41

1.9K 134 24
                                    

"Masa lalu adalah pelajaran, pengalaman adalah guru, masa kini adalah catatan, masa depan adalah buku."

_Taksa Gavriel Rasendriya_





Happy Reading

🌧️🌧️🌧️





Dua perempuan sebaya duduk berhadapan dengan meja sebagai pembatasnya, keramaian di sekitar tak menyurutkan ketegangan diantara sepasang sahabat itu. Di salah satu meja cafe yang cukup ramai keduanya saling menatap sengit.

"Tega lo sama gue. Vio, lo tahu Aksa siapa gue dan lo suka sama dia? Yang bener aja!" Gadis yang tak lain adalah Aqila memekik kecil.

Ia tak menyangka ternyata Viona memiliki rasa lebih dari sahabat kepada Aksa, pantas saja cewek itu begitu bersemangat mengetahui kandas hubungan diantara dirinya waktu itu. Cih, padahal Viona yang mendesak untuk menerima Kenzie tapi ketika situasi runyam dia malah pura-pura tolol seolah tak ikut ambil peran. Munafik sekali.

"Lah kalian udah putus. Jadi gak masalah dong" acuh Viona mengaduk-aduk jus alpukat menggunakan sedotan.

"Sejak kapan? Sejak kapan lo suka sama Aksa?!"

Dia tak terima, sengguh. Mengetahui sahabat perempuannya itu menyukai sang mantan kekasih.

Sampai sekarang saja ia masih berusaha memperbaiki yang telah ia hancurkan dan biasa-biasa Viona mengungkapkan hal yang memancing perselisihan.

"Sejak lama, bahkan sebelum kalian pacaran. Dari dulu gue selalu menunggu momen dimana kalian putus dan gue bisa buat cowok itu hanya melihat ke arah gue aja" ujar Viona terkekeh kecil.

Menyukai Aksa bukan hal yang mudah karena laki-laki itu tak pernah mau melirik ke arahnya lebih dari teman, banyak cara yang dilakukan agar menarik perhatian tapi tetap tak membuahkan hasil apapun.

Aksa hanya mau melirik Aqila, bahkan hanya dengan diam pun Aqila mendapatkannya. Tatapan penuh cinta hanya untuk Aqila, perhatian istimewa tertuju pada sosok Aqila, senyum dan tawa tanpa beban dipusatkan pada Aqila. Semuanya, seolah-olah dunia cowok itu hanya untuk perempuan bernama Aqila Oceana Valerie dan itu membuat ia muak.

Lagi-lagi Aqila tercekat, jadi sejak dulu Viona suka Aksa? Tapi kenapa ia tak menyadarinya?

"Gue sama nebeng Aksa aja, ya."

"Tugas kelompoknya bareng Aksa, nanti gue bareng dia aja."

"Ini air buat lo, Sa."

"Keringetan gitu, gue lap ya?"

"Nasi goreng kesukaan lo nih."

"Yes sama Aksa."

Jadi ini alasan Kenapa Viona sering memberikan perhatian lebih kepada Aksa.

"Perlu lo tahu, Kenzie gak beneran suka sama lo. Dia ngajak lo pacaran atas permintaan gue, sebagai gantinya gue gak akan simpan rapat-rapat rahasia dia."

"Gak sulit bagi gue karena lo yang terlalu mudah terhasut omongan orang, lo lemah dalam memegang komitmen sehingga gue menjadi pemenangnya" jelas Viona mengutarakan kebusukannya sendiri.

Sekalipun cinta yang sahabatnya itu miliki begitu besar tapi tidak bisa berpegang pada komitmen ya tak akan kuat menopang pondasi cinta itu sendiri.

Keyakinan diri bisa menjadi lem perekat tat kala angin kencang coba menggoyahkan pertahanan.

"Jahat banget lo, Vio. Gak nyangka gue lo nusuk gue dari belakang kayak gini" ucap Aqila menggeleng tak habis pikir.

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang