Epilog

2.8K 91 2
                                    

"Pada akhirnya kamu menyesal."

_Taksa Gavriel Rasendriya_







Sebelumnya tinggalnya pesan untuk karakter tokoh yang paling menyebalkan dan yang paling di sukai, berikan alasannya juga ya.









Happy Reading

🌧️🌧️🌧️🌧️





Pria berpakaian biru khas rumah sakit itu duduk menghadap jendela, sorot mata yang kosong membuat ia terlihat menyedihkan. Rambut yang memanjang tak terurus, bulu-bulu halus tumbuh di area dagu tak dicukur, juga tubuh ringkih tak segagah dulu.

Perubahan terjadi dalam hidupnya, tak lagi tawa bahagia mengisi tiap detiknya hanya jeritan dan tangis berkepanjangan. Tabungan bahagia seakan habis, suaranya seakan menghilang sehingga memilih diam tak bercerita.

Satu tahun berada di tempat asing ini tak membuahkan apapun dalam proses pengobatannya, memang dia tak lagi berteriak atau mengacau tetapi Bayu hanya diam merenung, menyendiri tak suka diganggu.

Dalam benaknya dia berhalusinasi, jika berkata pun hanya menggambarkan imajinasi. Bayu percaya halusinasinya nyata, menganggap dirinya hidup bersama wanita yang telah tiada, bersama Anak yang entah masih menganggap ia ada atau tidak.

Bayu bagaikan raga tanpa jiwa, hasrat hidupnya seakan tidak ada.

Terkadang dia menangis pilu dan hanya obat penenang yang mampu meredamnya. Hancur, hidupnya kini benar-benar berantakan. Segala angan yang ia inginkan di masa depan lenyap.

Istri dan anaknya sering berkunjung tapi tetap saja Bayu hanya terdiam tanpa merespon apapun. Waktu terus berjalan, matahari tetap bersinar.

Namun agaknya Bayu tidak lagi merasakan dunianya, yang dia tahu hanya hidupnya sudah hancur dan dia berada dalam kegelapan.

"Dia selalu seperti itu sepanjang hari, jika tidak di suruh tidur dia akan tetap terjaga, makan juga hanya beberapa suap." ucap seorang pria dengan seragam putih khas rumah sakit.

Pemuda yang berdiri di depan kamar ayahnya itu mengangguk singkat matanya tak lepas dari sang ayah, ini kali pertama ia datang setelah satu tahun lamanya. Ternyata benar pria yang dulu selalu berteriak padanya, sering memukulnya berada dalam kondisi yang memprihatinkan.

Sedih? Tentu saja. Pri itu seharusnya beraktivitas seperti sedia kata bukan malah mendekam di Rumah Sakit Jiwa.

Bisa dikatakan pria itu adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki, dan Aksa tidak bisa mengelak bahwa ia merindukan ayahnya yang baik-baik saja. Perlakuan pria itu memang kejam tapi bagaimanapun darah masih mengikat keduanya, Bayu tetaplah ayahnya apapun keadaannya.

"Apa dia selalu minum obat tepat waktu? Apa dia tidak kekurangannya apapun di sini?" Aksa bertanya pada petugas Rumah Sakit.

"Kami memastikan segalanya" sahut pria berkisar 30 tahunan itu.

"Kamu tidak ingin masuk, menemuinya? Sepertinya ayahmu akan senang jika bertemu anaknya."

Aksa menggeleng melirik sekilas sang ayah dari balik kaca pintu, "Saya pergi dulu, lain waktu saya akan datang lagi."

Aksa belum berani bertemu ayahnya secara langsung, biar untuk saat ini dia hanya melihatnya dari jauh.




🌧️🧸🌧️





Aksa memutuskan mendatangi peristirahatan terakhir mamanya, tempat yang rutin ia kunjungi dikala akhir pekan. Setangkai bunga dia letakkan di atas gundukan tanah, berjongkok ia menaburkan kembang diatas makam ibunya.

Aksa tersenyum mengusap nisan itu. Satu tahun sudah mamanya kembali kepangkuan Yang Kuasa selama itu pula ia belajar merelakan, bohong kalau berkata tak rindu karena pada kenyataannya Aksa selalu merindukan sosok ibunya.

"Aksa tadi jenguk Ayah, tapi Aksa gak berani samperin Ayah. Mama tahu? Sekarang Ayah kelihatan kurus, katanya juga Ayah gak marah-marah lagi tapi Ayah sekarang selalu ngelamun. Untungnya Ayah dirawat dengan baik di sana."

"Ma... sebenarnya Aksa takut seandainya Ayah juga pergi seperti Mama, Meskipun Ayah suka kasar dan gak nganggep Aksa tapi Aksa gak bisa bohong kalau Aksa sayang Ayah, Aksa gak mau dia juga ninggalin Aksa."

Remaja laki-laki itu menunduk entah kenapa ia ingin menangis sekarang, dadanya serasa di remat sejak melihat kondisi Bayu tadi. Sejahat jahatnya pria itu Aksa tak bisa membencinya terlalu dalam.

"Maa... Aksa kangen Mama." cicitnya.






Berakhir.





Terimakasih sudah membaca cerita ini, terimakasih pula yang sebesar-besarnya atas vote serta komentar yang ditinggalkan pada cerita ini.

Selayaknya cerita ini masih banyak kekurangan baik dari penulisan maupun alur, maka dari itu saya mohon maaf atas ketidaknyamanannya.


Akhirnya kita bisa sampai di ujung cerita yang tidak sempurna ini, dan akhirnya saya bisa menyelesaikannya sampai akhir.



Akhir kata, saya ucapkan maaf dan terimakasih.

Sampai bertemu di next story dengan cerita berbeda oleh karakter berbeda.




gisart, 15 Agustus 2023

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang