Event 25

390 59 15
                                    

"Truth or dare?" Tanya Bene kelewat bersemangat pada Cakra saat kepala botol menunjuk kearah laki-laki tinggi itu.

Ya, mereka tengah memainkan permainan truth or dare usai menyantap makan malam mereka. Daripada tidak melakukan apapun setelahnya, Bene dan Clara mengusulkan agar mereka memainkan sebuah permainan, dan berakhir dengan mereka semua yang sepakat untuk memainkan permainan itu. 

Supaya semakin seru dan menantang, Cakra menambahkan peraturan untuk siapa yang tidak sanggup menjalankan tantangan maupun tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan, maka orang tersebut harus meminum hingga tandas satu bir kalengan yang disediakan. Yang pada awalnya membuat beberapa orang menentangnya, termasuk Hana. Dengan beralasan Arin yang tidak boleh minum bir. Padahal alasan yang sebenarnya adalah, perempuan itu yang takut akan mabuk nantinya.

Tapi apa boleh buat kalau yang menentangnya tidak ada separuh dari orang-orang yang ada. Mau tidak mau Hana harus menuruti kemauan dari voting terbanyak, kan?

Dan untuk Arin sendiri, ia tidak mempermasalahkan. Nanti saat mendapatkan giliran bermain, perempuan itu akan berusaha untuk menjawab dan melakukan tantangan yang diberikan agar tidak perlu meminum bir. Bahkan Seno mengajukan diri akan meminum jatah Arin, kalau pada akhirnya staf termuda di kantornya itu mendapatkan hukuman.

Dengan begitu permainan lalu segera dimulai, dan giliran pertama jatuh pada Cakra yang memilih truth untuk mengawalinya.

"Cupu, laki masa milih truth. Laki macam apa lo?" Sindir Bene pada Cakra.

"Ini baru permulaan. Hitung-hitung pemanasan." Balas Cakra tak lupa dengan menampilkan senyum congkaknya.

"Ayo, ayo! Kalian pada mau gue jujur soal apa?" Todongnya tidak sabaran.

Marko dan Bene adalah orang yang paling semangat berdiskusi tentang pertanyaan apa yang akan ditujukan pada Cakra. Hingga tiba-tiba Windy mendahuluinya dengan menanyakan hal yang membuat semua orang bersorak tidak percaya.

"Lo udah pernah atau masih perjaka ting-ting, Cak?"

"Woah, woah! Pertanyaan lo berani banget, Win." Goda Cakra sambil menaik-turunkan alisnya. Lelaki itu terkekeh kecil masih tidak percaya akan mendapatkan pertanyaan se-bold ini, terlebih dari Windy.

"Gue.... still virgin. And I'm proud of it!" Ujar Cakra dengan bangganya. Yang berhasil membuat semua orang ternganga lebar.

Seorang Cakra yang mereka kenal genit dan memiliki banyak mantan pacar ternyata masih perjaka ting-ting adalah suatu keajaiban dunia.

Benar kata orang, don't judge book by its cover.

Buktinya Cakra yang terlihat playboy dan suka bermain perempuan, nyatanya tidak senakal yang mereka pikirkan selama ini.

"Lo tenang aja. Gue ngga suka jajan sembarangan kok. Kalau itu yang lo khawatirin." Tambahnya, tak lupa sambil mengedipkan sebelah mata.

"Ewh! Siapa juga yang mau sama lo?!"

"Next! Next! Puter botolnya, Cak!" Seru Clara memperingatkan.

Semua orang tampak tegang menunggu kemana arah botol yang diputar Cakra akan berhenti.

Bahkan Hana sampai memejamkan mata dan merapalkan doa supaya botol itu tidak mengarah kepadanya.

"Nah......Dino! Truth or dare?"

Saat nama Dino disebut secara bersamaan oleh semua orang baru lah Hana menghembuskan nafas yang selama ini ditahannya.

"Dare! Buruan!" Ujar Dino singkat dan jelas.

Colleague, Brother or Lover?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang