"Gue kasih ijin, setelah gue tau siapa orangnya dan gue kenal sifatnya."
•••
ARUNA menaruh lap keatas meja, menatap Ametha bingung.
"Lo kenapa, sih?"
Ametha duduk lalu menerima air yang Fisaka berikan. "Lo berdua tau? Ada yang niatan pdkt sama gue!"
"Hah? Siapa tuh?!" Fisaka langsung mendudukkan dirinya di samping Ametha.
"Bagus dong, lo jadi ga jomblo lagi, nanti kita bisa double date." Ujar Aruna.
"Gue ga suka, anjir! Pokoknya kalau bukan gue yang suka duluan, gue ga mau!"
"Sumpah, lo manusia teraneh yang pernah gue temuin," Fisaka menggelengkan kepala tidak percaya.
"Bingung gue sama lo, Tha! Padahal lo kalau mau nyari pacar, pasti cepet dapetnya! Tapi kenapa ga mau lo lakuin?!" Aruna berucap dengan nada greget.
Ametha tertawa. "Santai dong! Kok jadi kalian yang kesel? Padahal gue yang lagi kesel,"
"Emang siapa yang mau pdkt sama lo?" Tanya Aruna, penasaran.
"Cowok yang kemarin sempet lo bilang, lagi nyariin gue."
Aruna terlihat berfikir, setelah mengingatnya, Aruna mengangguk. "Oh dia, lumayan tau, Tha! Ganteng!"
"Gue aduin Samu, ya!" Ancam Fisaka.
"Eh-eh, jangan lah!"
Ametha mengangguk. "Namanya Rayan, kelas 12. Ganteng sih, tapi gue ngerasa aneh waktu ngobrol sama dia, dari tatapannya ngebuat gue pengen kabur!"
Sontak, Fisaka dan Aruna tertawa. Aruna menggeleng heran. "Dia manusia kali, Tha! Bukan jombie!"
"Manusia, sih... Tapi gue ngerasa aneh aja gitu."
***
Seperti yang sudah dibicarakan dan direncanakan, jam 7 malam Luvius mengumpulkan teman-temannya.
"Kalian siap?"
Sastra merenggangkan otot-otot nya. "Gue dari kemarin udah siap,"
"Agak capek dikit, gara-gara acara sekolah tadi." Ujar Dravin.
"Lakik dong lakik!" Gerry menyahut, memamerkan otot-otot lengan nya.
"Gue juga punya ya, setan! Sombong amat lo,"
Luvius mengambil pisau lipat, ia masukkan dalam saku celananya. Mengambil topi hitam lalu memakainya. Dalam gelap, Luvius memerintahkan mereka untuk memakai pakaian gelap, juga sarung tangan hitam, tak lupa sebuah topi sama sepertinya.
"Masih inget rencana yang gue susun kemarin?"
Mereka mengangguk serempak. "Tenang aja, Lu. Ingatan gue masih berfungsi," ujar Gerry.
"Bagus, Ger, bagus. Otak lo kagak ketinggalan di waktu kayak gini." Ujar Dravin.
"Titisan syaiton bener, lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
POISONOUS
Teen FictionMenilai buruk manusia tak selalu tepat sasaran, jatuh cinta bukan kesalahan, kehilangan bukan takdir yang sedang dimainkan. ___ "Kehidupan itu, beracun." ___ °2023