33

1.9K 116 14
                                    

"Terkadang manusia itu sulit di tebak."

_Taksa Gavriel Rasendriya_






Happy Reading


🌧️🌧️🌧️🌧️








Di tengah dinginnya udara yang berhembus mengganti selimut hangat oleh mentari, tabur bintang kian banyak menggantung di atas angkasa yang gulita. Bermodal selimut tebal membungkus tubuhnya, gadis bermata jenis almond itu berdiri di balkon kamar dengan handphone menempel di salah satu telinga.

"Gue masih sayang dia Vio" ucap Aqila pada sahabat perempuannya lewat panggilan suara.

"Udah sih move one aja, toh Aksa gak mau lagi sama lo. Cowok macam dia buat apa di galauin? Yang mau sama lo itu banyak  Qil" suara Viona terdengar malas.

Gadis itu berdecak pelan, "Gak bisa Vio, lagian lo udah janji kalau gue ketahuan lo bakal bantu supaya Aksa gak marah."

"Terus gue harus apa?"

"Iya, bantuin gue balikan sama Aksa lah." 

"Sorry nih Qil, kalau gue bantuin lo yang ada Aksa gak mau temenan sama gue juga. Lo balikan sama Ken aja, biar Aksa jadi urusan gue."

Aqila mengerutkan kening, "Maksud lo Apa Vio? Viona!"

"Sial" umpat Aqila kala sambungan telepon diputus sepihak oleh sahabatnya itu.

Apa maksud ucapan Viona barusan? Aqila mengacak rambutnya kesal, kenapa jadi rumit begini?

Viona juga jadi sangat menyebalkan sejak hubungan gelapnya dengan Kenzie diketahui Aksa, padahal gadis itulah yang mendorongnya untuk menerima ajakan Kenzie waktu itu lalu dengan dalih,

"Jangan tolak Kenzie, dia bakal sakit hati."

Dia juga berjanji akan membantu kalau sewaktu-waktu ketahuan, tapi kenapa sekarang berbeda? Viona terlihat sangat antusias saat mengetahui Aksa memutuskannya.

"Aksa milik gue, cuma milik gue, selamanya akan begitu."

Aqila mencengkram kuat ujung selimutnya, beberapa hari terakhir Aksa benar-benar menjauh dan dirinya juga tak memiliki nyali untuk mendekat.

Bukan hanya padanya saja, pada Kenzie pun Aksa tak mau bertegur sapa sekalipun mereka menjadi teman sebangku. Hanya Viona saja yang leluasa berinteraksi dengan cowok itu tanpa rasa canggung.

"Tapi Aksa yang gak mau sama gue." Ia kembali sadar bahwa tidak mungkin Aksa mau menerimanya kembali.




Di sisi lain sepasang suami istri duduk berdampingan dengan si lelaki yang duduk di sofa ruang keluarga, di dekatnya sang Anak menatap jengah pertikaian kedua orang tuanya.

Entah kenapa pasangan paruh baya itu jadi sering adu mulut, bahkan sampai melempar barang yang menimbulkan kebisingan. Wira—Anak kedua orang itu— hanya bisa dia menyaksikan tanpa tahu cara menghentikan, meski ia takut dan merasa sesak ia hanya diam.

"Kamu bisa diam tidak?!" sentak Bayu menatap kesal istrinya.

"Gimana aku bisa diam, hah?! Sampai sekarang Aksa belum pulang itu karena kamu yang gak becus jadi Ayah!" balas Danisa dengan wajah memerah padam.

Merasa tak terima pria itu menggebrak meja. Sontak Wira terperanjat memejamkan matanya, sampai kapan ini kan berlangsung?

"Lalu, kamu pikir kamu sudah becus menjadi Ibu?! Kamu bahkan lebih buruk dariku!" sinis Bayu.

Terputus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang