Dengan ditemani suara Giring Nidji yang menyanyikan lagu Hapus Aku terdengar dari radio, Hana menikmati makan malamnya sambil melamunkan tentang banyak hal yang terjadi di hidupnya akhir-akhir ini.
Banyak sekali hal yang tidak terduga. Dan satu yang paling tidak ia sangka diantaranya tentu saja saat mengetahui kalau ternyata ia akan menjadi adik tiri dari Satya. Teman sekantornya sendiri?!
Hana geleng-geleng kepala tidak paham dengan bagaimana cara kerja semesta di hidupnya.
Kenapa hidupnya sudah serupa dengan cerita dalam sinetron dengan ciri khas judul super panjang yang sering Bene dan Clara tonton tiap jam istirahat makan siang?
Kalau hidupnya ini diangkat menjadi sebuah sinetron, maka akan berjudul, Kakakku ternyata teman kantorku sendiri.
Hana menggeleng cepat, "Hahh..apa-apaan. Nggak banget." Ucapnya sebelum menyuapkan sesendok penuh nasi goreng hingga pipinya mengembung.
Suasana dapur bersama di kosannya malam ini terlihat sangat sepi. Mengingat besok adalah hari Sabtu, weekend, yang mana para teman kosnya yang kebanyakan para budak korporat akan libur esok hari. Dan tentu saja malam ini akan dimanfaatkan oleh mereka untuk pergi kencan maupun hangout dengan teman.
Namun hal tersebut tidak berlaku untuk Hana. Karena besok pagi ia masih harus berangkat bekerja. Ya beginilah hidupnya. Kalaupun besok pagi libur pun tidak ada yang berubah.
Mau malam Sabtuan, malam Mingguan, atau malam malam yang lainnya Hana pasti tetap tidak akan pergi kemana-mana. Selain karena menghemat pengeluaran—Hana mode anak kos sejati—tetapi juga karena Hana yang tidak punya teman selain anak-anak The One.
Dan Hana tidak menyesali hal itu, karena menurutnya memiliki teman-teman seperti mereka saja rasanya sudah sangat cukup.
Ya, meskipun terkadang ia merasa bosan. Karena setiap hari yang ditemuinya mereka lagi dan lagi. Tapi kalau sudah disuguhi kelakuan usil perpaduan antara Bene, Cakra, dan Marko saat di kantor rasa bosannya juga pasti akan hilang.
Lain lagi saat hanya dikosan saja seperti sekarang ini. Palingan Hana mengusir rasa bosannya dengan nongkrong di dapur, mencoba resep baru, dan memakannya bersama dengan Mbak Nara.
"Ngegalauin siapa lo, Han?"
Pucuk dicinta ulam pun tiba.
Orang yang dibicarakannya kebetulan sekali baru saja pulang.
"Siapa yang galau sih, Mbak. Lagunya aja kebetulan yang lagi di play ini." Balasnya sambil melirik kantong plastik yang Mbak Nara letakkan di atas meja.
"Tuh, martabak buat lauk."
"Wih!! Pas banget. Makasih, Mbak Nara." Ujar Hana lalu dengan semangat membuka kotak tersebut, mencomot satu dan melahapnya.
"Oh iya, gue tadi bikin nasi goreng, masih ada tuh."
Mbak Nara mengangguk, "Oke, gue mau mandi dulu aja, gerah."
"Oke."
Well, setidaknya sekarang Hana tidak sendirian lagi, karena ada Mbak Nara yang akan menjadi teman malam sabtuannya.
***
"Gimana tadi, acara makan siang bareng calon keluarga baru lo?"
Hana mengendikan bahunya, "Nggak gimana-gimana sih, Mbak. Ternyata calon kakak tiri gue itu kakak tingkat gue di kampus dulu."
Hana tidak berbohong kok. Kan memang benar Satya dan Dewa itu kakak tingkatnya dulu. Hanya saja Hana tidak menyebutkan secara spesifik, kalau selain menjadi kakak tingkatnya dulu, calon saudara tirinya itu juga merangkap menjadi teman sekantornya.
Karena kalau sampai ia mengatakannya. Bisa runyam urusannya. Meskipun Nara belum tentu mengenal Satya, tapi kan tidak ada salahnya juga untuk berjaga-jaga. Antisipasi.
Nara mengangguk-anggukkan kepala sambil menyeruput jahe hangatnya, "Bagus dong, jadi nggak ada yang perlu dikhawatiin lagi."
