Aku mengisi botol minum di Pantry. Setelah itu mengambil gelas lalu membuat kopi instant. Mengaduk seduhan kopi hingga aroma kopi ini keluar dan menelisik hidung. Tangan kanan memegang secangkir kopi dan tangan kiri memegang botol 1 liter berisi air putih. Ya, mengisi air untuk formalitas, karena nyatanya aku tidak terlalu suka minum air putih kalau saja Rangga tidak sering menceramahiku betapa pentingnya peran air putih pada tubuh, supaya tubuh tidak mengalami gangguan pada fungsi pencernaan dan penyerapan makanan. Rangga menceramahiku karena aku sering sekali curhat sembelit. Salahku memang yang jarang minum air.
Raja Firaun Galak : Pagi Anindya. Saya sudah transfer lemburan kamu. Terima kasih sudah nolong saya. Have a great day
Aku takjub dengan kalimat yang di ketik Pak Regan lewat whatsaap ini. Seandainya saja setiap hari bisa bicara dengan tutur kata yang baik seperti ini. Aku tidak perlu menguras emosi setiap kali bicara dengannya. Langsung saja tanpa berlama lama ku buka aplikasi mobile banking ku dan mencari menu mutasi transaksi
"WHATTTTTTTTT ANJIRRR TIGA JUTA LIMA RATUS" Gila gila gila. Aku kok merasa jadi kupu kupu malam ya? Eh tapi kan kemaren kejadiannya siang?
Kupu kupu siang dong?
Aku menggeleng cepat. Fokus fokus Anin
Padahal aku cuma nemenin dia jenguk kakeknya yang lagi sakit. Sebenernya aku juga ga berharap dapet kompensasi apapun. Beneran niat nolong.
Ok baiklah. Sebelumnya aku memang mau menerima uang lemburan itu. Namun sebelumnya ku fikir ini benar benar lembur yang benar benar lembur pekerjaan.
Lembur project baru, yang mungkin saja team marketing membuat campaign baru ketika weekend. Aku mencoba memikirkan ketikan balasan pesan whatsaapnya.
Raja Firaun Galak : Pak menurut saya ini berlebihan. Saya beneran ngelakuin itu karena saya punya rasa kemanusian.
Aku menarik nafas dan
Raja Firaun Galak : Baik Pak Terima kasih kembali
Pesan sebelumnya ku hapus, bukankah setiap rezeki yang datang itu pamali jika di tolak? Sepertinya aku tidak perlu berbasa basi dengan Pak Regan. Hitung hitung ini adalah kompensasi dari sikap menyebalkannya selama ini.
Aku tersenyum senang.
"Lagi burn out nih kayanya hidup lo gue liat liat. Pagi pagi udah nyeduh kapal api aja" Aku berpas pasan dengan Mas Tirta. Hari ini Mas Tirta terlihat sangat formal memakai slimfit hitam dipadukan dengan baju batik navy. Udah kaya pns mau rapat triwulan.
"Jelaaaaaas lebih enaaaaaak" Aku nyengir. Kuucapkan slogan brand tersebut dengan nada yang suka muncul di iklan tv. "Rapih banget lo. Mau kemana siiiik pake batik. Hari senin mah pakenya putih putih" Kataku berjalan menuju kubikel, meletakan kopiku sekitar dua jengkal dari Komputer.
"Itu mah seragam keponakan gue yang masih esdeh. Tiap senin gue perhatiin pakenya putih putih" Mas Tirta duduk disampingku. Tempatnya Hanna, orangnya sih ga tau lagi kemana. Mungkin lagi ke toilet setor tunai.
"Hahaha keponakan banget nih Mas? Cari istri dong Mas. Masa perhatiinnya keponakan"
"Yasalam pagi pagi udah di roasting aja gue" Mas Tirta mengambil cangkir kopiku lalu meneguknya tanpa permisi. Para mahluk berbatang yang ada di kantorku memang seperti ini, terlalu friendly dannnnn terlaluuu intim untuk sekedar jadi teman. Untung saja aku tidak berpacaran dengan salah satu dari mereka, aku pasti kebakaran jenggot jika tahu pacarku suka minum satu gelas dengan bibir wanita lain. Seperti yang sering dilakukan Mas Tirta dan Rangga sohibku. Ngomong ngomong si Rangga kemana ya? aku belum melihatnya dari tadi?
"Enak nih kopinya Nin. Boleh dong gue request tolong buatin kopi begini. Takarannya pas" Mas Tirta meneguk sekali lagi kopiku. Aku memutar bola mata.
"Buset! mau bayar pake apa lu? nyuruh nyuruh gue buat kopi?" Aku mencebik ketika mengambil cangkir kopiku dan ternyata isinya tinggal setengah, bahkan sudah terlihat ampas ampasnya.
"Pake mas kawin mau ga? udah ada nih gue. Langsung dibayar tunai" Mas Tirta menaik turunkan alisnya.
"Idihhhhhhhhhh najessssss" Serem banget anjir digodain Om- Om. Walaupun si Mas Tirta ini lumayan cakep sih. Cuma yaaaa agak gimana gitu yakan?
"Tadinya gue kira lu lagi suntuk pagi pagi udah ngopi. Tapi setelah gue liat lagi kayanya semringah banget nih. Abis dapet uang kaget lu?" Iyah ahahaha. Dari Mister Money.
"Eh Mas Tirta bin Haji Muhiidin. Pagi pagi kan harusnya happy kita sebagai mahluk masih diberikan nafas sama sang pencipta nikmat sehat, panjang umur"
"Masya Allah. Gue jadi takut Nin. Lo ga kesurupan Haji Muhidinkan? pagi pagi tumben positive vibes"
"Ya Allah naudzubillah kesurupan bapak lu. Jauh jauh. Maaf yang Pak Haji. Mas Tirta duluan yang ngajakin bercanda" Aku berlagak memohon ampunan. Mas Tirta terkikik geli.
"Nin Lu ada hutang kerjaan sama Pak Regan gak?" Mas Tirta berdeham, sedikit berbisik kepadaku. "Hah? ga ada kok Mas" aku menggeleng.
"Lo liat ke arah jam 9, gue takut deh. Pak Regan ngeliatin kita mulu dari kaca ruangannya, matanya udah kaya siap gelinding. Gue takut banget dijadiin sambel geprek Nin. Suara kita berisik banget ya emangnya?" Waduh. Aku beneran ga punya utangan deadline padahal.
Raja Firaun Galak : Masih pagi udah gosip. Jobdesk kamu kurang banyak ya?
Anin : Astagfirullah Pak. Udah cukup banyak kok Pak.
Raja Firaun Galak : Perlu saya beliin jam tangan yang lebih besar?
Siap Pak Besok saya pake jam dinding ditangan. Ujarku dalam hati sambil membaca whatsaap masuk Pak Regan.
Anin : Astagfirullah Pak. Siap Pak saya langsung laksanakan kerja sekarang.
Raja Firaun Galak : Mas Tirta udah ganti divisi? ngapain duduk di sebelah kamu?!
Aku mengerutkan kening membaca whataap dari Bos gila. Ya kenapa sih? ngobrol sebentar sama Mas Tirta, ini cuma ngobrol loh Astaghfirullah bukan lagi berbuat asusila. Heran banget! pagi pagi udah marah marah aja, abis sarapan kalajengking alaska kali ya? Perasaan karyawan lain juga ada yang belum dateng. Ini si Hanna juga belum mulai kerja karena lagi setoran. Ya Allah bisa ga sih ruangan aku ga depan depanan banget sama ruangan Firaun ini. Berasa jadi tahanan belanda.
"Mas Tirta bisa balik ke kubikelnya gih, Please banget. Pak Regan kayanya lagi kesurupan reog. Ga bisa ngeliat orang ketawa sedikit di jam kerja" Mas Tirta malah ketawa.
"Padahal niatnya gue mau kerja disamping lo" Mas Tirta menunjuk tempatnya Rangga.
"Ga bisa ini tempatnya Rangga Mas"
"Rangga ga masuk tau Nin dia sakit" Mas Tirta tersenyum licik. "Nin maaf banget gue harus korbanin lo, cuma nontonin drama orang yang lagi cemburu buta seru banget"
"Maksud lo apa sih anjir?"
"Gue rasa Regan cemburu" Gila? Pak Regan cemburuk? sama aku?!
Ga Mungkin Oi
Aku memeragakan seperti mengambil sesuatu yang terjatuh dari bawah dengan kedua tangan..
"Ini otak kamu ketinggalan Mas Tirta" menyerahkan kedua tangan kosongku ke Mas Tirta. Aku tertawa sarkas.
Mas Tirta tidak tertawa, dia bediri lalu mengusap rambutku dan mencubit pipiku.
"Gue balik ke kubike..." belum sempat Mas Tirta melanjutkan kata. Suara pintu ruangan Pak Regan terbuka.
"Anin keruangan saya sekarang!" Pak Regan berkata dingin, tatapannya tajam. Setelah berkata seperti itu dia masuk kembali tidak lupa pintu ruangannya langsung di tutup rapat
"Mampus deh gue" Mas Tirta terkekeh.
"Siap siap di keramasin nin"
"Bangsat lo Mas. Ya Allah pengen jadi duta shampoo lain aja rasanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
SO MUCH FOR MY HAPPY ENDING (CERITA LENGKAP ✅)
ChickLitNamanya Pak Regan. Boss super kejam, nyinyir tapi sexy yang pernah Anindya temui di bumi. Hal ini tentunya bukannya hanya Anindya yang merasakan, para kacung korporat termasuk mantan terindah Anindya yang kini jadi rekan kerjanya juga memvalidasi ha...