38

1.7K 107 9
                                    

"Namun seribu sayang saat dia menyesal saat itu pula segalanya tak akan pernah lagi sama."

_Indira Liliana_






Happy Reading


🌧️🌧️🌧️






Air menetes membasuh wajah pria dewasa dengan pakaian formalnya, kelopak matanya yang tertutup terbuka perlahan menatap wanita yang sengaja menyiram minuman dingin ke wajahnya. Deru napas wanita itu memburu, matanya berkilat tajam.

Bisa dilihat amarah yang berapi-api dalam diri mantan istrinya itu. Tak cukup di situ, wanita itu—Indira— dengan ganas menampar pipi mantan suaminya. Tak peduli jika itu akan meninggalkan bekas memerah atau kemarahan Bayu.

"Tak peduli apapun yang kamu lakukan, saya tidak akan mengalah kali ini" desis Indira tajam.

Bayu mengusap wajahnya yang basah, berani sekali wanita itu mempermalukannya.

"Kamu—"

"Apa?!" sela Indira galak.

"Saya ibunya jadi saya berhak atas dirinya, dia mendatangi saya berarti dia lebih memilih saya daripada kamu! Harus kamu sadar Bay bukan malah bertingkah seperti ini."

Bisa-bisanya pria itu menginginkan ia menyerahkan Aksa kembali, setelah bertahun-tahun ikatan ibu dan anak dipisahkan dan dengan seenaknya mantan suaminya itu ingin memisahkan ikatan yang baru kembali merekat.

Bayu tahu betul bahwa dengannya Aksa tersiksa tapi kenapa pria itu seolah tak peduli, dulu ia selalu abai tapi kenapa sekarang berbeda.

"Hak asuhnya ada di tanganku, hidupnya adalah tanggungjawab ku. Kamu tidah memiliki hak untuk itu, kamu telah kehilangan hak mu Dira!" Tak mau kalah pria itu berujar sinis.

"Siapa bilang? Tidak ada siapapun yang bisa memutuskan ikatan batin Ibu dan anaknya, sekalipun kamu adalah ayahnya. Hak dan tanggungjawab saya terhadap Aksa tidak ada yang bisa merebutnya termasuk istri yang menjadi selingkuhan mu dulu." balas Indira telak.

Dipikirnya ia akan takut dengan laki-laki yang dulu pernah sangat ia sayangi, maaf saja waktu berjalan dan merubah banyak hal. Termasuk pusara cinta yang di hidupi kebencian.

Pria itu mencengkram lengan mantan istrinya, dadanya naik turun pertanda ada gejolak amarah yang membara.

"Cukup usir Aksa dari rumah mu lalu setelah itu aku dan Danisa tidak akan mengusik mu lagi" tawar Bayu memaksa.

Bualan macam apa lagi ini?  Ia tak habis pikir dengan manusia jahanam di depannya sekarang.

Ia kira dengan menyetujui ajak bertemu dari Bayu akan menyelesaikan perkara diantara mereka selama ini. Tetapi tidak, pria itu justru mencari gara-gara baru.

"Gila!" maki wanita bersurai di Curly itu menghempaskan cekalan tangan mantan suaminya.

"Kalau tujuan kamu suruh saya datang ke sini hanya untuk ini, maaf waktu saya terlalu berharga ."

Baru saja berbalik lengangnya sudah kembali di tarik hingga mau tak mau menghadap laki-laki itu. Bayu nampak menghirup udara di sekitar dengan mata terpejam, kemudian menghembuskan dengan pelan. Ia lantas menatap lekat bola mata yang tak lagi menunjukkan cinta padanya.

"Okey, kita bicara baik-baik tanpa emosi. Ayo kembali duduk dan bicara" lontar Bayu mengarahkan Indira untuk duduk di sofa kembali.

Meredam kembali percikan amarah dalam dirinya, Indira menurut untuk duduk. Pandangannya melirik sekitar yang nampak rapi dan barang-barang yang terstruktur menciptakan kesan elegan, sentuhan warna yang tak terlalu mencolok membuat nyaman mata memandang.

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang