"Gue suruh lo simpen nomor gue, bukan cuman buat koleksi nomor."
•••
AMETHA menemui Rayan di dekat parkiran sekolah, cowok itu memaksanya bertemu setelah parkiran sudah mulai sepi. Tidak sampai beberapa menit, Rayan datang dengan seragam yang sudah urak-urakan.
Saat-saat seperti ini, Ametha merasa seperti sedang bersama orang lain. Rayan disekolah dan diluar sekolah benar-benar terlihat berbeda.
"Ohh, manis." Rayan tersenyum, mengelus lembut pipi Ametha, dengan cepat Ametha menepisnya.
"Bisa ga, sih? Sewajarnya aja? Lo bikin gue tambah risih." Ujar Ametha.
Rayan mengangguk. "Pesan gue lo read,"
Ametha mengernyit, tertawa menatap Rayan aneh. "Terus? Lo maunya gue jawab apa? Lo kira gue seneng lo ngetik gitu? Cuman orang gila yang seneng di kasih hukuman."
Rayan menarik lengan Ametha kuat, menghirup kuat aroma rambut gadis itu.
"Rayan, please..." Ujar Ametha, tajam.
"Kelihatannya lo emang bener-bener nungguin hukuman dari gue." Ujar Rayan, terkekeh.
Ametha memejamkan mata. "To the point."
"Tubuh lo." Rayan berbisik kecil. "Gue mau tubuh lo. Setelahnya, gue bisa jadi pacar terbaik buat lo."
Bertepatan dengan bisikan itu, Ametha mendorong dada Rayan hingga satu tamparan ia layangkan.
"Lo kira gue barang? Setelah lo rusak, lo perbaikin?" Ametha menggeleng tidak percaya.
"Bahkan mulut lo ga lebih dari mulut anjing!"
Rayan memegang pipi kirinya, memainkan lidahnya dalam rongga. "Beraninya," Cengkraman kuat ia lakukan pada dagu Ametha.
"Kalau aja dari awal lo terima cinta gue, gue ga akan bersikap se-brengsek ini. Lo bikin gue cinta buta, lo bikin gue gila!"
Ametha mencekal pergelangan tangan Rayan, menatapnya penuh marah. "Dan gue bersyukur gue bisa tau sifat asli lo sebelum gue terima cinta lo!"
Rayan menampilkan senyum lebar. "Oh ya? Lupa? Lo pacar gue sekarang."
"Bangga? Lo bangga bisa dapetin gue dengan cara kayak gini?" Ametha menarik tangan Rayan agar melepas cengkraman nya.
"Lepas!"
"Dengan bikin lo bisu, gue bisa lebih mudah naklukin lo." Ujar Rayan, melepas cengkraman nya. Beralih mencengkram pergelangan tangan Ametha lalu menariknya.
"Apaan sih! Jangan aneh-aneh!" Saat ini, Rayan berhasil membuatnya merasa was-was.
"Rayan! Lepasin gue!"
Percuma, Ametha memberontak tidak ada gunanya, Rayan tetaplah Rayan, cowok gila penuh obsesi yang mencoba mendapatkan cintanya.
Bugh!
Terlepas! Ametha menutup mulutnya ketika Rayan tersungkur. Melihat Luvius datang dan memukulnya kencang, tidak memberikan Rayan celah untuk berdiri, kembali memukul di bagian rahang.
KAMU SEDANG MEMBACA
POISONOUS
Novela JuvenilMenilai buruk manusia tak selalu tepat sasaran, jatuh cinta bukan kesalahan, kehilangan bukan takdir yang sedang dimainkan. ___ "Kehidupan itu, beracun." ___ °2023