CALON MENANTU KELUARGA

2.1K 147 3
                                    

Aku pamit kepada Renata dan Raden Wijaya pukul 14.00 memang sudah terlalu siang. Aku mungkin bisa sampai rumah setelah ashar. Aku sudah mengabari Ibu bahwa aku akan pulang telat karena ada insiden menjenguk orang sakit dadakan. Tentu saja Ibu masih mengirimkan balasan pertanyaan tentang siapa yang sakit? bagaimana bisa menjenguk orang sakit dengan pakaian olahraga? bukankah itu terlihat tidak sopan?

Aku belum punya waktu membalas rentetan pertanyaan Ibu. Mungkin akanku fikirkan kembali nanti. Saat ini aku dan Pak Regan tengah dalam perjalanan menuju rumahku. Tidak ada yang berusaha membuka percakapan, aku meringis mengingat kejadian memalukan tadi. Rasanya saat ini aku mau langsung pindah planet. Menurut postingan akun instagram @Folkashit ada beberapa planet yang bisa dihuni manusia selain bumi. Planet ini diperkirakan 60 persen lebih besar dari Bumi. Orbitnya pun sangat mirip dengan planet kita. Kepler-452b mengorbit bintangnya setiap 385 hari dan memiliki suhu yang sama dengan bumi. Planet ini berpotensi layak huni menggantikan bumi. Mungkin aku bisa mendaftar sekarang ju ..

"Anindya" Pak Regan berdeham.

Astaghfirullah kaget. Kok Firaun ini punya badan yang menggiurkan banget ya? Aku sempat curi curi melihat lengan Pak Regan yang Allahu Akbar ...

"Terima kasih ya kamu hari ini udah bantu saya" Ya ampun. Aku melirik suara berat itu. Masih tanpa ekspresi. Aku menelan ludah mengangguk bodoh. Pak Regan tersenyum memutar musik dengan lagu The Overtunes Bukan Sekedar Kata dan memecah keheningan diantara aku dan mahluk sexy ini. Sexy? sexy?

Iyakkkk sexy banget si Firaun ini!

"Kamu ga lagi sakitkan?" Aku menggeleng.

"Kamu dari tadi diem aja. Biasanya berisik banget kaya petasan. Atau kamuuuu mal -?" Pak Regan memicingkan mata melihatku

"Stop ga usah di bahas. Please Paaaaaaaaak" Aku menutup wajahku yang mungkin sudah merah terbakar rasa malu.

"Lagian kamu kok bisa salah masuk kamar?"

"Pakkkk kan saya udah bilang ga usah dibahas!" Pak Regan terkekeh. Ya Allah kuatkan iman hamba. Ini ketawanya Regan kenapa renyah banget kaya keripik pisang, gurih dan manis. Kalo aja manusia ini ga suka kumat nyebelinnya mungkin aku bisa terjang sekarang. Tapi ampun ampun kalo lagi kumat nyebelinnya rasanya aku pengen rukiah aja. Supaya Jin tomangnya ilang.

"Kamu cantik loh pake baju dress kaya gitu. Hmm apa ya? Kalem" Aduh aduh ini mulai minta belai apa gimana sih?

"Biasanya saya kurang kalem ya Pak?"

"Biasanya kaya ulet bulu" Coba! dia rencananya mau ngelawak apa pure menghina sih ini? aku jadi bingung mau ketawa atau mau jambak rambutnya!

~oooOOOooo~

Pak Regan mengantarku persis didepan pintu gerbang rumahku. Aku mengucapkan terima kasih atas baju baru yang diberikan Renata dan mengantarku pulang.

"Hmmm kamu sama Rangga itu beneran pernah punya hubungan khusus emmmm.. i mean ... pacaran?" katanya bertanya hati hati sebelum aku turun dari mobilnya. Aku mengangguk

"Kalo pertanyaannya pernah atau nggak. Saya jawab pernah, tapi sekarang udah ga lagi" Pak Regan mengangguk sambil mengetuk ngetuk stirnya.

"Kenapa emangnya? kok bapak kepo? bapak mau bawa gosip ini ke kantor ya? telat Pak semua orang di kantor udah tau" Jawabku lagi terkekeh.

"Iyalah. Gimana semua manusia ga tau. Rangga kalo sama kamu itu ibarat abu jahal ama dosanya" Pedes bener tuh mulut. Ya Allah pengen cium aja kalo begini, ga tega nimpuk soalnya lagi cakep.

"Ya Allah Pak tuh mulut. Abis makan cabe jablay ya? pedes bener"

"Udah sana turun. Kamu ga berharap saya turun dan bukain pintukan?"

"Ya Allah iya Pakkkkkkkkk. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam pacar" Allahu Akbar.

"Jangan sembarangan. Cuma hari ini aja ya saya bantu Bapak. Dah bye" Aku turun dari mobil Pak Regan. Baru menutup pintu mobil aku malah berpaspasan dengan Ibuku, kayanya Ibu baru pulang dari pengajian deh. Soalnya di tangan Ibu ada kantong merah nasi kotak. Kalo di daerah ini disebutnya 'Besek'

Di rumahku sering banget loh ada makanan khas besek. Seperti kue lumpur, kue unti, kue apem, lemper kadang lengkap sama ayam bakar atau nasi kuning. Ibu tuh suka banget ikut acara acara majelis taklim. Kalo ga salah nih ya ada 3 atau 4 majelis taklim pengajian yang ibu ikutin. Bisa dibilang Ibu ini orangnya social butterfly, karena Ibuku bener bener se-ramah dan seterkenal itu pada semua kalangan yang dia jumpai. Pernah juga dicalonin jadi ketua RW tapi Ibu malah ga mau. Katanya ketua RW itu tugasnya berat, katanya Ibu juga ga mau repot mikirin urusan rakyat.

"Ibu dari Pengajian?" Tanyaku saat cium tangan kepada Ibuku, dan Ibu mengangguk menjawabnya. Aku tersentak kaget, saat ada tangan yang ikut ikutan cium tangan juga. Dan orang itu

"Assalamualaikum Ibu. Saya Regan"

"Waalaikumsalam. Ini siapa Nin? pacar kamu? perasaan tadi perginya sama Rangga? tapi kok pulangnya sama Regan?"

"Enghhh. Bukan pacar Anin bu" Aku melirik Pak Regan. Bingung sekali mau jawab apa. Lantas aku menggelengkan kepala cepat.

"Tadi ada insiden Bu. Jadi tadi Rangga dan Anin ketemu saya di Gbk buat olahraga. Tapi pas olahraga saya dapet telpon bahwa Kakek saya sakit. Jadi dengan kebaikan hati Rangga dan Anin mereka malah ikut saya jenguk Kakek. Sebagai rasa terima kasih saya. Jadi saya belikan mereka baju baru, supaya lebih nyaman aja karena udah sore ga enak kalo masih pake baju tadi pagi apalagi bekas work out" Wow seharusnya aku merekam ucapannya, mencatat dan mempostingnya agar bisa di abadikan dan diberi rekor muri.

Baiklah lebay.

"Ya Allah. Yaudah masuk dulu nak Regan. Ibu mau masak nih, sekalian cobain aja yu"

"Wah saya merasa terhormat Bu. Boleh kalo begitu"

~oooOOOooo~

Ibu mengeluarkan semua kue yang dia dapat dari pengajian, dan menatanya di piring. Aku mengeluarkan teko sedang dan mengisinya dengan air putih, mengambil gelas 3 buah dan menyajikannya di ruang tamu. Pak Regan duduk di ruang tamu, dia mengenakan kaos polo biru dongker dan celana jeans. Harum wanginya menyebar keseluruh ruangan tidak menyengat, tipekal wangi yang bisa menambah kharisma pada diri seseorang semakin terlihat.

"Regan itu siapa kamu? pake beliin baju yang warnanya samaan sama kamu?" Ibu menyenggol lenganku ketika di dapur, Ibu berbisik lebay. Aku tersenyum pura pura berjalan jinjit* seperti pencuri yang takut ketahuan dan berbisik pada Ibu.

"Itu Bos aku dikantor Bu. Bukan pacar aku" Aku tekikik geli

"Ya Allah anaknya siapa ini lebay banget" Ibu memutar bola mata "Eeehh tapi kalo mau jadi pacar atau calon suami boleh juga deh Nin. Ibu restuin soalnya ganteng banget. Jadi bisa memperbaiki keturunan" Astaghfirullah memperbaiki keturunan katanya?

"Ya Allah Ibuk! emangnya Anindya sejelleeeekkk ituh sampe harus memperbaiki keturunan? gini ginikan aku hasil produksi Ibu sama Ayah"

"Suuuuttt jangan berisik. kamu bisa ga sehari aja jangan kaya petasan. Udah sana ke depan Ibu mau goreng lauk"

"Ya Allah Bu. Emang Pak Regan anak kecil perlu ditemenin"

"Dia bukan anak kecil. Dia Tamuuuu Nin. Dan Ibu punya firasat dan firasat Ibu kuat"

"Apa?"

"Dia calon menantu keluarga. Selain Boss dikantor? dia juga keturunan orang kaya ya?"

Tuhkan. Liat Ibuku saat ini. Keliatan semangat banget. Aku yakin kalo Pak Regan benar benar jadi menantunya. Tidak sampai 1 hari berita ini akan sampai seantero kelurahan. Ibu pasti semangat pamerin bahwa aku akhirnya berhasil mendapatkan pasangan tampan dan mapan. Satu lagi dia adalah Regan Alfarizi Wijaya cucu dari Raden Wijaya. 

SO MUCH FOR MY HAPPY ENDING (CERITA LENGKAP ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang