Meeting sudah selesai. Saat ini aku sudah kembali ke kantor setelah makan siang tadi. Beruntung meeting hari ini berjalan lancar sehingga jadi cepat selesai, Pak Regan juga tampak seperti ingin cepat-cepat menyudahi pembahasan materi meeting hari ini, ya mungkin efek pengharum mobil tadi berimbas pada moodnya hari ini. Kami kembali menggunakan taxi online, beruntung kami mendapatkan mobil yang nyaman ditumpangi saat kembali ke kantor tadi. Karena jika tidak Pak Regan akan marah, dan pastinya akan menyalahkanku karena memesan type mobil yang tidak nyaman, padahal saat memesan kita tidak bisa memilih type mobilnya apa di aplikasi, itu sudah otomatis diberikan random.
Denting pesan whatsaap masuk. Aku membuka pesan di layar desktop ku. Ternyata dari si Raja Firaun.
Raja Firaun Galak : Keruangan saya sekarang.
Anin : ok Pak
Raja Firaun Galak : Bawa koin, sama teh hangat buat saya. Sekalian minyak kayu putih
Anin : Hah?
Raja Firaun Galak : Kamu ga bisa baca?
Aku berdecak kesal. Memangnya aku ini personal assistant-nya dia apa, seenaknya saja suruh suruh.
Aku berjalan menuju pantry. Mengambil satu gelas cangkir dan tatakannya. Membuat teh hangat yang enak adalah keahlianku, di pantry terdapat teko listrik. Jadi aku bisa membuat teh andalanku, dengan merebus jahe untuk di campur dengan teh nya. Oiya aku juga biasa mencampur sejumput lada hitam secukupnya kedalam rebusan jahe dan teh. Setelah mendidih bisa langsung di tuang ke cangkir lalu disajikan. Jika setelah ini si Raja Firaun masih ngomel, bukan tidak mungkin akan kusiram air teh ini ke mukanya. Lihat saja.
Aku mengetuk pintu ruangan Pak Regan, sebelumnya menghela nafas dulu.
"Ya masuk" setelah mendapat jawaban aku membuka pintu dan masuk. Sambil membawa cangkir di tangan, sedangkan minyak kayu putih ada di kantong celanaku.
"Ini tehnya mau di taro dimana Pak?" Disiram aja ya Pak ke muka Bapak?
Pak Regan menunjuk meja panjang di samping meja kerjanya, tanpa mengalihkan focus pada layar laptop yang ada di hadapannya. Di ruangan Pak Regan terdapat meja dan sofa untuk tamu. Sebenarnya ruangan ini tidak terlalu besar, terdapat sofa yang bisa di duduki maksimal tiga orang ukuran berat badan normal dan meja kayu yang panjang nya lebih kecil sekitar 5cm dari sofa.
"Ini tehnya ya Pak saya permisi dulu"
"Tunggu. Emm ... Nin tolong cari Sayuti yah. Bilang saya mau minta tolong" Tumben Pak Regan mau minta tolong aja ragu ragu.
"Kenapa bapak ga telpon aja?"
"Ga diangkat Anindya" Pak Regan menghela nafas.
"Ok saya cari dulu ya Pak"
Aku melenggang keluar ruangan Pak Regan. Menuju Pantry tempat biasa markas Office Boy dan Girl.
"Mba Neneng ngeliat Mas Sayuti Ga?" aku tidak menemukan Sayuti. Ketika Mba Neneng masuk ke dalam pantry aku langsung saja menghadang Mba Neneng. Dia menggeleng menjawabku.
"Gue ga liat. Kenapa cantik? ada perlu mau beli makan atau cemilan keluar ya?"
"Bukan Mba. Mas Sayuti di panggil Pak Regan. Ga tau deh mau nyuruh ngapain. Aku lupa nanya juga lagi"
"Kalo bukan pekerjaan laki laki ada si Saodah tuh dia free. Suruh suruh aja dia, abis gue liat seharian kerjaanya maen hape mulu, ga kaya Sayuti apa aja dikerjain sampe ngepel aja berkali kali, sampe gue ledekin ubinnya bisa buat ngaca kalo Mas kalo di pel terus." Aku tertawa
"Mba Neneng bisa aja, yaudah aku tanya Pak Regan dulu deh ya Mba. Makasih loh infonya" Aku tersenyum.
"Sama sama. Aku mau buat kopi dulu biar ga ngantuk deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
SO MUCH FOR MY HAPPY ENDING (CERITA LENGKAP ✅)
ChickLitNamanya Pak Regan. Boss super kejam, nyinyir tapi sexy yang pernah Anindya temui di bumi. Hal ini tentunya bukannya hanya Anindya yang merasakan, para kacung korporat termasuk mantan terindah Anindya yang kini jadi rekan kerjanya juga memvalidasi ha...