BAB 9 KEPUTUSAN

632 41 0
                                    

***
kleeekkk...

"Haru kamu sudah sadar sayang?"

"kenapa mama ada disini?"

"kenapa pertanyaanmu seperti itu Haru?"

"ya aneh saja, selama 18 tahun baru ini mama menemaniku saat sakit"

"Haru masi marah sama mama??"

"apa Haru punya hak untuk marah? bukankah untuk hidupku sendiri Haru tidak punya hak, kenapa masih bertanya sesuatu yang mama sudah tau jawabannya"

entah kenapa cara berbicara Haruto ke Lisa sedikit keterlaluan. mungkin akibat terlalu capek untuk pura-pura jadi anak yang penurut terus.

Jeongwoo tidak dapat berbuat apa apa, dia hanya mendengar dan menyaksikan percakapan mereka...

"Haru ingin sendiri, lebih baik kalian pulang saja"

"HARUTO.... bukankah kamu sudah keterlaluan? mama bahkan merelakan pekerjaan mama demi menjagamu, tapi kamu malah menyuruh untuk pergi??!!"

"bukankah sejak dulu juga mama lebih memprioritaskan pekerjaan? sejak kapan mama berubah menjadi orangtua yang sok peduli kepada anaknya"

"kamu benar benar tidak ingin ditemani mama??"

"mmm"

"baiklah, disaat kamu sakit separah apapun mama tidak akan datang untuk melihatmu"

akhirnya Haruto membalikan badan dan melihat kearah Lisa yang tampak sangat marah padanya.

"benarkah?? terimakasih" Haruto tersenyum.

"dan Haru harap saat Haru mati juga mama jangan datang ke pemakamanku dan jangan menangis"

Lisa hendak menampar Haruto tapi.....

"mama mau menamparku lagi?? apakah mulai skarang itu juga  akan menjadi rutinitas yang akan Haru rasakan??"

tangan Lisa terhenti, tangannya bergetar hebat.

"baiklah mama akan pergi dan mama harap kamu tidak akan menyesali semua yang kamu katakan hari ini"

"hmmmm" Haruto  hanya mengangguk dan tersenyum.

.
.
.

"kamu juga pergilah. katakan juga kepada Asahi dan lainnya besok gak usah datang aku gak mau di ganggu kalo lagi sakit"

"kamu kenapa??"

"apa bahasaku susah di mengerti?? pergilah aku sedang ingin sendiri"

"baiklah aku akan pergi, kalo ada apa apa kamu telfon aku"

klekk Jeongwoo  juga meninggalkan Haruto dan pergi.

tiba tiba Haruto merasa sepi, dia menangis tanpa henti dadanya terasa sakit.. tanpa dia sadar ternyata Jeongwoo masi ada di depan pintu ruangannya.. dia ingin sekali masuk tapi gak jadi.

*
*
*

setiap obat, setiap makanan yang disiapkan rumah sakit tidak pernah di makan Haruto. asam lambungnya sepertinya semakin parah.. Lisa juga sejak saat itu tidak pernah datang dan tidak pernah menelfon.

"hehhh.. bahkan menelfon saja tidak pernah.. sepertinya mereka menunggu aku untuk mengatakan begitu supaya mereka memang ada alasan untuk tidak menghubungiku"

ngingggg tiba tiba pandangan Haruto menjadi kabur.

bruuukkk

Haruto terjatuh pingsan padahal sedang menikmati pemandangan di taman rumah sakit.

.
.
.

kring kring

"halo?"

"halo.. ini dari rumah sakit, kami ingin meminta persetujuan dari orangtua Haruto  untuk melaksanakan operasi?"

To..End or To..GetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang