Event 01

1.4K 82 4
                                    

Ctak..Ctak...Ctak...Ctakk!!

Suara bolpoin yang dimainkan terdengar memenuhi ruang kerja di mana terdapat dua orang perempuan yang tengah sibuk dengan urusannya masing-masing.

Hingga salah satunya mengerutkan kening, mulai terganggu dan menoleh penasaran pada Hana, si pelaku yang memainkan bolpoin sambil menatap kosong pada buku jurnal yang terdapat berbagai jadwal event yang menunggu untuk digarap.

"Woi! Awas kesambet." Ujarnya sambil melempar sebuah snack bar yang mendarat tepat di meja kerja Hana.

"Mikirin apa lo? Serius banget." Tanya Clara sambil kembali mengutak-utik keyboard MacBook menyelesaikan rincian keuangan yang akan ia laporkan pada Mas Seno nanti.

"Masalah venue yang lo urus bareng si Bene? Klien nggak setuju?" Tebaknya.

Hana menggeleng sambil membuka bungkus snack bar yang Clara lempar tadi, "Bukan, bukan masalah kerjaan. Ini gue cuma bingung, kira-kira kalau gue minta cuti satu hari, eh nggak, kerja setengah hari aja buat besok bakal diizinin nggak ya?"

Clara menolehkan lagi wajahnya pada Hana yang tengah menopang dagu, "Mau kemana?"

"Bokap gue minta ketemuan buat makan siang bareng. Lo tau kan, gue udah lama nggak ketemu bokap gue, dan katanya momen ini dia mau ngenalin gue ke keluarga calon mama baru gue, slash, calon saudara tiri gue."

"Ah, jadi bokap lo beneran mau lanjut sama tante yang lo ceritain waktu itu. Langgeng juga ya, setelah dua tahun, akhirnya lo punya mama baru." Goda Clara pada Hana yang terlihat nampak biasa saja.

"Kenapa akhirnya lo izinin bokap lo nikah lagi?"

"Ya, nggak apa-apa. Kalau dipikir-pikir kan gue nggak bakalan terus sama bokap gue, nanti gue bakalan nikah, ikut suami. Setidaknya saat itu terjadi, bokap gue nggak sendirian lagi. Ada seseorang yang bisa nemenin dia, sayang sama bokap gue, dan gue rasa selama ini papa emang kesepian setelah hampir sepuluh tahun kepergian mama." Jelas Hana panjang lebar sambil sesekali tersenyum mengingat momen-momen terdahulunya saat sang Mama masih ada di sisinya.

"Menurut gue, tante Risma orangnya baik, dia juga kelihatan tulus sayang sama bokap gue. Jadi nggak ada salahnya." Sambung Hana diselingi memakan snack bar rasa fruit delight yang masih tersisa.

Clara mengangguk-anggukkan kecil kepalanya.

Di tengah keheningan antara Hana dengan Clara, tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki seseorang menuju ke lantai dua. Dan tak lama kemudian di susul suara seorang laki-laki yang berhasil membuat Clara hampir tersedak saat meminum Iced Americano nya.

"Clar, laporan keuangan ready? Kalau udah, taruh mejanya Mas Seno aja."

"Satya sialan! Suka banget ngagetin gue." Dumel Clara sambil menyambar tisu yang Hana ulurkan.

"Sorry, gue nggak maksud."

"Kebiasaan." Balas Clara sambil melotot kesal pada si tangan kanan bosnya itu.

Satya si adik tingkat Clara yang kini naik jabatan.

Sedikit cerita mengenai event organizer tempat Hana bekerja ini merupakan milik kakak tingkatnya sewaktu kuliah dulu, Mas Seno.

Seno mendirikan bisnis ini dengan bekerja sama dengan orang-orang kenalannya. Tak heran jika mereka terlihat sangat akrab dan sering berbicara dengan bahasa yang lebih santai.

Contohnya seperti Clara dan Hana tadi, meskipun Clara lebih tua tiga tahun dari Hana, namun perempuan itu tidak ingin dipanggil dengan embel-embel Mbak. Karena katanya ia tidak mau dianggap sudah tua, dan panggilan Mbak terdengar tidak keren. 'Toh, orang-orang yang kerja disini selisih umurnya nggak terlalu jauh.' Ujar Clara di awal perkenalan mereka dulu.

Colleague, Brother or Lover?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang