Macau, kota pelabuhan di selatan Tiongkok sore itu seperti biasa tampak sibuk. Pedagang dan pelaut hilir mudik di dermaga kayunya. Deretan puluhan Jung besar dan kecil berjejer tertambat di tiang-tiang dermaga. Cuaca cerah tidak berawan menyebabkan sinar matahari menerpa langsung membakar kulit.
Para kuli angkut barang tampak berpeluh. Kulit mereka berkilauan karena pantulan sinar matahari sore pada tetesan keringat mereka. Setiap dua puluh meter tampak tentara kekaisaran Dinasti Sung yang berpakaian rapi, berjaga berpasangan menjaga ketertiban. Penampilan mereka tampak berbeda dengan orang umum. Seragam hitam putih dengan rambut dikepang panjang tampak begitu mencolok.
Di salah satu sudut pelabuhan yang dipenuhi sampah kotor, Chiaki Miura tampak berjalan perlahan melintasi tumpukan peti kayu beragam ukuran dengan waspada. Langkahnya ringan tanpa menimbulkan suara. Jubahnya yang berwarna hitam menutupi tubuh dan baju zirahnya. Kepala dan rambut hitamnya yang panjang tergerai terlindung tertutup tudung jubah. Bola matanya yang hitam melirik waspada kepada orang-orang yang berlalu-alang disekitarnya.
Beberapa kali gadis cantik itu berhenti mengamati persimpangan, mempersilahkan serombongan rickshaw melintas cepat, sebelum melanjutkan langkahnya. Lengan kirinya mengapit erat sebuah tombak yang terbungkus kain, sementara dipunggungnya dia membawa bungkusan kain yang berisi beberapa helai pakaiannya.
Langkah kaki gadis itu berhenti di depan sebuah tumpukan peti kayu berbagai ukuran yang tersusun rapi. Dia memperhatikan tumpukan peti itu dengan teliti. Tampak lambang mahkota bersalib tertera di setiap dinding peti, lalu tatapannya tertuju ke sebuah peti berlambang tiga garis tebal dalam lingkaran, persis seperti lambang pada pola jubahnya. Lambang yang sangat dikenalnya. Lambang kamon klan Miura, kamon keluarganya. Dia lalu membaca tulisan huruf latin yang tertera dibawah setiap gambar mahkota bersalib, Santo Domingues - Lisbon. Bola matanya membesar saat melihat tulisan yang dicarinya.
"Santo Domingues - Lisbon", ucapnya perlahan. Setelah itu dia memutar lehernya, melihat berkeliling, mencari petunjuk lain. Chiaki sedang mencari sebuah kapal besar bernama Santo Domingues. Matanya tertarik pada sebuah bayangan kapal besar yang mengapung diam agak ke tengah laut. Jauh dari deretan dermaga kayu pelabuhan yang dipenuhi berbagai macam kapal yang lebih kecil.
Kapal besar itu bertiang empat, dengan layar yang tergulung, dan memiliki bentuk yang sangat berbeda dari Jung Tiongkok yang selama ini diketahuinya. Dari jarak yang cukup jauh tersebut, gadis itu dapat melihat perbedaan jenis kayu dari kapal-kapal lainnya yang tertambat di dermaga pelabuhan. Badan kapal itu terlihat lebih gelap dari kapal lainnya, sehingga tampak seperti siluet hitam yang mengancam.
Chiaki menyadari bahwa kapal besar itulah yang dia cari. Kapal besar itu akan membawanya ke selatan, menjauhi Nihon, dan untuk sementara menjauhi konflik politik keluarganya yang semakin memanas dan berbahaya. Gadis itu merupakan anggota inti klan Miura. Salah satu klan yang bersekutu dengan klan Taira.
Klan Taira merupakan klan paling berpengaruh di Nihon pada saat ini. Pengaruh dan kekuasaan klan Taira sangat besar, bahkan sampai mempengaruhi kekaisaran. Sementara itu belakangan ini, beberapa klan yang sudah tidak sepaham, ingin keluar lepas dari pengaruh Taira dan bergabung dengan klan Minamoto, klan yang akhir-akhir ini semakin kuat dan semakin luas pengaruhnya. Ada banyak klan yang memindahkan dukungan dari Taira dan bergabung bersama Minamoto, salah satunya adalah klan Hojo yang merupakan musuh bebuyutan klan Miura.
Pengaruh Minamoto yang semakin hari semakin besar dan luas, mempengaruhi banyak klan lain untuk memberontak terhadap Taira dan kekaisaran. Benturan dalam skala kecil kerap terjadi antar klan yang tergabung diantara Minamoto dengan Taira yang didukung kekaisaran. Suhu politik di Nihon sudah semakin tinggi dan ketegangan semakin meningkat. Peperangan besar antar klan dapat terjadi sewaktu-waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chiaki 1511 - Buku Satu
Historical FictionPerjalanan Chiaki Miura, seorang Onna-bugeisha dari klan Miura, melaksanakan tugas terakhir dari ayahnya, untuk menemukan "hidup". ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- "History h...