Iya, sih, tapi...
"Acaranya kapan?" Tanya Nara lagi.
"Bulan depan, acaranya cuma ijab qobul, sama resepsi yang undangannya cuma keluarga dekat aja."
Mengingat ini bukan pernikahan pertama mereka, jadi papa dan tante Risma sepakat untuk mengadakan acaranya secara kekeluargaan dan tidak terlalu mewah.
Rencananya tema yang akan digunakan adalah pesta outdoor, di Bogor, supaya tidak jauh dari keluarga tante Risma. Dan setelah menikah nanti, tante Risma akan diboyong papanya untuk menetap di Jakarta. Iya, tentu saja di rumah papanya dan juga Hana.
"Yah, berarti gue nggak diundang dong?"
"Nanti gue bawain sisa makanannya. Tenang." Balas Hana disusul tawa renyahnya.
"Ya kali makanan sisa, Han."
Hana dan Nara terdiam karena kembali fokus menonton serial drama yang diperankan oleh aktor Korea Selatan favorit mereka.
"Gue geregetan banget sama kakaknya. Dia itu sebenarnya baik apa jahat sih?!"
"Iya gue juga kesel. Kenapa adeknya malah mau diserahin ke polisi coba." Omel Hana di tengah adegan. Di mana sang kakak dari tokoh utama yang merupakan seorang hakim, malah ingin menyerahkan adiknya yang bernama Ryu Sung Joon pada kepolisian. Yang mana menurutnya tindakan tersebut merupakan pengkhianatan kakaknya terhadap adiknya sendiri.
Hana jadi geregetan.
"Di pause dulu deh, Mbak, gue mau ambil minum. Haus ngomel mulu." Pinta Hana sebelum beranjak mengambil minuman dari dalam kulkas, "Nitip sekalian nggak?"
"Ambilin keripik tortilla gue dong."
"Oke."
Dan sekembalinya Hana dengan membawa dua botol minuman dingin juga keripik tortilla dan keripik tahu, mereka kembali melanjutkan menonton drama Korea hingga larut malam.
***
"Makasih, Mas." Ujar Hana sambil mengembalikan helm yang dipakainya tadi pada abang ojek online.
Kalau kalian bertanya apa Hana tidak punya kendaraan sendiri karena hampir setiap hari perempuan itu selalu ke kantor naik ojol? Maka jawabannya adalah tidak.
Ada sih mobil, tapi kan dipakai papanya. Dan selain itu karena Hana lebih suka naik transportasi umum.
"Ya, ampun. Gue masih ngantuk banget." Keluh Hana sesampainya ia di pantry kantor. Duduk diantara Windy dan Clara.
"Habis ngapain lo semalem? Kantong mata lo kayanya bisa deh buat nampung recehan yang gue dapet dari Indomaret." Komentar Clara.
"Biasa. Nonton drakor yang lo rekomendasiin waktu itu."
Windy mengerutkan dahinya, "Drakor apa? Cinta-cintaan?"
Hana menggeleng, "Drakor bunuh-bunuhan. Seru banget!" Ujarnya berapi-api sambil membayangkan adegan kejar-kejaran yang ditontonnya semalam.
"Iya kan, gue bilang juga apa!"
"Oh iya, Han. Dari cerita lo di chat kemarin, habis bokap lo nikah, lo nggak ngekos lagi, apa gimana?" Sambung Clara setelah menyedot kopi hitamnya dari dalam tumblr bling-bling kesayangannya.
"Siapa bilang? Gue tetep ngekos kok. Nggak kuat gue kalau harus bolak-balik dari sini ke rumah. Kebayang macetnya aja gue udah mau nyerah duluan."
Selain itu juga karena Hana yang sudah terlanjur betah tinggal di kos-kosan milik budhe yang sudah ditinggalinya selama hampir empat tahunan itu.
"Terus-terus, gimana calon saudara tiri lo? Lo belum cerita bagian itu." Tanya Windy yang ikutan nimbrung di obrolan tersebut.
"Saudara tiri gue itu...
"Han, flashdisk yang dari Bene, lo yang bawa kan?"
...ada di depan gue sekarang!!
-
Ada yang bisa nebak Hana sama Nara nonton drakor apa?
Gunite, readers, selamat malam sabtuan 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Colleague, Brother or Lover?
ЧиклитFrom colleague, became brother, and ended up being a boyfriend? Is it possible? Written in Bahasa