JADIAN!!!

1.9K 131 2
                                    

20.46

Deadline ku telah selesai, tapi jujur saja pikiranku tak bisa lepas dari topik pembicaraan meeting Pak Regan tadi. Tidak pernah kusangka, ternyata Pak Regan akan setegas itu untuk memperjuangkan hasil kerja keras teamnya. Dengar dengar jika hasil penjualan naik, beberapa team akan mendapatkan bonus, untuk setiap persenannya akan tergantung dari partisipasi dan ide setiap divisi. Lumayan bangetkan?

Sebenarnya aku juga pernah mendengar bahwa pernah beberapa kali Pak Regan membela divisi kami di depan para petinggi perusahaan. Walaupun kadang mulutnya seperti Dakjal tapi makin kesini makin terlihat bahwa apa yang Pak Regan lakukan itu semuanya memang untuk kebaikan karir di teamnya.

Gawat! Semakin kesini kenapa semakin banyak hal positive dari Pak Regan yang terlihat, ditambah lagi saat menjadi imam shalat suaranya yang fals saat bernyanyi mendadak jadi bagus. Aku mulai menghayal yang bukan bukan, menghayal jika nantinya di setiap shalatku akan di imami dengan suara itu, suara Pak Regan. Tadi aku sempat bertemu saat keluar dari musholla, duh kenapa tiba tiba wajahnya kaya tagar iklan Le Mineral, ada manis manisnya.

STOP ANINDYA! PULANG!

Aku mematikan layar komputerku, bersiap memasukan pouch make up dan powerbankku kedalam tas. Berkaca sebentar merapikan dan menjepit samping rambutku agar terlihat lebih rapih, serta Memoleskan lipbam cherry.

"Hi Nin, udah mau pulang ya?"

"Eh Pak Regan, iya nih Pak mau pulang udah selesai deadlinenya mata saya udah kering plus sepet banget ehehe" Kataku sambil tersenyum, wajah Pak Regan terlihat lesu. Hari ini Pak Regan mengenakan kemeja abu abu, lengan bajunya di gulung hingga siku, ditangan kanannya tersampir Jas hitam. Meskipun begitu wajahnya tetap manis dan tampan.

"Pulang bareng sama saya aja Nin, yuk"

"Eh tapi Pak ... "

"Udah ga apa apa, saya ambil tas saya dulu ya. Kamu tolong pegangin jas saya aja ya. Saya ambil barang barang saya dulu di ruangan" Kata Pak Regan , sambil menyerahkan jas-nya dan mengusap lenganku. Hatiku menghangat

Aku dan Pak Regan memasuki lift, tidak ada satu topik pembiacaraan apapun di kepalaku. Suasana menjadi sangat canggung. Aku melirik Pak Regan yang sedang memainkan layar ponselnya.

"Kamu mau makan dulu ga? Saya laper nih"

"Boleh Pak"

"Mau makan apa?"

"Terserah Bapak"

"Hokben mau?"

"Bosen saya Pak, yang lain aja"

"Loh katanya kamu suka Hokben?"

"Iya tapi saya lagi bosen aja" Kataku menatapnya. Pak Regan mengangguk, entah itu tanda setuju atau tidak.

"Kamu orangnya cepat bosan ya?"

"Kok Bapak bilangnya begitu? Kan itu makanan Pak. Emang bapak ga bosen kalo makan makanan yang sama berulang ulang?"

"Ya ga satu minggu juga"

Ting. Pintu lift terbuka, aku keluar lebih dulu melangkah mendahului Pak Regan, luar biasa ya baru saja dipuji suaranya enak jadi imam eh udah buat kesel lagi! Emang dasarnya si Regan ini di ciptakan khusus membuat manusia kesal.

Pak Regan mengikuti, lebih tepatnya berusaha mengejar langkahku yang cepat.

"Nin tunggu. Kamu marah?" Pak Regan menarik lenganku, saat ini kami sudah sampai di parkiran. Untungnya suasana saat ini sedang sepi, hampir tidak ada manusia selain aku, Pak Regan dan tukang parkir yang berjaga.

"Kenapa harus marah? Emangnya bapak ngapain?"

"Lagian cepet cepet gitu jalannya udah kaya ikut acara uang kaget aja buru buru. Ga ada yang kasih waktu kamu harus sampai rumah dalam 30 menitkan?" Sialan uang kaget banget nih jokesnya? Aku hampir saja kelepasan tertawa.

"Kalo ada gimana?"

"Oh si Pram Pram itu? Siapa sih dia? Pacar kamu?" Pak Regan menaikan alisnya sebelah kiri

"Kalo iya emang kenapa?"

"Ga cocok" Wajahnya menyebalkan sekali pemirsah. Hellawww

"Terus saya cocoknya sama siapa? sama bapak gitu? idiiihhh"

"Berarti saya udah menemukan jawaban kenapa kamu ga pernah kasih saya jawaban sampai detik ini"

"Jawaban?"

"Iyaaa. Kamu ga lagi amnesia atau mabuk ketika saya bilang saya suka dan tertarik sama kamukan Nin? Kamu ga bodoh buat mengerti kalo perhatian saya selama ini, ya saya lakukan karena saya punya perasaan sama kamu" Pak Regan menatapku, menatap kedua mataku.

Aku? Aku menahan diriku agar tidak meledak. Aku tersenyum kikuk, bingung dan ketekku seketika menjadi basah. Perutku mulas seperti ada ribuan kupu kupu yang mengepakan sayapnya bersamaan. 

Yang aku tau. Malam ini sepertinya perasaanku tidak jadi bertepuk sebelah tangan!!!

"Ehkkkmmm ya Bapak ga pernah nanya lagi. Nanti saya udah kasih jawaban ternyata itu cuma prank lagi Pak. Kan ga lucu! Mau ditaro di mana muka saya kalo ternyata Bapak cuma ngerjain saya waktu itu" 

"Ya saya kira kamu anaknya ga mau ditanya, contohnya saja laporan. Kamu yang bilang sendirikan? Kalo kamu ga suka ditanya pekerjaan apa saja yang sudah kamu kerjakan? Kamu lebih suka memberikan hasil yang kamu kerjakan. Ga perlu ditanya, kamu udah inisiatif sendiri Anindya. Kamu karyawan yang bisa di andalkan"

"Jadi bapak suka sama saya. Supaya saya bisa diandalkan aja dalam pekerjaan? Terus apa tuh? pake nyama nyamain perasaan saya sama laporan lagi"

"Nin. Liat saya? Apa saya keliatan orang yang seperti itu?" Regan memegang daguku, di sejajarkan dengan wajahnya. Jantungku berdegup tak karuan, salah tingkah aku menelan ludahku sendiri.

"Iya sih. Eh maksudnya kadang kadang ga sering sering amat kok" Ucapku miris, Regan menghela nafasnya.

"Intinya saya tulus suka sama kamu Nin, maaf ya kalo sampe kamu mikir saya ga serius. Tapi saya beneran suka sama kamu Nin, saya ga bercanda sama perasaan saya. Ga ada sangkut pautnya sama pekerjaan kamu. Tapi kalo ternyata kamu sudah punya pacar, ya ga apa apa. Saya ga mungkin merusak hubungan yang sudah kamu jalinkan? Toh juga artinya kamu ga suka sama saya" Aku tertawa, dia berhasil kena tipu. Regan tampak sedih.

"Pram itu kakak laki laki aku. Pramudya dan Adiknya Anindya. See"

"Jadi kamu belum punya pacar? Seriuskan Nin?" Aku mengangguk menjawabnya

"Yessss! Okey emmmm Nin saya sayang sama kamu Anindya! and Will you be my girlfriend?"

Aku tersenyum menatapnya, dan mengangguk

"Jawab dong"

"Iya aku mau Pak"

"Ckck kok Bapak sih, panggil nama aja. Saya bukan lagi ngajak kamu meeting"

"Iya Regan, aku mau jadi pacar kamu. Aku sayang kamu juga" Regan tersenyum dan mengecup keningku lama.

"Makasih ya. Masih mau makan ga?" Tanya Regan memelukku dengan erat.

"Mau makan mie tek tek" Aku tertawa

"Ga mau makan ayam petir aja?" Kan mulai lagi ngeselinnya. Aku memukul dada bidangnya, ya ampun keras sekali, sabar Nin jangan di raba dulu nanti si Regan jadi ilfeel sama kamu. Aku terkikik.

"Kamu aja yang kesamber petir" Regan tertawa mencium rambutku. 

SO MUCH FOR MY HAPPY ENDING (CERITA LENGKAP ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang