Hujan di pagi hari memang membuat sebagian orang memilih tidur dibawah selimut yang hangat. Tapi jangan lupakan ini hari senin. Tidur dibawah selimut dengan pendingin udaranya hujan, tidak berlaku bagiku dan bagi orang orang yang memulai kegiatan di hari Senin. Anak sekolah, buruh, pegawai swasta, pegawai negeri ataupun pekerja medis.
Melawan kantuk, dan memerangi nafsu untuk bolos adalah tantangan terberat.
Lalu lalang sebagian orang pejalan kaki dengan muka bantal, banyak ditemui pagi ini di kawasan SCBD. Aku berjalan memasuki pintu masuk grand lucky. Mungkin membeli minuman akan menjadi mood booster ku.
Hari senin, Hujan ditambah aku harus mencancel ojek online yang baru memberi kabar bahwa dia tidak bisa mengantarku, dengan alasan motornya harus diservice, setelah aku memesan dan menunggu lama, ini bukanlah suatu yang menyenangkan untuk memulai hari. Setidaknya sebotol good day harus ada di meja kubikel ku nanti.
"Anindyaaaa mantan terindah" itu suara Rangga. Dia tersenyum sumringah. Rangga sama dengan orang orang lainnya. Rangga bermuka bantal. Walaupun begitu wajah Rangga tetap tampan. Matanya mengecil saat dia tersenyum atau tertawa. Rangga bermata sipit, kulitnya putih, dan juga memiliki postur tinggi dengan rambut sedikit gondrong dikuncir. Kakek Rangga orang Tionghoa, katanya sih. Dan aku percaya.
"Apaan sih Lo, bacot banget pagi pagi. Lo ga punya mantan selain gue ya?"
Rangga mengusel-uselkan kepalanya di bahuku. "Mantan mah banyak, tapi yang buat gue susah lupa kan elo doang" dih najis Raisa kali 'susah lupa'.
Aku menyingkirkan kepala Rangga dari bahuku. Menyerahkan beberapa minuman dan camilanku. Ke tangan Rangga.
"sekalian bayarin ya Rangga ganteng" aku mengedipkan sebelah mata.
Aku dan Rangga memasuki Lift. beberapa karyawan menggunakan jaket perusahaan berwarna sama Biru Dongker menyapa kami. Rangga menyugar rambutnya, berkaca pada pintu lift.
"Alhamduliillah pagi ini Pak Regan ga ada"
"Emangnya kenapa kalo ga ada?" tanyaku karena sudah mencium bau-bau kejulitan Rangga.
"Males aja gue. Mulu setiap harrrrrriii ditanya, 'Update laporannya sampe mana Ga?' nanya update an Mulu. Kaya ga ada hal lain yang perlu ditanya" Dih nih bocah ? Sarap kali ya.
"Ya wajar lah njir, dia Bos. Nanyain progress dan update kerjaan anak buahnya emang udah jobdesk dia. Yakali dia mau nanyain kabar nyokap bokap Lo, follower instagram lu aktif atau ga?"
Rangga tertawa ngakak setelahnya. Mencubit pipiku.
"Followers gue aktif dong, real Indonesia. No followers Turki club" Cengir nya. Ya kan Rangga tuh SARAP.
~oooOOOooo~
"Ini laporan lebih cocok buat jadi bungkus lemper hajatan"
Pak Regan melempar setumpuk kertas laporan omset bulanan ke meja. Tatapannya tajam. Seperti raja singa yang ingin makan keledai. Keledai yang ditatap hanya diam bloon. Diam entah karena kaget, kesal, atau takut.
"Hanna Diana! Kamu bisa Microsoft Excel ga sih? Format laporan nya bisa ngacak seperti itu! Bikin saya sakit mata aja" Meski takut takut Hanna membereskan setumpuk kertas laporan omset bulanan yang dilempar Pak Regan.
"Saya minta laporan enam bulan lalu. Jelas Hana?" Ujar Pak Regan penuh penekanan. Hanna menanggapi mengangguk tanda paham.
"Jelas Pak" ucap Hanna dengan suara parau.
"Dan Kamu Anin. Kamu kan senior disini udah 3 tahun kerja bareng saya. Seharusnya kamu ajarin Hana dong. Saya ga mau lagi dia bikin kesalahan kerja karena kamu ga ajarin!" Dih? Kenapa aku di bawa bawa deh? Padahal kan yang salah Hanna! Kenapa semua orang jadi kena damprat!
Hanna Diana adalah karyawan baru. Satu Minggu bergabung di kantor ku, langsung bisa ku sinyalir bahwa Hanna anak nya lo-la. Alias loading lama.
Pekerjaan sepele seperti laporan bulanan, omset pencapaian target yang begitu mudah bagiku. Tapi menurut Hanna pekerjaan nya terlalu rumit dan ribet. Padahal aku sudah mencotohkan hasil laporan ku yang biasa aku kirimkan ke Pak Regan.
"Gila ya Regan! Mulutnya pedes banget. Gimana mau dapet pacar kalo mulutnya pedes nyinyir kaya gitu" Mas Tirta supervisor team sebelah yang kebetulan lagi melipir ke kubikel operasional ikut membuka suara.
"Wah kalo Pak Regan dapet pacar, harus masuk kategori keajaiban dunia ga sih?. Ga bakal ada yang kuat sama nyinyirannya dia. Gue yakin emaknya pas bunting dia ngidamnya mercon" Rangga menimpali dengan julid nya. Mas Tirta tertawa
"Parah lu Ngga. Gitu gitu dia ganteng tau. Mirip artis siapa ya? hmmm ... yang penyanyi itu" hebat walaupun habis kena omel. Hanna masih bisa muji Pak Regan ganteng.
"Mirip artis korea ga?"
"Siapa? Oppa Nassar Kiyowoo" Celetuk Mas Tirta. Setelahnya tawapun pecah.
"Ih bukan ... eeee ... mirip vokalis The Overtunes gue inget nama belakangnya doang. Angelo!" Kata Hanna lagi masih berusaha mengingat nama artis yang dimaksud.
"Siapa sih Hann. Keanu Angelo" Rangga tertawa menyebut nama selebgram yang lucu itu.
"Pak Regan mirip Mika Angelo. Lu search deh di google ... mirip tau"
"Nin lo cari aman nih ga ikut gosip" siyal si Rangga.
"Iya nih Nin ga seru lo ah. By the way yaa nin kalo di dunia ini cuma ada Rangga yang notabene nya adalah mantan terindah Lo...." Mas Tirta menaik turun kan alisnya menatap ku dan Rangga secara bergantian.
Rangga bersiul menanggapi Mas Tirta. Dia tersenyum ke bawah mengejek.
"Dan satu lagi si Regan Alfarizi. Lo pilih balikan sama Rangga atau jadi pasangan nya si Regan yang nyinyirannya lebih-lebih Firaun"
Waduh... ? Pilihan yang sulit ya Tsay.
"Pilih gue ya Nin?" Rangga menaik naikan kedua alisnya. Aku menimpuknya dengan spidol snowman di mejaku. Sinting!
"Kerjaan kalian terlalu sedikit ya? Sampai punya waktu buat gosip" Pak Regan keluar dari ruangannya, menatap kami semua yang tengah merumpi di jam kerja.
Kayanya Pak Regan punya Indra ke-enam kalo ada yang gosipin dia.
~oooOOOooo~
19.30
Aku merenggangkan tubuhku. Menarik kepala ke kanan dan ke kiri. Sampai menimbulkan bunyi 'Greg' Cara jitu untuk mengurangi pegal.
Kantor yang terletak di Lt 36 District 8 SCBD ini begitu lenggang. Sebagian karyawan sudah pulang sejak tadi. Bahkan di Operasional hanya tinggal aku sendiri yang masih mengerjakan balasan email untuk jadwal shooting produk baru. Pak Regan keluar dari ruang kerjanya, menggenggam gelas starbucks, jas yang tadi pagi ia kenakan untuk meeting tak lagi ia gunakan, hanya tersisa kemeja biru dongker yang melekat sempurna, menampilkan otot otot perut yang tak malu menyembul dari balik kemejanya.
"Ngapain kamu ngeliatin saya?" Pak Regan menaikan sebelah alisnya. Buru-buru aku mengalihkan pandangan. Siyal.
"Siapa yang liatin bapak. Pe ... de banget Pak" Aku memberesekan alat tulis dan mematikan komputerku. Memasukan pouch make up, dengan memoles lipstick dulu sebelumnya. Mengalihkan rasa malu karena kepergok memerhatikan roti sobek Pak Regan yang sexy.
"Halah. Pake ngeles segala kamu Nin. By the way besok kamu ikut saya meeting keluar ya Nin"
"Pak saya besok kan ada jadwal shoot sama influencer buat produk baru, kenapa bapak ga sama Hanna aja?" Duh, besok tuh aku sudah sepakat sama Rangga. Selesai shoot bakalan nongkrong dulu ke café gelato. Kesempatan waktu buat bolos kerja dan ga ketemu Pak Regan tuh jarang-jarang ditemui. Nah sekarang Pak Regan malah minta aku nemenin dia meeting. Kampretffff
"Udah biar Hanna gantiin kamu besok. Lagian kan ada si Rangga. Dia senior pasti udah paham buat bantu Hanna toh?" Aku menghela nafas, mau gimana lagi coba?
"Perihal shooting doang mah gampang. Lagian kalian disana kan cuma ngawasin poto poto nya aja. Shooting tema nya kan udah dibuat, kamu mau akal akalan aja biar bisa pacaran sama Rangga" Gile nih orang nyinyir banget deh kaya ibu tiri.
"Saya duluan. See you besok" Pak Regan tersenyum dengan sudut bibir naik ke sebelah kiri. Memang dasar Bos Antagonis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO MUCH FOR MY HAPPY ENDING (CERITA LENGKAP ✅)
ChickLitNamanya Pak Regan. Boss super kejam, nyinyir tapi sexy yang pernah Anindya temui di bumi. Hal ini tentunya bukannya hanya Anindya yang merasakan, para kacung korporat termasuk mantan terindah Anindya yang kini jadi rekan kerjanya juga memvalidasi ha...