32. MENCOBA MEMAHAMI

23.3K 940 1
                                    

"Lo beruntung, karena gue nggak akan pernah lakuin itu."

•••

SEBUAH kejutan, ketiga laki-laki yang saat ini duduk santai, dan ada juga yang sedang merokok, terkejut melihat salah satu teman mereka datang dengan membawa seorang gadis.

Gerry, cowok itu dengan senyum bangganya, menggandeng seorang gadis disampingnya.

"Buset, Ger. Gue aja nggak ada niatan bawa Alice kesini," ujar Dravin, terkejut.

"Gerjep amat buaya satu ini." ujar Sastra, matanya menelisik gadis yang senantiasa menunduk itu.

"Buaya-buaya pala lo! Gue aja baru pacaran sekarang," ujar Gerry, tidak terima.

Luvius berdecak, cowok itu melempar kaleng minumnya ke dalam tong sampah. Selama ini, ia tidak pernah melarang teman-temannya untuk membawa perempuan di tempat tongkrongan mereka. Ia yakin, teman-temannya tidak akan pernah bersifat macam-macam.

Namun, Luvius sedikit merasa curiga, tatapannya menyorot tajam Gerry yang saat ini berbicara halus pada gadis di sampingnya.

"Lo apain?"

Mendapat pertanyaan itu, Gerry mengernyit. "Hah?"

"Lah anjir, lo apain, Ger?" Dravin bertanya terkejut, matanya tak sengaja menatap memar di pergelangan tangan gadis itu.

Luvius melempar kaleng yang masih berisi,  hampir mengenai kepala Gerry, jika saja cowok itu tak langsung menghindar.

"Jawab!" Luvius menyentak.

"Sorry, gue kelepasan." Gerry meraih pergelangan tangan Lera-- yang sejak tadi terlihat tidak nyaman.

"Anjing! Sejak kapan temen gue kasar ke cewek?" Sastra emosi, cowok itu berdiri, menarik lengan Lera untuk berdiri di sampingnya.

"Tra! Sialan! Dia cewek gue!" Gerry tersulut emosi, cowok itu ikut berdiri dan berniat menarik Lera.

"Wah! Kacau! Lo nyakitin anak orang, Ger!" Dravin menepis tangan Gerry.

"Gue kelepasan!" Ujar Gerry.

Luvius mencengkram kerah baju Gerry lalu mendorongnya hingga kembali duduk.

"Jawab jujur, lo apain?." Luvius bertanya dengan nada tenang, namun cengkramanya nyaris membuat Gerry tercekik.

Gerry mendorong dada Luvius dengan kencang. Apaan-apaan?!

"Nggak usah ngurusin gue! Lo juga kasar ke Ametha! Ametha juga cewek, kalau lo lupa!"

Kedua tangan Luvius mengepal kencang, ia menahan diri agar tidak semakin tersulut emosi.

"Lo kenapa dah, Ger? Itu udah lama, nggak usah dibahas lagi, lah!" Dravin menyentak.

"U-udah, jangan berantem cuman gara-gara gue, gue nggak papa," Lera membuka suara.

"Lera..." Gerry menatap gadis itu, marah. Mengisyaratkan untuk berjalan menghampirinya.

"Kayaknya gue pernah lihat lo, setau gue, lo cewek bar-bar yang diganggu dikit, emosi," ucap Dravin, mengingat.

Saat Dravin berulang kali menghampiri Alice di ruang OSIS, ia selalu melihat Lera marah-marah karena di ganggu, bahkan gadis itu tidak segan memukul murid cowok yang berani mengganggunya.

"Habis lo apain, Ger?" Dravin mendorong pundak Gerry, tidak suka.

Walaupun Dravin sempat khilaf, melakukan hal yang sama saat sedang bertengkar dengan Alice, namun ia sudah sepenuhnya mengaku salah dan menyesal, ia juga sudah meminta maaf berulang kali.

 POISONOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang