TERDESAK

758 72 2
                                    


Aku seakan terhipnotis oleh wanita yang mengaku sebagai Mamahnya si Boss ini. Bagaimana bisa wanita yang sudah memiliki anak usia mendekati 30 tahun. Masih cantik dan mempesona bahkan seperti terlihat se'umuran dengan Pak Regan? wah pasti perawatannya tidak kaleng kaleng, mungkin bisa jadi tanam benang di area rahang, garis alis, area bawah mata, pipi, dan dahi. Mungkin bisa jadi juga dibantu juga dengan gaya hidup sehat, tapi tetap saja menurutku efeknya tidak akan secanggih ini. Hey tidak mungkin selisih umur Pak Regan dengan wanita yang mengaku sebagai ibunya ini hanya satu atau dua tahun.

"Bukan Mamah kandung" Renata memandang sengit Pak Regan, lantas menarik telinga Pak Regan dan memelintirnya.

"Mahhhh sakit aww ,,, aww awww "

"Dasar kamu anak durhaka. Walaupun Mamah bukan Ibu kandung kamu, tapi aku yang mengasuh kamu sejak kecil. Tauk! kamu harusnya bangga punya orang tua yang modis kaya aku" Ucap Renata sengit, lantas melepas telinga Regan dan tersenyum ke arahku

"Regan anaknya suka begitu, bandel, cuek, dan sarkasme. Tapi Mamah yakin dia adalah anak yang baik dan perhatian. Kamu sejak kapan pacaran sama Regan? dan nama kamu siapa gadis cantik?"

"Hi tante nama aku Anindya Pramesti. Panggil aja Anin ... emmm aku" melirik Pak Regan dan meminta bantuannya. Siyal! aku dan Firaun berdarah dingin ini tidak terfikir akan ada pertayaan seperti ini dan kami belum membuat script scenario tentang dari mana kita bertemu dan jatuh cinta, serta sejak kapan kami memulai hubungan ini.

"Mah nanti aja interograsinya. Aku ajak Anin kesini buat ketemu kakek, jadi Mamah jangan membuat Anin ga nyaman dengan pertanyaan Mamah yang ga penting itu ... "

Renata memutarkan bola matanya. "Anak ini selalu begini. Masih untung ada wanita yang mau sama kamu, kalo hari ini kamu ga bawa Anin ke rumah. Mamah bahkan udah percaya kalo kamu itu gay"

"Mamahkan cuma pengen kenalan sama calon menantu Mamah yang cantik ini" Aku tersenyum kikuk. Regan merangkul pundakku seenaknya, aku menelan ludah. Aku tidak mungkin punya penyakit dalam seperti jantungkan? masalahnya saat Regan merangkul pundakku saat ini dan mengelus bahuku sekarang membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Sialan! kalau tidak didepan Renata mungkin aku sudah mencabik cabik Pak Regan. Se-enaknya saja merangkul dan aku tidak memberikanku asuransi hati apabila aku patah hati. Ini mengerikan.

"Kek ini aku bawa obat untuk Kakek" Regan membawaku masuk kedalam kamar yang mewah. Ruangan ini memadukan beberapa unsur seperti keramik marmer, kaca sebagai sekat, furniture berbahan kayu dan alumunium mewah, dan berbagai perabotan mahal lainnya. Untuk lighting yang terang, gunakan lampu bohlam putih yang menonjol dan berderet di bagian lorong menuju ranjang.

Aku melihat dari samping Seorang Kakek yang duduk sambil meminum segelas air putih dibantu dengan perawat dan Dokter yang berjaga disampingnya. Kakek itu segera membalikan badan saat mendengar suara Regan ...

Aku tersentak kaget ... Raden Wijaya!

Jadi Regan merupakan cucu dari pemilik perusahaan Rokok terbesar di Indonesia

PT Wijaya Sampoerna adalah sebuah perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang berkantor pusat di Jawa Tengah. Sepengetahuanku, correct me if I'm wrong. PT Wijaya Sampoerna juga merupakan induk dari Wijaya Group yang membawahi banyak bisnis. Bisnis tersebut dikelola oleh keluarga Wijaya. Jujur jika kalian tau kakiku saat ini sangat lemas. Aku menggenggam tangan Pak Regan, bukan tapi meremas.

"Astaghfirullah, Kakeknya Bapak Raden Wijaya?" Aku berbisik lirih, Pak Regan tidak menjawab pertanyaanku melainkan menarik pinggangku agar menempel pada tubuhnya, Pak Regan menahan tubuhku yang akan jatuh.

"Kakek kira kamu akan nyasar ke planet lain. Lupa jalan pulang kerumah sendiri"

"Ini rumah kakek bukan rumah Regan"

Raden Wijaya mencibir. Lantas menatapku dengan seksama. "Kamu benar pacarnya Regan cucuku?"

Aku mengangguk takut. "Hallo Kakek apa kabar? perkenalkan aku Anindya" Ku paksakan sudut bibirku untuk tersenyum, semoga Raden Wijaya tidak menyadari kebohonganku.

"Kabarku buruk sebelumnya. Tapi segera membaik saat Regan datang dengan pacarnya kerumah ini" Raden Wijaya tersenyum wajahnya memang terlihat pucat, ternyata Pak Regan tidak berbohong saat mengatakan Kakeknya sakit.

Raden Wijaya mengajakku untuk makan siangnya dirumahnya dengan Baju olahraga ku tadi pagi. Olahraga? ya Olahraga! Semoga saja tubuhku tidak bau matahari, ok seharusnya memang tidak, karena aku selalu menggunakan parfum dan aku juga tidak pernah punya masalah dengan bau badan. Semoga saja tidak!

"Jadi kalian rutin olahraga bersama setiap hari?" Raden Wijaya bertanya. Saat ini kami tengah berada diruang makan. Aku duduk disamping Regan, di hadapanku ada Renata dan Raden Wijaya.

"Mungkin setiap weekend. Aku kerja Kakek. Ga mungkin setiap hari kami olahraga bareng"

"Kecuali mereka sudah menikah. Mungkin olahraga bersama bisa dilakukan secara rutin" Renata menimpali, aku mendengarkan sambil meneguk air putih.

"Kalau begitu kalian menikah saja?" Sempurna air yang seharusnya masuk ke tenggorakan kenapa sekarang jadi menyumpat pernapasanku. Aku tersedak.

Pak Regan mengusap punggungku. Bagaimana tidak panik? pertanyaan Raden Wijaya lebih mengagetkan daripada bunyi petasan banting kala tahun baru.

"Kakek ini masih terlalu cepat. Regan sama Anindya bahkan baru memulai"

"Pernikahan itu baiknya di segerakan. Kalian bisa menikmati masa masa indah berdua tanpa halangan jika sudah menikah? Apa yang kalian tunggu lagi? Regan sudah mapan secara financial, bahkan jika kalian kesulitan Kakek masih mampu membiayai hidup kalian"

"Wah Mamah sepemikiran dengan Kakek" Renata terlihat sangat antusias. Aku menelan ludah, Pak Regan kamu mau membawaku kemana setelah ini?

"Mah. Please ini pernikahan ga bisa main main. Aku baru aja memulai sama Anindya dan kita sepakat untuk ga buru buru" Regan menggenggam tanganku dan mengelusnya jari jariku.

"Kakek ini sudah tua Regan. Mau sampai berapa tahun lagi Kakek bisa menunggu kamu menikah? lima tahun, sepuluh tahun lagi? Kakek bahkan ga tau kalo besok Kakek masih bisa melihat kamu atau nggak"

SO MUCH FOR MY HAPPY ENDING (CERITA LENGKAP ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang