang telah ia lepaskan tanpa dipikirkan.

Indira, satu nama yang sampai detik ini masih menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya, bukan karena wanita itu buruk tapi karena ialah yang tidak pernah cukup.

Kilasan beberapa tahun lalu saat mereka masih bersama menjalin kasih diusia muda, sampai akhirnya memutuskan menikah karena gaya berpacaran yang terlupa batasan.

Tapi tak apa kala itu mereka saling mencintai, dan berpikir mampu saling melengkapi. Namun bodohnya ia malah terjerat pada pesona wanita yang bukan kekasihnya, perlahan berpaling membagi hati dan mempermainkan rasa.

Bayu Rasendriya, pria bertutur kata manis yang selalu mengatasnamakan cinta pada wanita yang ia nikahi diusia  24 tahun. Namun, dibalik itu ia menjalin kasih dengan wanita lain yang menjadi teman baik dari istrinya.

"Meski bertahun-tahun berlalu tetap saja aku tidak bisa melupakanmu, Indira" kekehnya pedih.

Kenangannya bersama sang mantan istri bukan hanya sebatas buih yang menempel di benak. Kisah bersama Indira bagaikan figura yang akan selalu terbayang.

Dulu ketika masih berpacaran kala masih mengenakan seragam putih abu-abu, ia sering mengajak wanita itu berkencan di malam Minggu. Menikmati jajanan kaki lima lalu duduk berdampingan menerawang jauh ke angkasa yang ditaburi jutaan bintang. Bercakap ringan merangkai mimpi-mimpi untuk masa depan, tapi pada akhirnya itu hanya sebatas mimpi yang lebur termakan waktu.

"Suatu saat nanti kita akan duduk berdampingan seperti ini, tapi bedanya di pangkuanmu ada anak kita yang tertidur nyenyak" ucap Bayu kala itu.

"Hummm, berarti kamu ingin terjebak bersamaku samapi tua?" goda Indira memiringkan kepalanya menatap laki-laki yang menjadi kekasih hatinya.

"Jika itu kamu, aku tak akan keberatan" Bayu sangat yakin pada waktu itu, bahwa apa yang ada di benaknya tak serumit apa yang terjadi di kemudian hari.

"Coba kamu bayangkan, kita duduk berdua di ayunan tua menikmati secangkir teh hangat. Berdampingan berselimut tebal menutupi kulit kita yang keriput nan kedinginan. Lalu, anak-anak kita datang bersama menantu dan cucu kita. Pasti menyenangkan."

"Memang kamu yakin kita akan terus bersama Bay?"

"Yakinlah."

"Kalau kita tidak bisa bersama?"

"Akan ku buat kamu menjadi milikku Dira."

"Bagaimana kalau maut yang memisahkan dan aku mati lebih dulu? Kamu tidak mungkin kuat sendirian kan?"

"Kamu satu-satunya Dira, aku tidak akan mencari pengganti mu."

Bohong! Nyatanya belum sempat mereka mengikat janji suci ia telah memulai garis bercabang, dia tertarik pada perempuan lain tapi tetap mengikat yang telah dijalani.

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang