28

2.2K 132 7
                                    

"Teman di tengah kelam dalam lara yang telah tenggelam."

_Taksa Gavriel Rasendriya_







Happy Reading

🌧️🌧️🌧️












Gulita perlahan memudar, semesta yang semula gelap di sambut terang Sang Surya. Embun masih menempel di permukaan kaca begitupun tetes air bekas hujan semalam sesekali luruh dari dedaunan. Angin pagi berhembus begitu sejuk, aroma petrichor masih menguar diantara terpaksa udara pagi.

Namun, hal itu tak menghalangi hiruk-pikuk orang-orang yang tak sempat menikmati pagi mereka dengan secangkir kopi demi aktivitas wajib yang tak boleh terlambat.

Jauh dari padatnya jalan kota, Aksa duduk di atas kursi yang tersedia di teras rumah ibunya. Hari ini dia tak bersekolah sebab terserang flu serta suhu tubuh yang tinggi. Meski begitu dia dengan wajah pucatnya duduk bersantai di teras, mengabaikan titah sang Mama yang memintanya beristirahat di dalam rumah.

Remaja itu menerawang jauh kedepan, isi kepalanya terus berkelana menyusuri beberapa tahun yang telah terlewati. Tetang ia yang terus berusaha menarik perhatian ayah dan bunda nya, lalu di saat ia memutus komunikasi dengan ibu kandungnya, dan yang paling terbaru ternyata kisah cinta yang di upgrade ke versi sakit hati.

"Keluarga yang sempurna terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak" gumam Aksa membayangkan dia dalam rangkaian kata itu.

Membayangkan ada kisah indah yang di lalui jikalau mereka masih utuh dalam satu kartu keluarga.

"Tapi, entah kapan pertukaran itu terjadi. Sampai tiba-tiba posisi yang di tempati tidak lagi sama."

"Ayah dengan Bunda sebagai istrinya, lalu Mama...masih dengan kesendiriannya."

Kini Aksa tahu bahwa yang ia lihat beberapa waktu lalu hanya kesalahpahaman semata. Semalam mamanya menjelaskan bahwa Anak dan lelaki dewasa yang Aksa lihat di cafe adalah tetangga mamanya. Waktu itu sang Mama hanya mengantarkan anak kecil itu menemui ayahnya.

Dia bersyukur, setidaknya ibunya tidak menikah lagi tanpa pengetahuannya.

Selain itu Aksa juga berpikir, apa namanya tidak menikah lagi karena masih menyesal atas perselingkuhan yang dia lakukan dulu?

Apa Mama menyesal karena bercerai dengan Ayah?

Tunggu dulu, Aksa baru ingat Ayahnya pernah bilang bawa perceraian itu terjadi karena mamanya berselingkuh dan juga menelantarkan Anak dan suaminya. Apa Ayah masih menyimpan dendam atas peristiwa yang tidak pernah Aksa ketahui dengan pasti.

"Mama selingkuh? Jangan bilang gue anak hasil hubungan gelap Mama, makanya Ayah kayak gitu" panik Aksa terhadap pemikirannya sendiri.

Jika setiap pembenaran dan hal-hal yang telah terjadi di satukan, maka kesimpulan dirinya adalah Anak dari pengkhianat mamanya atau dia adalah wadah pembalasan dendam ayahnya, bisa saja benar.

Aksa mengusap hidungnya kasar, semakin di pikirkan semakin rumit pula alur yang akalnya ciptakan.

"Gak ada pilihan lain selain mengulik masa lalu mereka" ucap Aksa mengangguk-anggukan kepala.

Namun, perlu di ingat bahwa beberapa hal yang disembunyikan tidak perlu di cari tahu lagi, dan ada kalanya kertas usang di biarkan teronggok di sudut ruangan berdebu tak perlu di baca lagi isiannya.

"Tapi gimana caranya nanya tanpa menyinggung perasaan Mama?" Aksa bergumam.

Otak kecilnya mulai berputar mencari susunan kata yang sekiranya tidak terdengar kurang ajar dan bisa di terima dengan baik oleh si pendengar.

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang