"Gue nggak suka cewek gue dibentak, usahain kalau ngomong pake nada biasa."
•••
PUSPA ANINDYTA
lahir: 13 Februari 1984
wafat: 24 April 2018Ametha menoleh, memandang keterdiaman Luvius. Tak ada suara selain memandangi batu nisan didepan mereka. Ametha yakin, Luvius merasakan sakit hati luar biasa.
"Kamu... nggak mau nyampein apa-apa ke mama kamu? Kalau kamu malu aku bisa pergi," Tak ada jawaban, Ametha menganggap keterdiaman Luvius sebagai jawabannya.
"Eum, yaudah aku pergi dulu."
Detik-detik Ametha ingin bangkit dari jongkoknya, Luvius menarik pergelangan tangannya, membuat Ametha kembali berjongkok.
Luvius menghela nafas, menatap batu nisan dengan nama yang mulai tak terlihat.
Sangat lama, Luvius yakin makam sang mama tidak pernah didatangi."Luvi dateng, ma."
Ametha diam, membiarkan dan memperhatikan Luvius berbicara.
"Apa kabar? Banyak pertanyaan yang sekarang ada di otak Luvi. Mama bisa dateng ke mimpi Luvi buat kasih jawaban."
"Luvi minta maaf, seharusnya dulu mama nggak usah repot-repot gantiin Luvi dipenjara. Luvi cuman beban, mungkin kalau Luvi nggak lahir, mama masih bahagia sama ayah."
Ametha mengelus pundak Luvius sekedar menenangkan, walau ada beberapa kalimat yang kurang Ametha setujui.
"Luvi kecewa, Luvi marah. Dari dulu, Luvi emang nggak punya sosok ayah, kenapa mama nggak buang Luvi aja sih ma?" Suara Luvius terdengar frustasi.
"Kenapa Luvi harus lahir tanpa ada identitas ayah kandung? Kenapa Luvi harus ada dari rahim..." Luvius membasahi bibirnya.
"Wanita pelacur."
deg
"Luvi," Ametha menegur, tanpa sengaja Luvius menyebut dan menganggap sang mama sebagai seorang wanita yang tidak baik.
Luvius tak mendengarkan, jarinya sibuk memainkan tanah kuburan.
drttt
Ametha berdiri ketika merasa ponselnya berbunyi, gadis itu menjauh untuk mengangkatnya.
"Halo?"
"Halo, Tha. Lo kemana coba? Aruna beneran nggak masuk, dia di rumah sakit." Terdengar suara Fisaka disana.
"Tadi kak Sastra ke kelas ngasih surat, lo ijin kemana sih?"
"Gue lagi nemenin Luvius ziarah, Aruna sakit?"
"Iya, tapi gue nggak tau sakit apa. Terus ini, lo didatengin anggota OSIS, lo dipanggil buat kumpul. Dicariin Trio katanya."
Ametha diam, ia tau alasan dirinya dipanggil, sudah ada beberapa hari ini Ametha tidak hadir untuk kumpul OSIS, bahkan sepertinya sudah ada satu Minggu lebih. Ada beberapa alasan yang membuat Ametha seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
POISONOUS
Ficção AdolescenteMenilai buruk manusia tak selalu tepat sasaran, jatuh cinta bukan kesalahan, kehilangan bukan takdir yang sedang dimainkan. ___ "Kehidupan itu, beracun." ___ °2023