"Bahkan temen gue tutup mulut buat nanyain kehidupan gue, cewek selancang lo, apa yang harus gue lakuin biar ngerti?"
•••
SETELAH sampai di pintu rooftop, Ametha jadi mengingat insiden dimana ia harus terpojok dan hampir menangis karena perlakuan Luvius. Ketika mengingatnya, Ametha sampai menepuk jidat berulang kali, rasanya sangat malu.
Benar seperti pesan yang Sastra kirim, Ametha melihat Luvius duduk sendiri dengan rokok di sela jarinya.
"Setiap gue ketemu dia, pasti lagi ngerokok." Ujar Ametha.
"Suka banget sendirian disini."
Langkah demi langkah terdengar, Luvius menoleh ketika merasakan angin yang berhembus hanya dari sebelah tubuhnya.
Setelah melihat, Luvius berdecak. "Ganggu."
"Belum juga ngomong udah dibilang ganggu," ujar Ametha kesal.
Tanpa rasa malu, Ametha mengambil kursi besi dengan susah payah. "Berat banget, kayak dosa!"
Srettt
Ametha langsung melepas pegangannya ketika Luvius menarik kursi itu menggunakan kaki yang terbalut sepatu dari bawah, lalu mendorong jauh hingga menimbulkan suara.
"Pergi." Ujar Luvius, dingin. Kelihatannya Luvius sudah tahu, Ametha berniat duduk di sampingnya.
Ametha berdecak. "Ish! Gue mau nemenin lo!"
"Ga butuh, pergi atau gue lempar lo ke bawah?"
Ametha memutar bola mata malas. "Sebenarnya gue tuh kesini mau nanya-nanya sedikit,"
"Masa gue ngomong sambil berdiri!" Ujar Ametha, kesal.
Tidak ada respon apapun, Luvius sibuk memandang ke arah lain dan asik merokok.
"Eum, sebelumnya gue mau minta maaf, karena udah sempat seu'zon sama lo, kak. Gue ga tau kalau lo mau bantu nemuin korban penculikan dan kerja sama bareng polisi. Gue beneran ga tau, kak! Suer!"
"Tapi gue juga ga terima perlakuan lo ke gue! Lo ga menghargai gue banget, lo seenaknya!" Nada Ametha sedikit meninggi.
"Sikap lo emang kayak gitu ke orang? Atau... Ada alasan lain? Padahal gue juga ga ngelakuin kesalahan besar sampai buat lo marah."
Tidak ada respon apapun, Luvius tetap diam.
Ametha berdecak. "Jawab, kek! Gue maklumin kalau emang lo orangnya emosian, tapi kok sikap lo gitu banget sih, ke gue, kak?"
"Gue kesini juga niatnya mau damai, gue ngerasa ga enak kalau punya musuh." Ujar Ametha, menggerutu.
"Atau jangan-jangan lo punya latar belakang yang buruk? Biasanya---"
BRAKKK
Keras, Luvius berdiri dan membanting kursi yang ia duduki tadi. Ametha membekap mulutnya, sepertinya ia telah salah bicara.
"Jaga batasan lo!" Sentak Luvius, marah.
Ametha mengerjap. "G-gue---"
![](https://img.wattpad.com/cover/330342064-288-k919795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POISONOUS
Teen FictionMenilai buruk manusia tak selalu tepat sasaran, jatuh cinta bukan kesalahan, kehilangan bukan takdir yang sedang dimainkan. ___ "Kehidupan itu, beracun." ___ °2023