36. PERKARA STORY WHATSAPP

14.9K 1K 52
                                    

"Keren."

•••

Merasa aneh, Ametha mengirim pesan pada Aruna, namun ceklis satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merasa aneh, Ametha mengirim pesan pada Aruna, namun ceklis satu. Mereka memang tidak bertemu lagi setelah pulang sekolah tadi, SMA Astuwira pulang lebih cepat setelah agenda tadi pagi.

Anehnya, ini pertama kali Samudra mengirimkannya pesan dengan isi menanyakan Aruna. Dan Ametha mengingat, kemarin Aruna terlihat murung entah karena apa.

"Jangan ngelamun, nanti kesambet."

Ametha mendongak, tersenyum dan menaruh ponselnya. Melihat Luvius duduk dengan dua bakso, saat ini, keduanya berada di kedai bakso yang terlihat sangat ramai, kedai bakso sederhana ini banyak sekali peminatnya.

"Jangan kebanyakan sambal. Kalau sakit perut, obatnya pahit." Ujar Luvius, mengingatkan. Ketika melihat Ametha mengambil satu setengah sendok sambal.

Ametha mengangguk. "Aku juga nggak mau minum obat, nggak bisa nelan."

"Terus kalau sakit biasanya gimana? Pake roti?" Luvius bertanya, cowok itu tak tanggung-tanggung memberikan baksonya dengan tiga sendok sambal.

"Aku selalu minum sirup, nggak pernah dikasih obat bentuk pil." Ametha menatap ngeri. "Kamu nyuruh aku, tapi kamu sendiri ngambil banyak sambal."

Luvius terkekeh. "Karena ada kamu, jadi tiga sendok. Biasanya lima sendok."

Deg

Ametha tersenyum, nada bicara Luvius benar-benar berubah. Semenjak... Cowok itu berkata.

"Kalau cemburu, tandanya sayang, kan?"

"Eum, hubungannya apa?" Ametha menunduk, sedikit.

"Takut dijewer, serem." Ujar Luvius, bergidik dan berekspresi setakut mungkin.

Ametha mendongak, menampilkan tatapan bombastis.

"Tapi bener sih, kata anak-anak kelas, aku cewek galak, judes, terus dikatain sok berani, mentang-mentang anggota OSIS." Ujar Ametha, entah ini bercerita atau curhat, namun Ametha sangat ingin memberitahu.

"Padahal ya, aku enggak pernah gunain jabatan aku seenaknya."

Luvius mengangguk, menatap intens Ametha yang saat ini menjadi sedikit gugup.

Melihat itu, Luvius tersenyum, tanpa ijin, tangannya menggenggam kedua tangan Ametha yang berada diatas meja.

"Kalau bicara itu dibawa santai aja, aku pacar kamu." Luvius menekan diakhir katanya, berbicara bahwa ucapannya itu bersifat mutlak.

 POISONOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang