HOW DEEP IS YOUR LOVE - BEE GEES

2.5K 177 2
                                    

Hujan deras turun membasahi wajah Jakarta, bau hujan yang khas serta angin malam membelai dan membuat pepohonan melambai-lambai disekitar GBK. Aku bersedekap memeluk diriku sendiri. Siyalnya aku membawa pakaian ganti yang tipis, kaos katun warna putih polos dan celana chino grey, aku tidak membawa jaket, untuk menghangatkan tubuhku di tengah angin malam yang menusuk. Pertandingan bukutangkis telah selesai, ingin sekali aku menghubungi Rangga, untuk mengantarku pulang. Namun saat ini tengah hujan deras aku tidak mungkin mengendarai motor dengan keadaan menggigil seperti ini. Kesialanku bertambah saat aku tidak menemukan satupun driver yang mau mengantarku pulang kerumah, kebiasaan aplikasi kendaraan online yang selalu terjadi saat hujan deras.

"Kamu nungguin gojek?" Tanya Pak Regan. Heran nih orang suka banget muncul tiba tiba kaya Jin Ifrit aja.

"Eh Bapak, saya kirain tadi udah pulang. Saya lagi pesen gocar nih Pak" Jawabku seperlunya tersenyum tipis, aku memerhatikan Pak Regan sudah berganti pakaian. Kemeja grey polos dilapisi dengan jaket kulit hitam dan celana slimfit berwarna hitam juga. Tak tampak ada titik keringat, Pak Regan sudah kembali maskulin seperti biasa.

"Ooowh. Kalo prediksi saya sih kamu ga bakalan dapet ... liat aja hujannya deres begini" Pak Regan mengeluarkan payung dari tas ranselnya, lalu melirik ke arahku.

"Biasanya juga prediksi saya jarang meleset. So yaa ... saya akan nawarin kamu satu kali ya, ekhm"

aku mengerutkan kening, apa maksudnya sih nih orang.

"... kamu mau pulang bareng saya ga Nin? hari ini saya bawa mobil"

"Hah?"

"Jawabannya bukan HAH? tapi mau apa nggak? kalo lama saya tinggal nih" Ok tanpa fikir lama, daripada aku harus terjebak disini lebih lama dengan hujan angin seperti ini, lebih baik aku nebeng ke mobilnya Pak Regan. Lebih cepat sampai rumah dan aku tidak perlu mengeluarkan uang, apalagi tarif ojek atau mobil online jika sedang hujan akan melambung tinggi, lebih tinggi daripada cita-citaku.

"Ok Pak, saya nebeng bapak aja" Jawabku cepat. Pak Regan tersenyum membuka payung yang dia punya, lalu secara cepat merangkul diriku agar bisa satu payung dengannya. Tinggiku setara bahu Pak Regan, kami berjalan bersisian.

"Biar kamu ga kebasahan, kita ke parkiran sekarang" Aku mengangguk

"Okey Pak" kusempatkan melirik Pak Regan. Pahatan wajah Pak Regan terlihat jelas saat ini karena jarak kami hanya terpaut kurang lebih 5cm. Pak Regan memliki alis yang tebal dan rapih hidungnya lumayan mancung, rahang yang tegas dan bibir yang tebal nan cerah merah muda ... ahh siyal kenapa manusia ini jadi terlihat tampan sekali? aku jadi deg degan begini. Aduh

"Pak kayanya payungnya kekecilan deh, saya ga usah pake payung juga ga apa apa kok Pak. Saya lihat Pak Regan kebasahan tuh" Aku mencoba memisahkan diri dari Pak Regan, sambil menunjuk bahunya yang basah terkenan tetesan air hujan.

Aku takut sebenarnya dengan Pak Regan yang seperti ini. Aku takut nantinya aku malah akan terbawa perasaan lagi dengan Firaun ini.

"Ga usah sok care sama saya Nin. Tuh mobil saya depan situ" Pak Regan malah mengeratkan rangkulannya kepadaku, lalu menunjuk arah dimana mobil jeepnya terparkir.

Pak Regan membukakan pintu mobilnya untukku. Aku menelan ludahku, waduh nanti pasti awkward banget nih. Apakah aku harus pura pura tertidur selama perjalanan? tapi kalo aku tidur beneran terus malah ngorok atau ngigo bukan ga mungkin Iblis ini akan memfotoku dan menyebarkannya di grup kantor atau bisa juga menjadi senjata agar aku semakin tunduk padah titah dia.

Tapi kalo aku tidak tidur, aku bingung mencari topik obrolan selama perjalanan ke rumahku, apalagi Pak Regan kalo ngomongkan irit banget, cuek, dingin. AC mobil aja kalah dinginnya sama sikap Firaun ini.

SO MUCH FOR MY HAPPY ENDING (CERITA LENGKAP ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang