"Ucapan lo terlalu kotor buat cewek baik-baik kayak dia, bro."
•••
AMETHA baru melangkah memasuki kelas, ia sudah mendapatkan tatapan khawatir dari kedua temannya.
"Tha? Keadaan lo beneran gak papa, nih? Kok lo bisa sampai kecelakaan, sih!" Tanya Aruna, beruntun.
Ametha menaruh tas di kursinya. "Cuman kecelakaan kecil."
"Lo beneran gak papa? Trauma, ga? Sampai dianter sama bang Vino." Ujar Fisaka, ia sempat melihat ketika Ametha turun dari motor milik Vino.
"Gue gak papa, emang pengen dianter aja."
"Ayo, ikut gue ketemu Sesil," ujar Ametha.
"Ngapain? Please, deh! Jangan cari masalah, lo itu habis jatuh!" Ujar Fisaka.
Ametha berdecak. "Ga bisa, gue harus ketemu Sesil, sekarang!"
"Eh-eh, tunggu!" Aruna dan Fisaka berjalan cepat ketika Ametha berjalan keluar kelas.
Ametha melihat disekitar, mencari seseorang yang saat ini ia cari.
"Gue ga suka, dia nuduh gue tanpa sebab! Padahal udah gue jelasin, tapi dia malah marah-marah."
"Gue yang curiga, dia pasti udah pernah ke hotel sama cewek."
Ametha bersidekap dada, ketika mendengar hal buruk tentang Vino. Playing victim, nih!
"Yang ke hotel kakak gue, atau lo?"
Sesil berdiri dari duduknya, kedua temannya juga ikut berdiri.
"Lo ga tau apa-apa, ga usah ikut campur!" Sentak Sesil.
"Mending lo pulang, lo nasehatin kakak lo itu! Gue udah beneran sayang, tapi dia malah seenaknya! Dia ga bersyukur punya pacar kayak gue!"
"Kayaknya, ga akan ada cowok yang bisa bertahan sama cewek playing victim, kayak lo!" Ujar Ametha.
Sesil menatap Ametha, tidak suka. "Lo apa-apaan sih? Yang salah itu kakak lo! Gue dipermaluin, dikasarin! Emang ya, kakak lo itu suka nyakitin!"
PLAKKK!
Tamparan keras Ametha layangkan, ia tidak tahan lagi untuk tidak menampar Sesil. Pandangan mata para murid yang disana langsung tertuju ke arah mereka.
"Heh! Nampar-nampar, apaan sih lo?" Salah satu teman Sesil menyolot tidak suka.
Sesil menggeram marah. "LO---"
"Berhenti!" Jari telunjuk Ametha terangkat di depan Sesil. "Tutup mulut lo, sebelum gue tampar untuk yang kedua kalinya!"
"Gue ga pernah kasih ijin dan ngebiarin mulut siapapun ngomong hal buruk tentang kakak gue! Termasuk lo!"
"Bokap gue halus, tapi didikannya keras ke anak-anaknya! Dia ga pernah ngajarin kakak gue buat nyakitin dan mainin perempuan! Kakak gue ga pernah main tangan dan berucap kasar ke cewek, kecuali... Cewek itu sendiri yang mancing amarahnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
POISONOUS
Novela JuvenilMenilai buruk manusia tak selalu tepat sasaran, jatuh cinta bukan kesalahan, kehilangan bukan takdir yang sedang dimainkan. ___ "Kehidupan itu, beracun." ___ °2023