01. MEMBUAT AWAL YANG BARU

117K 3.2K 39
                                    

"Sebelum ngomong, lo harus mikir konsekuensinya."

•••

DATANG-Nya tahun baru sering kali semua orang anggap waktu yang tepat untuk memulai babak baru, memulai segala hal yang sempat rusak dan gagal di tahun lalu. Namun, ada juga yang beranggapan hanya sekedar berganti tahun tanpa merubah apapun.

"Gue kira, tahun baru bakalan bakar-bakar kayak tahun kemarin."

"Lah ini cuman duduk bengong kayak ga ada tujuan hidup."

Tak

Tak

Tak

Gerry, cowok yang sejak tadi menyeletuk kini melempar batu-batu kecil ke dalam danau. Disampingnya ada Sastra, yang menyenggol sikut teman satunya yang duduk di sampingnya.

"Temen lo dari kemarin ngomong gitu,"

"Temen lo juga kali, Tra." Ujar Dravin, terkekeh.

"Mau kemana, Lu?" Gerry berteriak, sepertinya selain senang mengeluh, cowok itu juga senang sekali berteriak.

"Buset, santai 'lah."

"Ayo." Ujar Luvius, nama yang baru saja Gerry sebutkan.

"Lah? Kemana?"

Tidak ada jawaban, selain memilih mengikuti langkah Luvius, dalam hati salah satu dari mereka berbicara pelan. Luvius Graciano Shailendra , tidak akan pernah membiarkan teman-teman nya merasa seperti ini.

"Gue tahu, lo ga akan biarin temen lo ngeluh terus-terusan."

***

"Heh, kebiasaan banget sosisnya dibakar dulu."

"Emang lo ga mau, makan sosis bakar?"

Brakk

"FISAKAAA, KAKI GUE HAMPIR KENA MEJA ANJIR!"

Pfff

Perempuan yang disebut namanya itu tergelak, sedikit membungkuk dengan tangan memegang perutnya menahan tawa.

"Ketawa, lo?" Ia menyorot tajam sang pelaku.

"Sabar, Ametha, sabar. Orang sabar bisa nikah sama bright," ujar Aruna, menenangkan.

Ametha memejamkan matanya, memandang Aruna melas. "Saingan gue berat, Runa."

Fisaka menggeleng. "Ga usah banyak halu, deh. GOSONG ANJIR!"

"Tuh kan, gara-gara lo 'sih!" Ametha menyeletuk kesal, membenarkan meja yang terbalik itu, lalu mengangkat sosis yang mulai gosong.

"Tapi kayaknya masih enak dimakan, sih." Kata Aruna. "Enak bau nya."

"Gosong tapi, masa pacar gue mau gue kasih yang gosong," ujar Fisaka, kesal.

"Bakar lagi dong, masih banyak sosis nya." Kata Aruna.

"Kenapa?"

"Gosong," Fisaka memajukan bibirnya kesal, lalu memeluk cowok yang baru saja datang menghampiri.

Ametha memutar mata, malas melihatnya. Di antara keduanya, hanya dirinya sendiri yang tanpa pasangan.

Aruna menunduk malu, ketika Samu merangkulnya.

"Nggak papa," ujar Argas, tersenyum mengacak rambut Fisaka.

"Males, kalau udah sama pacar, temen nya dilupain." Kata Ametha, berpura-pura merajuk.

 POISONOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang