48. MENELAN FAKTA

2.1K 148 63
                                    

"Gue anggap omongan lo jujur, kalau lo berani tampar gue."

•••

"Ngapain bawa aku kesini?" Ametha sedikit mendongak,  menatap Luvius yang juga turut memandangnya.

Minggu ini, Luvius mengajaknya keluar. Yang ternyata membawanya pada salah satu mall, dan menghampiri gramedia.

Luvius mengernyit, mengapa Ametha seperti tak senang?

"Kemarin aku udah janji mau ngajak kamu ke gramedia. Ga suka?" Luvius memang bertanya pelan,  namun dari ekspresi ia terang-terangan menunjukkan sedikit kekecewaan.

Ametha terdiam,  ia menghela nafas ketika mengingat ucapan Luvius. 

"Habisin, nanti aku bawa kamu ke gramedia."

Itu adalah ucapan yang Luvius janjikan.

Ametha mengulas senyum. "Hari ini aku lagi nggak pengen buku atau novel dan sejenisnya, aku mau kamu bawa aku ke suatu tempat."

"Mau kemana?" Luvius membalas senyum. "Taman?  Pantai?  Danau?  Atau mau makan bareng?"

Ametha mengerjap pelan. "Toko Harapan."

***

"Lo berdua tar kalau udah nikah pengen punya anak cewek atau cowok?" Dengan random Gerry bertanya, tangan cowok itu sibuk melihat tanggal kadaluarsa minuman yang ada pada kardus di depannya.

"Kalau bisa dua-dua nya kenapa harus satu?" Kata Dravin terkekeh.

Sastra mengangguk, ikut menimpali. "Gue paling takut punya anak cewek,"

Gerry mengangguk mengiyakan.  "Karena kita cowok, kita tau pemikiran cowok kayak apa. Lo pada pernah denger kalau cowok bisa menelanjangi cewek di otaknya?"

"Misal ini lo dah,  lo liat cewek seksi, langsung ngomong 'wih boleh nih, cakep nih, bisa nih mantep'. Ketika lo mikir gitu pikiran lo kemana?" Tanya Gerry,  tatapannya menatap Dravin menunggu jawaban.

"Kok gue sih,  goblok?" Ucap Dravin tak terima.

Sastra tertawa, cowok itu sedikit memicingkan matanya dengan kerutan dahi, seakan sedang berfikir.  "Keliatan dari postur tubuhnya, jadi udah ngira-ngira dalemnya kayak apa."

brakk!

Dravin menggebrak meja hingga membuat pundak kedua temannya naik karena terkejut.

"Kaget asu,  jantung gue berhenti sedetik." Gerry mengelus dadanya kesal.

"Kalau gue punya anak tar sama Alice, cewek lagi, gue kurung aja dirumah, tapi gue beliin apa yang diminta." Kata Dravin.

"Ngengkang itu namanya,  cok." Ucap Gerry.

"Yang bapaknya nggak ngebolehin anak ceweknya keluar sembarangan, bisa jadi karena itu. Pikiran cowok jahat-jahat bro, gue tanpa sadar gitu juga." Gerry berkata jujur.

"Ga akan gue bolehin anak cewek gue pacaran," ucap Sastra.  "Ada cowok yang diem-diem punya dua cewek, yang satu buat pemuas nafsu, yang satu buat di seriusin, kan kagak ada yang tau anak gue bakal dijadiin obsi yang mana."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 POISONOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang