47

1.9K 98 15
                                    

"Pada akhirnya terluka lagi...."

_Taksa Gavriel Rasendriya_








Happy Reading

🌧️🌧️🌧️





Kicau burung menyebut sejuk di pagi hari, dengan pakaian rapi khas anak sekolah Aksa mengedarkan pandangan mencari keberadaan ibunya. Ia pikir mamanya ada di dapur tapi ternyata tidak, kemana sekiranya wanita itu pergi?

"Apa belum pulang ya?" gumam Aksa lantas mengotak-atik gadgetnya, mencoba menelepon sang mama.

Keningnya mengkerut saat suara operator lah menjawab, mengatakan nomor yang dituju tidak dapat dihubungi. Aksa memeriksa kolom chating bersama Indira yang hanya centang satu. Aduh, perasaannya jadi tak enak begini. Ia bergerak gelisah terus menghubungi nomor ibunya berharap teleponnya diangkat. Tak biasanya Indira mematikan handphone seperti ini dan biasannya selalu memberi kabar jika tidak pulang atau berangkat lebih awal.

"Mama kemana sih?!" dumel cowok itu mondar-mandir dengan telepon di dekat telinga. Ia khawatir hal buruk terjadi dan mamanya dalam kesusahan sekarang.




Tok


Tok


Tok




Dia melihat jam yang menunjukkan pukul setengah enam, siapa yang bertamu pagi-pagi buta begini? Ia membuat pintu lalu tersenyum sopan pada ketua RT juga seorang laki-laki yang ia ketahui sebagai tetangga samping rumah.

"Mari masuk dulu Pak" Dengan santun ia menyebut baik tamunya.

Kedua orang dewasa itu saling melirik lalu menggeleng pelan.

"Tidak usah kami hanya sebentar, kamu sudah mau berangkat sekolah ya?" tanya Pak RT berbasa-basi.

"Bentar lagi Pak. Oh, iya. Bapak ada perlu sama mama saya ya? Maaf sebelumnya Pak, Mama lagi tidak ada di rumah sepertinya beliau masih di rumah sakit saat ini" Beritahu Aksa tanpa diminta.

Pak RT tersenyum tipis melirik sekilas salah seorang warga yang datang bersamanya, "Kami ada perlu dengan kamu, ada hal yang ingin kami bicarakan."

"Ada apa ya?" tanya Aksa bernada bingung.

"Begini Nak, semalam di temukan korban pembunuhan di jalan daerah komplek sini. Polisi sedang menyidiki kasus ini lebih lanjut, korban juga sedang dalam proses otopsi sekiranya siang ini biasa diurus pemakamannya. Korban kasus ini ada dua orang."

Pemuda itu mengangguk mendengar kabar duka tersebut, keji sekali orang yang melakukan kejahatan ini tidakkah berpikir bahwa ada kehidupan yang direnggut dan ada keluarga yang harus kehilangan.

Aksa tak bisa bayangkan duka keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketegaran atas peristiwa yang terjadi.

"Tujuan kami datang ke sini untuk menyampaikan, ibu kamu adalah korban pembunuhan itu beliau dinyatakan meninggal sementara gadis yang bersamanya tengah mendapat penanganan Dokter karena kondisinya yang kritis."

Aksa tersentak tak percaya, jantung nya berdebar kencang dengan tangan gemetar. Mama bilang akan pulang terlambat karena dan pasti wanita itu masih di rumah sakit untuk menangani pasiennya, iya kan?
Korban yang meninggal itu pasti orang lain, Pak RT pasti salah.

"Gak mungkin lah, mama saya pasti masih kerja sekarang. Bapak salah itu..." ujar Aksa terkekeh garing.

Namun keterdiaman kedua pria itu membuat rasa takut dalam dirinya semakin menjadi, berusaha meyakinkannya diri tapi entah kenapa tidak bisa seperti ada kerikil-kerikil tajam menimpuk dadanya.

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang