SALAH MASUK?!

2K 136 3
                                    

Setelah perdebatan itu. Renata mencoba melerai dengan memberikan pertanyaan progress hubunganku dengan si Firaun ini. Regan tidak berbohong saat mengatakan bahwa aku bekerja dikantor yang sama dengannya. Jadi bisa disimpulkan bahwa hubungan ini berawal dari cinta lokasi dikantor.

Raden Wijaya menyuruhku untuk menginap tapi aku segera menolak permintaan beliau secara halus, maka sebagai gantinya sebelum aku pulang aku harus terlebih dahulu mandi membersihkan tubuh di rumah ini. Jujur aku sempat panik, khawatir setelah lari pagi tadi aku bau badan, hingga Renata dan Kakek atau Raden Wijaya sampai menuruhku mandi disini. Seperti menebak fikiranku Renata segera menjelaskan bahwa aku tidak memilki masalah apapun pada penampilan dan aroma tubuhku. Hanya saja ada baiknya sebelum pulang aku mandi dulu mengingat hari sudah semakin siang.

"Regan juga Mamah sering nasehatin. Kalo abis dari mana mana terus pulang kerumah, maka wajib hukumnya bersih bersih atau mandi" Baiklah sepertinya nasihat setiap orang tua selalu sama. Karena Ibuku juga selalu berkata seperti itu. Hanya saja alasan ibu menyuruhku mandi agar 'Setan Jalanan' tidak mengikuti sampai kerumah. Lucu memang, memangnya setan itu kuman? bisa dibilas dengan air.

Aku tidak menemukan Regan. Karena sialnya dia sudah naik ke atas duluan untuk mandi. Sedangkan aku masih di tahan oleh Renata yang excited menceritakan tentang sifat Regan yang keras kepala dan tertutup.

"Kamu mandi di kamar Mamah aja Nin. Naik ke atas ya. Kamar Mamah ada didepan tangga persis" Aku tidak mengerti dengan wanita itu. Dia benar benar percaya padaku? bagaimana jika aku orang jahat yang bisa saja merampok kamarnya.

"Ga apa apa Tante?"

"Mamah dong panggilnya. Kamukan calon istrinya Regan" Renata mengedipkan sebelah matanya. "Dan aku sudah bilang sama mbok Jah buat kasih kamu baju ganti"

"Ih gausah Tan, sorry i mean. Aku bisa langsung ganti baju pas sampe rumah. Lagian setelah ini Mas Regan langsung anter aku pulang"

"No no no. Kamu ga usah khawatir baju yang Mamah kasih itu baju baru kok. Mamah kan emang hobby koleksi baju. Lagian ukuran baju kita harusnya samakan?" Ga mungkin sama. Body Renata itu udah kaya Nia Ramadhani. Sedangkan body ku itu tebel.

Ga gendut loh ya. Tebel aja.

"Kalo gitu aku izin ke atas dulu ya Mah" Renata tersenyum dan mengangguk menjawabku.

~oooOOOooo~

Aku memasuki kamar yang dimaksud Renata. Jika kamar Raden Wijaya terkesan mewah berkelas. Kamar milik Renata lebih simple dengan desain Kamar Tidur Hitam Putih Minimalis Modern, akan lebih cocok bila ini menjadi kamar pria lajang menurutku. Kamar dengan gaya minimalis atau compact akan tentunya tidak akan memerlukan unsur yang banyak, sehingga akan sangat mudah untuk diterapkan.

Sebelum aku ke kamar mandi. Aku sempatkan untuk tidur di kasur yang entah berapa puluh juta harganya. Harum yang melekat di tempat tidur ini seperti harum wangi yang ku kenal. Terlalu maskulin untuk aroma wanita. Ini bau tubuhnya Pak Regan. Aku ingat betul harum tubuh Pak Regan saat memeluku di pertandingan badminton kala itu.

Apa jangan jangan Pak Regan kalo tidur masih suka di kelonin Renata?

Hih aku bergidik ngeri. Masalahnya Renata inikan bukan Ibu kandungnya Pak Regan? ditambah lagi mereka tidak terlihat seperti Ibu dan anak. Lebih cocok disebut pasangan.

Daripada membiarkan fikiranku traveling aku lebih memilih bangun dari kasur lalu menghampiri beberapa pajangan foto dan deretan piala. Baiklah ini milik si Raja Firaun pastinya, Renata pasti sangat menyayangi Pak Regan sampai sampai isi kamarnya dipenuhi foto bahkan prestasi Regan.

Aku mengambil salah satu bingkai kecil yang dipajang di atas nakas tempat tidur. Foto Regan tersenyum dengan seorang wanita muda ditaman rekreyasi Dufan. Wajahnya mirip Regan saat ini ...

"Kamu ngapain di kamar saya?" Aku berbalik dan menemukan Pak Regan tengah bertelanjang dada dengan pinggang dililit handuk menatapku serta menaikan sebelah alisnya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK. BAPAK KENAPA GA PAKE BAJU" Aku refleks memukul dada pak Regan hingga tanganku hinggap di payudaranya. Sumpah seharusnya Pak Regan pake BEHA sihhh kalo punya isi sepadet ini.

Astaghfirullah Anin sadar!

"Anindya kamu apa apaan si" Pak Regan menepis tanganku.

"Bapak ngapain disini!" Tanyaku sengit.

"Saya yang seharusnya tanya kamu. Ini kamar saya! Kamu ngapain masuk ke kamar saya hah?" Jadi ini kamarnya Pak Regan? kalo begitu aku salah masuk kamar? dasar Anindya bodoh. Tentu saja ini kamar Regan. Apa kamu tidak bisa mengambil kesimpulan dan penemuan penemuan yang kamu dapat tadi?

Hwaaaaaaa. Ibuk. mata anakmu yang suci murni telah ternodai.

"Balik badan dan keluar kamar saya sekarang Anin!" Firaun itu Mendorongku serta membuka pintu kamarnya agar aku keluar.

Ya Allah. Hari ini benar benar definisi cobaan di cobain. Aku berusaha menenangkan degup jantungku yang langsung orkestra.

~oooOOOooo~

SO MUCH FOR MY HAPPY ENDING (CERITA LENGKAP ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang