BUBUR AYAM PADANG MASHYAR

2.2K 169 5
                                    


"Yakin dong Pak. Kenapa harus ga yakin?"

"Rangga" Aku menekan suaraku, agar bocah tolol ini notice kalo aku kurang setuju dengan idenya

"Oke saya traktir ya hari ini" Baiklah. Pada akhirnya aku bisa apa?

Aku, Rangga dan Pak Regan jalan ber-iringan pada akhirnya. Tidak ada satupun yang memulai percakapan. Namun sepanjang perjalanan ada saja tingkah Rangga yang membuatku gemas. Ingin sekali mencubit ginjalnya.

Rangga yang tiba tiba merangkul pundak lalu mencubit pipiku. Lalu Rangga yang melepas jepitan di rambutku. Rangga yang menyapa orang tak di kenal sepanjang jalan. Benar benar seperti berjalan dengan anak sekolah dasar tingkahnya. Namun dari semua perlakuan Rangga yang kekanakan. Aku menyadari ada tatapan tajam yang di berikan Pak Regan sejak tadi ia perhatikan.

"Bang bubur ayamnya dua ga pake kacang ya" Rangga berkata sambil duduk di bangku.

"Tiga dong. Kamu ga liat ada saya juga?"

Aku berdeham kecil, akankah makan bubur ini menjadi waktu yang panjang untuk kami? semoga tidak.

"Maaf pak. Saya ga tau kebiasaan bapak makan bubur gimana" Rangga menjawab nyengir kuda.

"Sebenarnya saya ga biasa makan bubur untuk sarapan"

Ya aku juga akan berfikir seperti itu, seorang yang berbadan atletis akan kemungkinan kecil breakfast menggunakan bubur ayam atau nasi uduk. Mungkin mereka akan memakan dedaunan saja di pagi hari atau sarapan dengan embun.

Tapi hey. Jika dilihat tubuh Rangga ini juga lumayan. Walaupun tidak terlalu menonjolkan otot otot yang berlebihan, tapi menurutku badan Rangga juga atletis seperti badan badan para atlet lari atau perenang. Tapi Rangga tetap makan makanan seperti bubur ayam, nasi uduk ataupun makanan dengan tinggi kalori lainnya.

"Mas Mba .. maaf kebetulan ayamnya abis ini. Untuk toping ayamnya saya ganti sate usus ya sama cakwenya saya banyakin" Kata Abang penjual buburmya mengintrupsi.

"Yah Bang. Jadinya Bubur usus dong" Jawabku.

"Daripada bubur hati Neng. Zaman sekarang jangan pake hati. Kalo ternyata ujungnya ga bisa bareng. Sakit loh Neng"

"Yaelah bang malah curhat. Kaya Fajar sad boy aja bang suka bikin kata kata mutiara" Sahut Rangga menimpali.

"Kok Mas nya tau nama saya siapa?"

"Nama abangnya Fajar?" Rangga bertanya. Abang tukang buburnya pun mengangguk semangat.

Aku dan Rangga langsung tertawa saat mata kami bertatapan.

"Ye kok malah ketawa sih. Jadinya gimana nih?" Abang Fajar terlihat kebingungan. Mungkin dia juga tidak mengerti apa yang sedang aku dan Rangga fikirkan.

Termasuk Pak Regan si manusia kaku.

Pak Regan tidak mungkin update tentang cerita viral Fajar sadboy di youtube.

"Yaudah Bang ga apa apa. Saya tambahin telur puyuh juga ya" kataku menambahi Rangga

"Pesanan saya tolong samakan dengan mba ini ya Pak" Pak Regan menambahi ketika mengucapkan kata 'Mba ini' dia hanya mengarahkan Abang tukang bubur agar matanya melihat ke arahku.

Kalau saja Rangga tidak basa basi mengajak Raja Firaun ini makan bersama. Aku pasti akan bisa menikmati sarapan bubur tanpa sulit menelan dengan tatapan dinilai dengan Pak Regan.

Bubur ayam datang, aku menuangkan sendok sambal ke 3 kalinya hingga akhirnya Pak Regan mengintrupsi perbuatanku.

"Kamu mau pulang kerumah sakit abis ini Nin? sambel kamu kebanyakan. Saya ga akan kasih izin sakit besok, kalau ternyata kamu diare setelah ini"

"Pak tenang aja. Ususnya Anin ini terbuat dari pipa paralon. Bahkan kalo makan samyang aja masih pake cabe rawit"

"Ga heran kalo ngomong pedas" Pak Regan berucap tanpa ekspresi sambil menyendok bubur ayamnya.

Aku mencubit perut Rangga.

"Bapak beneran ga mau kasih saya cuti sakit? kalo saya sakit beneran?"

"Saya bercanda" lihat! dengan ekspresi menyebalkan seperti itu dari mana orang akan tau bahwa kalimat yang dia sampaikan hanyalah bualan? dasar Raja Firaun datar, muka tembok. Menyebalkan.

Aku berdecih "Bapak akan menginzinkan manusia cuti sakit kecuali orang itu sakaratul maut di kantor"

"Hanya manusia jompo yang sering sakit"

"Jadi apakah Bapak termasuk dari jenis manusia"

"Ya yang pasti saya bukan manusia jompo"

"Tapi manusia serigala?"

"Maksud kamu apa? kamu lagi ngatain saya"

"Saya hanya bercanda" aku mengedikan bahuku acuh. Mengikuti gaya Pak Regan sebelumnya. Pak Regan menatapku tajam, tentu saja aku balas tatapannya.

'Kita satu sama!'

Sepanjang kami manyantap bubur ayam. Rangga selalu memulai topik pembicaraan. Sebenarnya Rangga memang tipekal cowo cowo ceriwis yang bisa menempatkan diri setiap suasana. Malah menurutku cenderung bawel untuk ukuran seorang pria. Itulah mengapa aku merasa cocok dekat dengan Rangga, sebagai sahabat?

Pak Regan sesekali menaggapi obrolan yang Rangga bangun, walaupun keliatan sekali tampak sekedar basa basi. Berbeda dengan Pak Regan sebelumnya, waktu office champ berlangsung. Saat itu sikap Pak Regan lumayan menyenangkan. Aku sampai berfikir bahwa suatu saat nanti mungkin Pak Regan masuk daftar teman yang bisa saja aku ajak hang out secara random. Seperti wisata kuliner atau sekedar nonton bioskop bersama.

Tapi entah mengapa, hari ini ketika ada Rangga diantara kami. Sikapnya jadi kembali super menyebalkan. Setiap kata kata yang ia keluarkan dari mulutnya seperti mengeluarkan semburan api jahanam yang membuat kebakaran.

Suara ponsel Pak Regan memecahkan obrolan kami. Dia mengangkat telpon namun sebelumnya menghela nafas terlebih dahulu.

"Hallo Mah"

" ... "

"Aduh please Mama ga usah ngarang cerita lagi deh. Saya udah tau itu pasti akal akalan Kakek dan Mamah"
" ... "

"Iya saya tau. Tapi masih ada Radit Mah. Radit lebih tua dari saya"

" ... "

"Ok. Saya kesana. Itupun karena saya ga mau di cap jadi cucu yang durhaka"

Pak Regan menutup telponnya sepihak. Lantas menatapku.
"Anin. untuk pertama kalinya saya akan meminta bantuan ke kamu dan saya harap kamu tidak menolak" Aku menaikan sebelah alisku.

Apa katanya? apakah aku tidak salah dengar? pertama kali? helllawwww mungkin jika di hitung ini adalah ke Dua Ratus Ribu kalinya aku mendengar Pak Regan meminta bantuanku.

"Pertama kalinya saya memohon dengan kamu Anin. Karena biasanya saya tidak meminta bantuan. Tapi memerintah"

Astaga Raja Firaun ini.

SO MUCH FOR MY HAPPY ENDING (CERITA LENGKAP ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang