BAB 31 PENJELASAN

408 29 0
                                    

Sudah dua minggu berlalu. Haruto masih saja belum sadar, meski sudah melewati masa kritisnya tapi dia tak kunjung sadar. meski begitu Jeongwoo tetap setia menemani Haruto, menunggu di sampingnya. dia juga membiarkan Lisa dan Jungkook mengurus pekerjaan mereka, nanti kalau ada apa apa, dia pasti akan segera menghubungi mereka.

NGNGH !!!

Akhirnya Haruto sadar! dia mengerjap matanya untuk mencari tau kalau sekarang dia lagi dimana. dia melihat sekelilingnya, lalu dia sadar kalau sekarang dia lagi di rumah sakit. merasa ada yang menindih tangannya, dia pun menengok ada Jeongwoo yang tertidur di sampingnya sambil memengang tangannya dengan erat.

KLEEKK !!!

Itu adalah Yuna yang baru saja datang, dia berencana menjenguk Haruto.

"Ngapain kesini?" tanya Haruto dingin.

"Aku mau minta maaf"

"Buat?"

"Udah bohongin kamu. semua yang aku katakan di depan fakultas kalian tempo lalu, itu semua bohong. Jeongwoo gak pernah berjanji begitu padaku. waktu ulang tahunku pun begitu, dia gak niat datang merayakan ulang tahunku. saat itu aku bertemu dengan kak Hyunsuk dan meminjam Hpnya lalu berbohong padanya untuk datang. saat itu dia datang karna nama kak Hyunsuk yang mengirim pesan padanya, bukan karna aku. aku minta maaf sudah membuat kalian bertengkar, maafkan aku sudah membuat hubungan kalian renggang. aku tau kalau Jeongwoo gak pernah menyukaiku, makanya aku berusaha dengan segala macam cara. tapi kini aku sadar, semua usahaku itu percuma saja. karna di hatinya cuma ada kamu"

Selesai mengatakan itu semua, Yuna segera meninggalkan ruang rawat inapnya Haruto. Jeongwoo juga gak kebangun dengan pembicaraan Yuna dan Haruto, mungkin karna dia belum tidur dengan nyenyak selama dua minggu ini.

.
.
.

Haruto terus menatap Jeongwoo yang sedang tertidur nyenyak.

"Kamu pasti gak tidur dengan baik kan selama berapa hari ini? kamu pasti khawatirin Haru kan? maafin Haru" ucap Haruto pelan.

Sadar ada pergerakan yang terjadi, Jeongwoo langsung terbangun dari tidurnya.

"Haru? kamu dah sadar? aku panggilin dokter dulu buat periksa kamu"

Haruto hanya diam, dia gak merespon perkataan Jeongwoo. Jeongwoo langsung pergi mencari dokter, kemudian dia menghubungi Lisa ama Jungkook. gak lupa juga dia menghubungi mama papanya serta teman temannya.

"Kamu udah baik baik aja, tinggal proses pemulihan saja" ucap dokter.

"Terimakasih banyak dok" ucap Jeongwoo.

Jeongwoo kemudian duduk di samping Haruto, lalu memegamg tangannya dengan erat.

"Ru?"

"Mm"

"Aku benar benar jahat ya sama kamu"

Haruto hanya diam gak merespon apapun.

"Aku minta maaf kalau selama ini hanya bisa terus menyakiti kamu. Ru? aku minta tolong boleh?"

"Apa?" Akhirnya Haruto merespon.

"Kalau sedang marah ama aku, tolong jangan menyakiti diri kamu sendiri. aku sangat ketakutan saat melihat kamu yang udah gak sadarkan diri di kamar"

Jeongwoo mulai menangis, benteng sebagai cowok cool mulai runtuh. jujur saja, saat melihat kondisi Haruto di kamarnya saat itu rasanya jantungnya berhenti berdetak. dia sangat ketakutan, dia takut terjadi hal yang buruk pada Haruto. memikirkan itu lagi, dia menangis.

"Aku takut kamu kenapa napa" lanjutnya lagi sambil terisak.

"Maafin Haru"

"Kenapa minta maaf? Haru gak salah, disini Jewu yang salah. Jewu tau meski sudah berkali kali menyakiti Haru, tapi boleh gak jangan pernah tinggalin Jewu"

Haruto terkejut dengan pernyataan Jeongwoo itu. apalagi dia juga sudah tau semua kebenarannya.

"Haru? Jewu bisa jelasin semua yang terjadi, tolong jangan salah paham"

"Haru dah tau! tadi pas Jewu sedang tidur, Yuna datang kesini dan menjelaskan semuanya. Haru minta maaf udah salah paham dan gak dengerin penjelasan Jewu dulu"

"Gak sayang, jangan minta maaf. tetap Jewu salah, maafin Jewu ya?"

"Mmm"

CUP

Jeongwoo mencium kening Haruto, lalu memeluknya cukup lama. lama berpelukan, mereka gak sadar kalau di ruangan itu sudah ada orang lain.

"Ekhm Ekhm" Lisa berdehem.

"Mama" seru Haruto.

"Gimana skarang? udah gak apa apa? merasa ada yang gak nyaman?"

"Haru dah baik baik aja kok ma"

"Jangan begitu lagi ya lain kali, jantung mama hampir copot saat mendapat telfon Jeongwoo ngasih tau Haru kritis"

"Maaf! mama pasti khawatir ya?" ucap Haruto sendu.

"Iya sayang mama sangat khawatir, makanya tadi pas Jeongwoo ngabarin kalo Haru dah sadar, mama langsung kesini. maaf ya mama gak bisa selalu nemenin Haru disini"

"Gak apa apa kok ma, Haru tau kok kalo tiap malam mama sama papa selalu nginep disini"

"Iya mama papa sama Jeongwoo selalu nginep disini. Jeongwoo 24 jam disini terus"

Mendengar itu Haruto memerah.

"Ekh tunggu! kalo disini 24 jam, gimana dengan kuliahnya?"

"Udah izin sama dosen dosen dan mereka ngasih izin" sahut Jeongwoo.

"Kok dosennya Jewu baik banget sih"

"Iya dong tentu saja"

"Kamu sih gak tau. Jeongwoo itu mahasiswa jenius dengan IPK sempurna, jadi wajar aja kalau dosen baik semua ama dia" celetuk Lisa.

"Kok mama bisa tau" tanya Haruto heran.

"Tante Rose yang cerita ke mama. yaudah sayang kamu istirahat lagi, jangan banyak berkegiatan dulu. Jeongwoo jagain lagi ya, tante ada meeting dengan klien penting"

"Ah iya tante"

"Sayang, mama pergi dulu ya? gak apa apa kan? selesai meeting mama langsung kesini"

"Iya ma" sahut Haruto.




Bersambung.......

To..End or To..GetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang